Reshuffle Kabinet

Menimbang Kemungkinan Nadiem Makarim Direshuffle, Adi Prayitno: Kemendikbud saja Babak Belur

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim memberikan sambutan dalam konferensi pers kerja sama antara Netflix dan Kemendikbud di gedung Kemendikbud, Jakarta, Kamis (9/1/2020).

TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik Adi Prayitno menyoroti isu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim yang santer disebut akan direshuffle.

Dilansir TribunWow.com, Adi menilai Nadiem akan keberatan jika diamanahi memimpin dua kementerian yang akan dilebur jadi satu, Kemendikbud dan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek).

Hal itu diungkapkannya dalam kanal YouTube Kompas TV, Senin (19/4/2021).

Pengamat politik, Adi Prayitno dalam kanal YouTube tvOneNews. Ia buka suara soal kemungkinan Nadiem Makarim direshuffle. (YouTube tvOneNews)

Baca juga: Respons Moeldoko saat Ditanya soal Isu Reshuffle, Irit Bicara sambil Berlalu: Yang Tahu Presiden

Baca juga: Ini Celah PAN Masuk Reshuffle Kabinet, Qodari Ungkap Sosok Menteri yang Dekat Jokowi Mungkin Diganti

Menurut Adi, hingga kini belum bisa memprediksikan siapa saja menteri yang bakal direshuffle.

"Sekali pun dua sekarang masih jadi teka-teki siapa menterinya," ujar Adi.

"Mendikbudristek kan tidak otomatis Nadiem akan dilantik kembali."

"Karena banyak nama baru yang di-soundingkan, yang dinilai punya kapasitas dan kompetensi untuk mengemban amanah, inovasi dan ristek," lanjutnya.

Terkait hal itu, Adi lantas menyinggung kritik yang banyak diarahkan ke Kemendikbud.

"Apalagi Nadiem, Kemendikbud aja agak babak belur jadi bulan-bulanan kritik."

"Apalagi ditambah beban tentang riset dan inovasi," ujarnya.

Baca juga: Usulkan Mahfud MD Di-reshuffle, Pengamat Singgung Kepulangan Rizieq Shihab: Pentingnya Apa?

Baca juga: Soal Isu Reshuffle, Pengamat Soroti Sikap Politisi NasDem Irma Chaniago: Sedikit Kesal dan Geram

Meskipun begitu, Adi menyebut belum bisa memastikan Nadiem bakal direshuffle.

Pasalnya, menurut dia, ada pula gelagat upaya memertahankan Nadiem di kursi menteri.

"Di sinilah tarikan nafas tentang siapa yang jadi menteri baru dalam pengubahan dua kementerian menjadi lebur ini."

"Belum tentu juga tapi ada tarikan nafas bahwa ada upaya mengganti Nadiem sekaligus ada upaya memertahankan Nadiem," tandasnya.

Simak videonya berikut ini mulai menit ke-8.31:

Ujang Komarudin Usul 2 Menteri Ini Ikut Di-reshuffle

Pengamat politik Ujang Komarudin menilai ada dua menteri yang perlu dievaluasi bahkan jika perlu dirombak.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Dua Sisi di TvOne, Kamis (15/4/2021).

Dikabarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan segera mengumumkan reshuffle Kabinet Indonesia Maju.

Baca juga: Hendri Satrio Ungkap Ciri-ciri Menteri yang Bakal Di-reshuffle: Sering Ditegur Jokowi Langsung

Beberapa tokoh mulai memprediksi nama-nama yang akan diganti, misalnya Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfhi, hingga Menteri Kominfo Johnny G. Plate.

Namun berbeda dengan prediksi tersebut, Ujang menyebut ada menteri lain yang seharusnya dievaluasi.

"Secara umum kinerja menteri ini, mohon maaf, di tengah darurat Corona ini belum ada yang luar biasa, belum ada yang kinclong," komentar Ujang Komarudin.

Presiden RI Joko Widodo memiliki sejumlah tujuan dalam pembentukan 2 kementerian baru, satu di antaranya adalah efisiensi anggaran. (Instagram/@jokowi)

Dalam skala 0 sampai 100, Ujang mengaku hanya akan memberi nilai 50 pada kinerja kabinet periode kedua pemerintahan Jokowi ini.

Ia memberi contoh pada kinerja Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.

"Saya melihat, mohon maaf ya, Menteri Pendidikan. Saya dosen, terdampak betul," ungkap pengamat politik dari Universitas Al Azhar ini.

"Pak Nadiem memang mengatakan, 'Profesor itu enggak penting'. Kita yang mati-matian berdarah-darah di kampus yang mengkritik habis," lanjutnya.

"Kedua, kebijakannya kontroversi," tambah Ujang.

Baca juga: BTP Kandidat Kuat Menteri Investasi, Refly Harun: Sampai Kapanpun Ahok Tidak Bisa Menjadi Menteri

Misalnya pada kebijakan "Kampus Merdeka", banyak dosen akan menganggur karena SKS mereka tersedot untuk kuliah praktek yang dicanangkan Nadiem.

"Kementerian lain misalnya Kementerian Desa," singgung Ujang.

"Itu 'kan ada jual beli jabatan, diindikasikan begitu. Ini 'kan jadi persoalan, masak dibiarkan? Tolong diinvestigasi dong, Pak Jokowi," lanjutnya.

Ia menyinggung ada dua aspek penting dalam keputusan seorang menteri dapat diganti atau tidak, yakni secara politis dan kinerja.

"Ini penting karena ada dua ukuran dalam reshuffle. Yang pertama, ukuran subjektif. Ukuran politis. Kalau dia tidak berprestasi bisa saja tidak diganti karena politis," terang Ujang.

"Tetapi ukurannya yang objektif apa? Ya, kinerja. Kalau kinerjanya bagus, maka pertahankan, kalau enggak ya sikat," tambah dia. (TribunWow.com)

Baca berita terkait lainnya