Munarman Ditangkap

Usman Hamid: Kita Boleh Benci Munarman, tapi Itu Tidak Boleh Membuat Kita Berlaku Tak Adil

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Eksekutif Amnesty International, Usman Hamid menyoroti penangkapan mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman.

TRIBUNWOW.COM - Direktur Eksekutif Amnesty International, Usman Hamid menyoroti penangkapan mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman.

Dilansir TribunWow.com, Usman menganggap penutupan mata Munarman saat tiba di kantor polisi itu tak ada gunanya.

Apalagi dalam kondisi pandemi, lebih baik Munarman dipakaikan masker ketimbang penutup mata.

Munarman ditangkap Densus 88 dari rumahnya di Bukit Modern Blok G-5/8, RT 1/RW 13 Kelurahan Pondok Cabe Udik, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (27/4/2021). (Kolase (ISTIMEWA via TribunJakarta.com) dan (HO/TribunWow.com))

Baca juga: Presenter Angkat Tangan Fadli Zon dan Kapitra Ampera Terus Debat soal Munarman, sampai Jeda Acara

Baca juga: Permasalahkan Mata Munarman Ditutup, Fadli Zon pada Kapitra Ampera: Kan Anda Lawyer, Masa Gak Ngerti

Hal itu diungkapkan Usman dalam kanal YouTube tvOneNews, Jumat (30/4/2021).

"Apa ada gunanya misalnya menutup mata sudah tiba di kepolisian daerah. Setelah masyarakat mengetahui siapa yang ditangkap itu," ujar Usman.

"Apalagi kalau bicara konteks protokol kesehatan."

"Kenapa yang ditutup matanya, bukan mulut dan hidungnya? Anda bayangkan kalau menggunakan masker, matanya ditutup, kan salah."

"Jadi perlu kehati-hatian," lanjutnya.

Baca juga: Fadli Zon Didebat Politisi PDIP saat Sebut Penangkapan Munarman Diada-adakan: Mau Teroriskan FPI

Baca juga: Pakar Hukum Refly Harun Sebut Penangkapan Munarman Janggal, Singgung Faktor Kesengajaan

Usman menambahkan, aparat harus memperlakukan terduga teroris secara hati-hati.

Selain itu, Usman juga menyoroti kata-kata kasar aparat saat menangkap Munarman.

"Dan dalam undang-undang yang mengatur pelaksanaan penangkapan orang yang disangka melakukan tindak pidana terorisme harus menggunakan prinsip kehati-hatian dan praduga tak bersalah," ujarnya.

"Dan kami meminta kepolisian mengutus dugaan itu, termasuk apa yang tadi dikatakan sebagai ucapan verbal yang melecehkan, siapa yang melakukan itu."

Di ujung pernyataannya, Usman berharap tak ada diskriminasi perlakuan bagi Munarman.

"Supaya kita belajar, kalau kita tidak suka, kita boleh benci pada siapa pun misalnya pada Munarman."

"Tapi kebencian pada Munarman tidak boleh membuat kita berlaku tidak adil," tandasnya.

Simak videonya berikut ini mulai menit ke-8.25:

Bukti Munarman Terlibat ISIS

Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto mengungkapkan bukti eks Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman terlibat terorisme.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Prime Talk di Metro TV, Rabu (28/4/2021).

Diketahui sebelumnya Munarman ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri atas dugaan keterlibatan aksi terorisme pada Selasa (27/4/2021) lalu.

Baca juga: Henry Yosodiningrat Sebut Kiblat FPI ke ISIS karena Munarman, Advokat Ulama: Anda Menuduh, Buktikan

Hal itu dibuktikan dengan kehadiran Munarman pada baiat kelompok militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Makassar, Medan, dan Jakarta.

Awalnya Benny menjelaskan alasan Munarman ditangkap meskipun buktinya hanya menghadiri acara baiat.

"Muncul pertanyaan kenapa urusan baiat kok ditangkap? Pertama Makassar, kemudian Medan, kemudian UIN Jakarta," jelas Benny Mamoto.

Ia menyinggung saat itu Munarman hadir sebagai perwakilan FPI pusat.

Seandainya Munarman tidak setuju dengan acara baiat itu, tentu ia akan membubarkan simpatisan FPI yang hadir.

Namun Munarman malah hadir dalam dua acara baiat lainnya.

"Dalam konteks ini, ketika Munarman berada di tempat sebagai seorang petinggi yaitu sekjen organisasi, tentunya punya pengaruh kepada para jajaran anak buahnya," papar Benny.

Baca juga: Kenal Dekat dengan Munarman, Aziz Yanuar Bantah Eks Sekum FPI Terlibat ISIS: Kami Sangat Bingung

"Ketika pimpinan tidak setuju dengan baiat itu, pasti dibubarkan. Tetapi justru dia hadir di dua baiat berikutnya," lanjutnya.

Ia juga menyoroti fakta bahwa baiat tersebut dilakukan terhadap kelompok militan radikal yang telah melakukan aksi teror global.

"Yang menjadi penting, baiat ini baiat kepada ISIS," singgung Benny.

"Kita semua tahu ISIS mengikuti paham mengkafirkan semua orang di luar kelompoknya," tambahnya.

Ia mempertanyakan kemungkinan dampak baiat itu bagi penumpasan terorisme di Tanah Air.

"Di samping itu aksi kekerasan yang dilakukan semua orang tahu, ketika dia sudah berbaiat maka akan ikut dan tunduk mengikuti apa yang jadi arahan, perintah, atau fatwa dari pimpinannya," kata Benny.

"Di situlah kita semua tahu apa dampaknya," tambahnya. (TribunWow.com)

Baca artikel lain terkait