Terkini Nasional

Termasuk soal Demokrat, Burhanuddin Sebut Ada 3 Hal yang Sebabkan Muncul Wacana Presiden 3 Periode

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi tanggapi munculnya wacana jabatan presiden tiga periode, dalam acara Prime Talk, Selasa (16/3/2021).

TRIBUNWOW.COM - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi tanggapi munculnya wacana jabatan presiden tiga periode.

Dilansir TribunWow.com, Burhanuddin mengatakan bahwa tidak akan ada asap jika tidak tidak ada api.

Hal itu disampaikannya dalam acara Prime Talk, Selasa (16/3/2021).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali buka suara soal munculnya wacana perubahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode, Senin (15/3/2021). (YouTube/Sekretariat Presiden)

Baca juga: Soal Wacana Presiden 3 Periode, M Qodari Usulkan Jokowi-Prabowo 2024: Polarisasi Itu Semakin Kuat

Baca juga: Rizal Ramli Ragukan Jawaban Jokowi soal Presiden 3 Periode: Mungkin Harus Pernyataan di Atas Materai

Menurutnya setidaknya ada tiga konteks yang melatari munculnya isu tersebut.

Buhanuddin menambahkan, tidak mudah menyakinkan publik, meski sebenarnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri sudah menegaskan tidak akan ada amandemen UUD 1945 tentang masa jabatan presiden.

Termasuk juga sudah menyatakan tidak berminat maju untuk tiga periode.

"Kita harus melihat konteks mengapa usulan tiga periode ini terus muncul meskipun Presiden Jokowi sudah menyatakan berulang kali," ujar Buhanuddin.

"Konteksnya itu setidaknya ada tiga setting yang memunculkan isu ini," katanya.

Menurut Burhanuddin, wacana amandemen sudah dimunculkan sejak menjelang Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar pada 2019 lalu.

Namun lagi-lagi hal itu sudah dibantah oleh Presiden Jokowi.

"Kejadian kedua, pada saat ada sebuah diskusi dan seorang pengamat Mas Qodari itu mengusulkan tiga periode akan mulus kalau paket Jokowi digabungkan atau dipasangkan dengan Pak Prabowo," ujar Buhanuddin.

Baca juga: Isu Masa Jabatan Presiden 3 Periode, Fadjroel Rachman Ungkit Sumpah Jokowi: Bahkan demi Allah Kok

Terbaru dikatakan Burhanuddin, munculnya kembali isu akan adanya perubahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode adalah menyusul persoalan di Partai Demokrat.

Ia mengatakan masalah Partai Demokrat yang melibatkan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko, secara tidak langsung akan memuluskan wacana tersebut, andaikata nanti benar-benar disahkan.

"Kemudian yang terakhir adalah konteks pertarungan internal Partai Demokrat yang juga melibatkan salah satu orang terdekat Pak Jokowi, yaitu Pak Moeldoko," kata Burhanuddin.

"Terkait dengan kemungkinan Partai Demokrat kalau dimenangkan oleh KLB Deli Serang, itu akan menambah amunisi bagi proses untuk memuluskan jalan bagi amandemen 3 periode," pungkasnya.

Simak videonya mulai menit ke- 15.10

Jokowi: Tidak Ada Niat, Tidak juga Berminat

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali buka suara soal munculnya wacana perubahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode.

Dilansir TribunWow.com, Jokowi lagi-lagi menegaskan bahwa tidak ada niatan untuk mengubah aturan tersebut.

Bahkan Jokowi sendiri mengaku tidak berminat maju lagi di pemilihan presiden edisi mendatang.

Hal itu disampaikannya dalam keterangan pers di Istana Merdeka, Senin (15/3/2021).

Baca juga: Singgung Demokrat, Mardani Ali Peringatkan Jokowi soal Wacana Jabatan Presiden 3 Periode

Dalam kesempatan itu, Jokowi seakan-akan sudah bosan menanggapi pernyataan tentang wacana tersebut.

Pasalnya menurut Jokowi, dirinya sudah berkali-kali memberikan bantahan.

Seperti yang diketahui, wacana perubahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode kembali mencuat setelah disuarakan oleh politisi senior sekaligus mantan Ketua MPR RI, Amien Rais.

"Apa lagi yang harus saya sampaikan, bolak-balik sikap saya enggak berubah," ujar Jokowi, Senin (15/3/2021), dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Jokowi lantas meminta kepada semua pihak untuk tidak membuat kegaduhan ataupun melemparkan isu-isu tidak mendasar.

Terlebih menurut Jokowi, pemerintah saat ini tengah fokus menghadapi pandemi Covid-19 yang dinilai jauh lebih penting.

"Janganlah membuat kegaduhan baru, kita saat ini tengah fokus pada penanganan pandemi," harapnya.

Baca juga: Tanggapi Kecurigaan Amien Rais soal Upaya Ubah Aturan Presiden 3 Periode, Ali Ngabalin: Faktor Uzur

Terakhir, Presiden asal Solo Jawa Tengah itu dengan tegas mengatakan bahwa periode kedua ini akan menjadi periode terakhir dirinya memimpin Indonesia.

Dirinya mengaku menghormati dan akan menjaga konstitusi yang sudah menetapkan masa jabatan presiden selama dua periode.

"Saya tegaskan saya tidak ada niat, tidak ada juga berminat menjadi presiden tiga periode," tegas Jokowi.

"Konstitusi amanahkan dua periode, itu yang harus kita jaga bersama-sama," pungkasnya.

Jawaban dari Jokowi tersebut masih sama dengan apa yang sudah disampaikan di awal masa pemerintahannya di periode ke dua ini, tepatnya pada 2 Desember 2019 silam.

Saat itu, menurut Jokowi pihak-pihak yang menuding atau berbicara soal wacana presiden dipilih tiga kali, memiliki tiga alasannya.

Di ataranya adalah ingin menampar muka dari Jokowi.

"Ada yang ngomong presiden dipilih tiga periode, itu ada tiga alasannya. Satu ingin menampar muka saya, kedua ingin mencari muka, ketiga ingin menjerumuskan," pungkasnya. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)

Berita lainnya terkait Wacana Presiden 3 Periode