Ledakan di Gereja Katedral Makassar

Timbun Senjata di Rumah, Terduga Teroris di Ciputat Kerap Dengar Kajian Lewat YouTube

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah terduga teroris AJ (46) di Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (29/3/2021).

TRIBUNWOW.COM - Sejumlah terduga teroris ditangkap di beberapa tempat sebagai buntut dari hasil penyelidikan pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021).

Dari beberapa terduga teroris yang diamankan oleh polisi, ada yang merupakan simpatisan dari ormas Front Pembela Islam (FPI) yang kini telah dilarang oleh pemerintah.

AJ (46) yang diamankan oleh polisi, di Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Senin (29/3/2021) diketahui merupakan simpatisan FPI.

Temuan atribut Front Pembela Islam (FPI) dalam penggerebekan rumah jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD). (Capture YouTube Kompas TV)

Baca juga: Lukman Pengebom Katedral Makassar Sehari-hari Jualan Motor, Ketua RT: Habis Menikah Tertutup

Dikutip TribunWow.com dari TribunJakarta.com, hal itu diungkapkan oleh F (54) selaku tetangga AJ.

F menjelaskan, tetangganya itu kerap mendengarkan kajian melalui YouTube yang suaranya kerap terdengar hingga tetangga sekitar.

"Kalau saya sih suka dengar malem muter-muter Youtube, iya kajian," kata F.

F mengatakan, pelaku juga kerap mengikuti kajian di malam hari dan pulang pada dini hari.

"Jadi orang ini dia pergi dari rumah habis magrib, pulang jam dua. sering, iya ikut kajian. Terus ya ada lah sebulan lalu ada sekitar lima orang itu dari tengah malam dari jam 12 masuk ke sini, pakai sorban warna putih, saya lihat, temannya," ujar F.

Tak jarang ia juga mendengar AJ dan istrinya cekcok karena AJ tetap nekat pergi mengikuti acara tertentu meskipun dilarang istri.

"Dia bilang 'sudah lah bi ngapain sih pergi-pergi kayak gitu'," ujar F menirukan perkataan istri AJ.

F mengatakan, pelaku turut menyimpan sejumlah senjata di rumah kontrakannya itu.

Yakni satu bilah pedang katana dan delapan buah ketapel.

F juga mengiyakan bahwa aparat menyita sejumlah barang bukti berupa berbagai atribut FPI.

"iya (simpatisan FPI), terus ada tadi diambil lagi barang bukti kedua, itu semua yang kayak pin, terus kalung, yang logo-logo FPI, atribut, yang menyangkut HRS (Habib Rizieq Shihab) diamanin," ujar F.

Kesehariannya, AJ diketahui bekerja sebagai pengemudi ojek online.

AJ diketahui belum lama mengontrak di TKP, yakni sekira dua tahun yang lalu.

AJ ditangkap bersamaan dengan penangkapan tiga terduga teroris lainnya di kawasan Condet, Keramat Jati, Jakarta Timur dan kawasan Bekasi, berinisial AA, ZA dan DS.

Temuan Atribut FPI di Rumah Jaringan Teroris

Sementara itu, Direktur Penegakan Hukum Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Eddy Hartono mengonfirmasi temuan atribut ormas Front Pembela Islam (FPI) di rumah terduga teroris yang terlibat dalam bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Senin (29/3/2021).

Diketahui dalam penggeledahan di sebuah rumah di Condet, Jakarta Timur, Densus 88 menemukan barang bukti berupa bahan peledak, senjata tajam, dan atribut FPI yang kini keberadaannya sudah dilarang.

"Memang hasil pengembangan di wilayah Bekasi dan Condet, hasil pengejaran oleh aparat penegak hukum, di samping tadi ditemukannya barang peledak, juga beberapa identitas dari organisasi yang dilarang," ungkap Eddy Hartono.

Baca juga: Begini Keseharian Wanita yang Ikut Suaminya Lakukan Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar

Ia menyinggung penangkapan yang dilakukan Densus 88 pada awal tahun 2021 di Makassar.

Saat itu ditemukan sejumlah anggota kelompok teroris memiliki keterkaitan dengan FPI.

Hal itu dibuktikan dari berbagai atribut yang mereka miliki saat ditangkap.

Diketahui kemudian organisasi FPI dilarang karena tidak lagi berizin.

"Dari 24 tersangka (teroris) yang dilakukan penangkapan Densus 88 Januari 2021, 18 berlatar belakang FPI," kata Eddy.

"Sehingga ditemukan beberapa atribut (FPI) yang memang sudah dilarang sesuai dengan SKB 6 Menteri," ungkapnya.

Ia menegaskan pernyataan itu sesuai dengan fakta yang ditemukan di lapangan, yakni ada oknum anggota FPI yang terjun ke dalam aksi teror.

Baca juga: Sama-sama Pernah Serang Gereja, Ini Dugaan Motif Pasutri Bom Katedral Makassar Menurut Ali Imron

Mereka kemudian masuk dalam jaringan kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Makassar.

Selanjutnya, Eddy menambahkan, pihak kepolisian masih menyelidiki temuan tersebut.

"Ini juga menjadi fakta empiris bahwa beberapa anggota yang bagian dari FPI terlibat di dalam tindak pidana terorisme," papar Eddy.

"Dari 24 yang dilakukan penangkapan oleh Densus 88 yang memang tergabung afiliasi JAD Makassar, 18-nya itu adalah FPI," jelasnya.

"Ini hasil yang memang sekarang masih dalam penyelidikan aparat penegak hukum," tambah dia.

Eddy menyinggung JAD terafiliasi dengan kelompok militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Mereka sudah melakukan baiat terhadap ISIS.

Seorang anggota JAD juga bertanggung jawab atas bom bunuh diri di sebuah gereja katedral di Jolo, Filipina pada 2015 silam.

Lihat videonya mulai dari awal:

(TribunWow.com/Anung)

Artikel ini diolah dari Tribunjakarta.com dengan judul Seorang Pengemudi Ojek Online Terduga Teroris di Ciputat Timur Ditangkap Polisi dan Terduga Teroris di Ciputat Timur Diduga Simpatisan FPI: Kerap Pulang Tengah Malam

Berita lain terkait Terorisme