TRIBUNWOW.COM - Mantan terpidana teroris Ali Imron mengungkapkan dugaan terkait motif bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021) lalu.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Kabar Petang di TvOne, Senin (29/3/2021).
Diketahui kedua pelaku bom bunuh diri yang merupakan pasangan suami istri, yakni L dan YSR.
Baca juga: Fakta Pelaku Bom Bunuh Diri di Makassar, Tinggalkan Surat Wasiat hingga Dinikahkan Teroris JAD
Awalnya, Ali mengungkapkan saat ini masih banyak anggota kelompok teror yang ingin melakukan bom bunuh diri.
Tujuan mereka adalah berjihad sehingga dianggap mati syahid.
Ali mengungkapkan dirinya juga pernah melakukan serangan ke gereja-gereja dengan motif menyebarkan teror.
"Kami mengebom gereja itu ada tujuannya," ungkap Ali Imron.
Motif itu terkait rencana gembong teroris Hambali alias Riduan Islamuddin.
Hambali dikenal sebagai terpidana kasus Bom Bali pada 2002, dan sekarang ia ditahan di Guantanamo, Kuba.
"Apa tujuannya? Ini 'kan programnya Hambali yang sekarang dipenjara di Guantanamo, senior saya di Afganistan," jelas Ali.
"Apa tujuannya? Hanya memberi peringatan kepada umat Kristen akan kejadian Ambon dan Poso. Jadi waktu itu hanya memberi peringatan," lanjut terpidana Bom Bali I ini.
Baca juga: Sedang Zikir, Ustaz Zacky Mirza Kaget Dengar Dentuman Bom di Katedral Makassar: Bunyi Jeder
Ia mengakui perbuatannya telah meneror masyarakat, terutama terkait isu SARA yang berkembang di Ambon dan Poso.
"Maka bom yang kami buat bom yang kecil-kecil. Kami letakkan di tempat yang kosong karena hanya memberi peringatan umat Kristen mengenai kejadian Ambon dan Poso," kata Ali.
"Walaupun akhirnya kami instrospeksi," jelasnya.
Ali menyebut dirinya telah menyadari tujuan aksi teror tidak dapat dibenarkan, apapun alasannya.
"Bukan kami pribadi, tapi jaringan kami, Jamaah Islamiyah (JI), pada waktu itu ketika kami diketahui sebagai pelaku, kami dihabisi," ungkap Ali.
"Artinya adalah aksi jihad yang semacam itu adalah salah, enggak benar," tegasnya.
"Jadi kita saja sebagai pelaku masih pro dan kontra. Apalagi masyarakat," tambah Ali.
Lihat videonya mulai menit 5.55:
Ustaz Zacky Mirza: This is Not The Real Islam
Pendakwah Ustaz Zacky Mirza mengecam keras kasus bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.
Dilansir TribunWow.com, hal itu terungkap dalam tayangan iNews, Minggu (28/3/2021).
Ia menyebut sedang menghadiri acara wakaf quran di hotel yang dekat dengan tempat kejadian perkara (TKP).
Baca juga: Media Asing Soroti Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar, Sebut Aksi Militan Lukai Jemaah
Zacky menyebut tindakan teror yang dilakukan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) tersebut tidak mencerminkan umat Muslim yang sesungguhnya.
"Saya rasa kita jangan mau diadu domba. Mau bagaimana pun, this is not the real Islam," tegas Ustaz Zacky Mirza.
"Ini bukan Islam sejati. Islam sejati itu mengajarkan kepada kita saling mengasihi, saling melindungi, saling menyayangi," lanjutnya.
Ia menerangkan harus ditumbuhkan sikap toleransi antarumat seagama dan toleransi antarumat beragama, sesuai yang diajarkan dalam ajaran agama.
"Kita boleh berbeda budaya, ras, bahkan agama, tapi kita ini Indonesia. Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa," papar Zacky.
Selain itu, sang ustaz berpesan agar tidak perlu menyebarkan foto atau video yang menunjukkan kejadian teror di TKP.
Menurut dia, hal itu akan membuat kelompok teroris merasa menang dan berhasil meneror masyarakat.
Baca juga: Puji Aksi Heroik Satpam Gereja Katedral Makassar, Kapolri Listyo Sigit: Saya Berterima Kasih
"Jangan terprovokasi kemudian kita makin luas menyebarkan video yang ada di TKP, terutama yang diambil dari CCTV," imbau pendakwah yang kerap muncul di televisi ini.
"Karena buat mereka, kelompok-kelompok radikal, ini jadi suatu hal yang semacam, 'Ini lho, misinya berhasil'," lanjutnya.
Ustaz Zacky menambahkan, kasus ini menjadi momen untuk semakin mempererat persatuan budaya dan agama yang berbeda.
"Jadi saya rasa tidak perlu disebarluaskan. Kita banyak-banyak berdoa," ucap mubaligh tersebut.
"Mari sama-sama kita makin eratkan sesama masyarakat Indonesia apapun budaya kita, apapun agamanya," pesannya.
Menurut Zacky, para pemeluk agama akan setuju bahwa kemanusiaan harus diutamakan ketika menyikapi aksi teror yang mencoreng nama agama seperti ini.
"Kita jaga toleransi, jangan sampai kita diadu domba. Ada satu kelompok yang ingin merusak tatanan beragama di Indonesia," tegasnya. (TribunWow.com/Brigitta)