Sate Beracun

Ada Hal Tak Biasa saat Kirim Sate Sianida, Bandiman Akui Tidak Curigai Pelaku

Penulis: anung aulia malik
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Driver ojek online (ojol) Bandiman (36) menceritakan kronologis dirinya diminta mengantar paket sate mengandung racun sianida, ditayangkan di YouTube Kompastv, Selasa (4/5/2021).

TRIBUNWOW.COM - Bandiman (36), driver ojek online (ojol) asal Bantul, Jawa Tengah, mengaku tidak merasakan kecurigaan apapun ketika mengirim paket makanan sate mengandung racun sianida pada Minggu (25/4/2021) kemarin.

Pada saat itu Bandiman menerima paket sate tersebut dari seorang wanita yang tidak diketahui identitasnya,

Baru-baru ini pelaku bernama Nani Apriliani alias NA (24) sudah ditangkap oleh pihak kepolisian.

Tersangka Pengiriman Sate NA di Mapolres Bantul Senin (3/5/2021). (KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO)

Baca juga: Nani Pakai Jilbab saat Kirim Sate Sianida, Ayah Korban Yakin Kenali Pelaku meski Baru Lihat Foto

Ditayangkan di YouTube Kompastv, Selasa (4/5/2021), Bandiman merinci kronologis dirinya menerima paket tersebut hingga akhirnya dikonsumsi oleh putranya NFP (8) yang kemudian tewas keracunan.

Bandiman bercerita, pada awalnya ia tengah duduk beristirahat di sebuah masjid di Kota Yogyakarta seusai salat Ashar.

Pada saat duduk bersantai itulah ia dihampiri oleh NA

NA kemudian meminta kepada Bandiman untuk mengirimkan paket makanan.

Kala itu Bandiman langsung bertanya kepada pelaku kenapa tidak menggunakan aplikasi.

"Lah kok enggak pakai aplikasi saja mba?" ucap Bandiman kepada pelaku saat itu.

"Kebetulan saya enggak punya aplikasi," ujar Bandiman menirukan jawaban pelaku.

Bandiman yang tidak curiga akhirnya menerima bayaran Rp 30 ribu dari pelaku dan mengantarkan paket tersebut ke alamat penerima yakni Tomy.

"Sebelum saya berangkat otomatis saya minta alamat yang dituju dan nomor telepon yang dituju," ujar Bandiman.

"Kemudian saya tanpa menaruh rasa curiga, terus saya membawa paket yang sudah tertera di HP saya," sambungnya.

Bandiman bercerita, saat tiba di kediaman penerima, ia langsung menghubungi kontak Tomy karena rumah nampak kosong.

Ketika dihubungi, Tomy selaku penerima sedang berada di luar kota.

Terkait paket yang dibawa Bandiman, Tomy mengatakan sama sekali tidak mengenal Hamid, nama yang dicantumkan pelaku pada paket makanan tersebut.

"Bapaknya (Tomy) bilang, saya enggak merasa kenal atau punya teman yang namanya Hamid," ujar Bandiman.

Kemudian Bandiman menyerahkan paket itu kepada istri Tomy yang ternyata berada di rumah.

Istri Tomy juga menolak paket itu karena tidak mengenal pengirim.

Pihak penerima pada saat itu juga tidak mencurigai isi paket makanan tersebut lalu memberikannya kepada Bandiman.

"Tanpa rasa menaruh curiga, istrinya tadi membolehkan, dipersilahkan paket takjil tadi dikasihkan kepada saya atas persetujuan suaminya juga," ungkap Bandiman.

"Silahkan diambil saja pak, buat bapak saja," kata Bandiman menirukan ucapan istri Tomy.

Bandiman bercerita, seusai menerima paket itu, ia pulang ke rumah.

Di rumah, makanan itu ia makan bersama istri dan kedua anaknya.

Namun hanya istrinya dan anak bungsunya yakni NFP yang memakan bagian lontong yang ditaburi bumbu sate.

"Anak (NFP) saya itu disuapin baru setengah sendok bilangnya pedas," kata Bandiman.

"Pedas sama pahit."

Bandiman bercerita kala itu anaknya pingsan sedangkan sang istri muntah-muntah.

Upaya penyelamatan pertama kali yang dilakukan Bandiman kepada NFP adalah memberikan minyak serta membalik posisi tubuh NFP supaya makanan bisa dimuntahkan.

Berdasarkan kesaksian Bandiman, muncul buih dari mulut NFP.

Ia lalu memutuskan untuk segera membawa anaknya ke rumah sakit, hingga akhirnya korban meninggal dunia.

"Di sana anak saya langsung mendapat perawatan medis selama kurang lebih sekitar 20 menit," jelas Bandiman.

Baca juga: Terbongkar Pelaku Lain dalam Kasus Sate Beracun di Bantul, Pria Ini yang Sarankan NA Balas Dendam

Baca juga: Dikenal Pendiam, Wanita Pengirim Sate Beracun Kerja Merantau di Usia 14 Tahun

Simak videonya mulai menit awal:

Pelaku Menyesal

Pelaku yang berasal dari Majalengka, Jawa Barat mengaku sebenarnya sasarannya adalah pria bernama Tomy.

Direskrimum Polda DIY, Kombes Pol Burkhan Rudy Satria menyebut NA mengaku menyesal telah membunuh orang tak bersalah.

"Dia pernah bilang kalau menyesal, karena ada korban lain yang meninggal (salah sasaran)," ucap Burkhan, dikutip dari TribunJogja.com, Senin (3/5/2021).

Hingga kini, pihaknya masih menyelidiki kasus tersebut, terutama terkait adanya tersangka lain selain NA.

"Kami masih melakukan pendalaman. Segala kemungkinan itu ada," sambungnya.

Menurut Burkhan, NA tak melawan saat diringkus petugas.

Selama ini, NA tinggal di Yogyakarta karena bekerja di sebuah perusahaan swasta.

Menurut Burkhan, NA membeli racun jenis kalium sianida (KCN) lewat online tiga bulan lalu.

Karena itu, aksi NA ini dianggap sebagai pembunuhan berencana.

"Racun tersebut sudah dibeli sejak tiga bulan lalu," ucap Burkhan.

NA membeli sebanyak 250 gram sianida seharga Rp 224.000.

Kemudian, racun itu disimpannya di rumahnya.

Hingga pada akhirnya, NA membeli sebungkus sate pada Minggu (25/4/2021).

Sate itu dibelinya di Kemantren, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.

Setelah itu, ia mencampurkan bumbu sate dengan racun yang sudah dibelinya.

"Sebanyak apa ditaburkan kita masih dalami," terang Burkhan. (TribunWow.com/Anung/Tami)

Sebagian artikel ini telah diolah dari TribunJogja.com dengan judul Cerita Lengkap Wanita Introvert Kirim Sate Beracun Ke Pria Pujaan Berujung Kematian Bocah di Bantul

Berita terkait Sate Beracun