TRIBUNWOW.COM - Ketua Cabang Perguruan Satu Hati Terate (PSHT) 16 Sragen, Surtono, menganalisis kemungkinan penyebab tewasnya pesilat MRS (15).
Dilansir TribunWow.com, diketahui remaja SMP tersebut tewas seusai mengikuti latihan silat di Lapangan Palar, Desa Palar, Trucuk, Klaten, Jawa Tengah, pada Sabtu (3/4/2021) lalu.
Korban adalah warga Klengen RT 15 / RW 7, Desa Srebengan, Kecamatan Ceper, Klaten.
Baca juga: Bocah di Klaten Tewas saat Latihan Silat, Biasa Berlatih dari Malam hingga Subuh
Ia duduk di bangku kelas 3 MTs Srebengan.
Menurut Surtono, ada beberapa dugaan yang bisa menjadi penyebab tewasnya seorang pesilat saat berlatih.
"Bisa saja karena faktor fisik atau adanya faktor kelalaian manusia saat berlatih," jelas Surtono, dikutip dari TribunSolo.com, Minggu (4/4/2021).
Misalnya saat pesilat itu tidak siap mendapat tendangan.
Tendangan itu dapat mengenai organ pernapasannya.
"Sehingga waktu kena tendangan atau menendang yang kena bagian saluran pernapasan," kata Surtono.
Selanjutnya, kemungkinan lain adalah dari fisik pesilat itu sendiri.
Bisa jadi tenaga korban sudah terforsir sehingga melebihi kemampuannya.
Surtono menyebut kemungkinan lain yang muncul adalah metode latihan yang mungkin kurang tepat.
Ia memberi contoh teknik senam killer dalam latihan silat.
Teknik ini berfungsi menghindarkan diri dari tendangan di telinga atau rahang.
Baca juga: 2 Mahasiswa Tewas saat Baiat Latihan Silat, Wakil Rektor UIN Malang: Almarhum Sempat Kelelahan
Surtono menyinggung peran pelatih seharusnya memberi arahan agar tidak salah saat mengajarkan teknik yang bisa berakibat fatal tersebut.
"Mungkin saja ada metode latihan yang kurang tepat sehingga berujung kematian," singgung Surtono.
"Pelatih silat bisa saja salah memberi arahan saat mengajarkan teknik tersebut, dampaknya bisa fatal," tambah dia.
Diketahui MRS biasa melakukan latihan silat di Lapangan Palar.
Ia biasanya berangkat pukul 20.00 WIB dan baru kembali saat subuh.
Namun pada hari kejadian, pihak keluarga terkejut karena MRS pulang dalam kondisi tak bernyawa.
Pihak perguruan silat juga tidak memberitahu keadaan MRS.
Tiba-tiba jenazah korban diantar ke rumah oleh pihak rumah sakit pada pukul 07.00 WIB.
Hal itu disampaikan pihak keluarga, Ayu Cahyadi.
"Tiba-tiba dikabari meninggal," kata Ayu.
Sesuai permintaan keluarga, jenazah korban kemudian diautopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY, Minggu.
Kini jenazah telah dimakamkan di Makam Kulon Klege, Desa Srebegan, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Minggu pukul 18.00 WIB.
Keluarga Ngaku Tak Dikabari
Dilansir TribunWow.com, keluarga korban pun masih terpukul atas kejadian ini.
Biasanya, MRS latihan silat mulai pukul 20.00 WIB hingga menjelang subuh.
Namun kali ini, saat pulang ke rumah, MRS sudah dalam kondisi meninggal dunia.
Baca juga: Bocah di Klaten Tewas saat Latihan Silat, Biasa Berlatih dari Malam hingga Subuh
Baca juga: Update Banjir dan Longsor di Adonara Flores Timur: 44 Warga Tewas, 7 Orang Lainnya Belum Ditemukan
Bahkan, pihak keluarga mengaku tak mendapat kabar apa pun dari perguruan silat itu.
Tiba-tiba saja MRS diantarkan ke rumah dalam kondisi sudah meninggal dunia.
Tetangga korban, Arif, menyebut MRS sebagai sosok yang baik dan rajin membantu orangtua.
Ia mengatakan MRS masih duduk di bangku 3 MTs Negeri Srebengan, Ceper, Klaten.
"Dia itu baik banget tidak neko-neko, kalau dimintai tolong langsung mau," kata Arif, dikutip dari TribunSolo.com, Minggu (4/4/2021).
Baca juga: Sosok Pembunuh Berantai di Kulon Progo yang Tewaskan 2 Wanita dan Jual Motornya, Dulu Pencuri Burung
Baca juga: Banjir dan Longsor di NTT, Warga Tewas Tertimbun Longsoran hingga Ratusan Lainnya dalam Pencarian
Sementara itu, kerabat korban, Ayu Cahyadi menyebut keluarga tidak mendapat kabar MRS meninggal dunia.
Menurutnya, tiba-tiba jenazah MRS diantarkan ke rumah pada Minggu (4/4/2021) sekira pukul 07.00 WIB.
"Dulu awal latihan MRS sempat di cegah ayahnya agar tak ikut latihan," jelas Ayu.
"MRS sudah satu tahun ikut anggota perguruan silat."
Jenazah MRS disambut tangis histeris sang kaka, Ika.
Ia terpukul saat melihat sang adik pulang dalam kondisi tak bernyawa.
Selama ini, ayah MRS bekerja di Kalimantan.
Sementara itu, ibunya sudah meninggal dunia.
Keluarga dan para tetangga korban pun menyesalkan perbuatan kelompok silat yang diikuti MRS.
Pasalnya, tak ada satu pun orang dari kelompok silat yang memberi kabar pada orangtua korban.
Karena menganggap ada yang janggal, keluarga korban lantas meminta jasad MRS diautopsi.
Jasad MRS hingga Minggu (4/4/2021) kemarin masih berada di Rumah Sakit Bhayangkara, Polda DIY. (TribunWow.com/Brigitta/Tami)
Artikel ini diolah dari TribunSolo.com dengan judul Analisis Kejadian Pesilat Klaten Meninggal saat Latihan, Bisa Faktor Fisik atau Metode Latihan dan Tangis Keluarga MRS Pesilat yang Tewas saat Latihan Pecah saat Proses Pemakaman