TRIBUNWOW.COM - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin buka suara tanggapi tudingan dari kuasa Hukum Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Bambang Widjojanto.
Bambang sebelumnya menuding bahwa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersikap brutal.
Tudingan tersebut disampaikan menyusul adanya anggapan bahwa persoalan dualisme Partai Demokrat ada campur tangan dari pemerintahan Jokowi.
Baca juga: Marzuki Alie Berikan Pesan ke Bambang Widjojanto yang Sebut Pemerintah Jokowi Brutal soal Demokrat
Baca juga: Tolak Hasil KLB, Ibas Pimpin Ikrar Setia Fraksi Demokrat DPR RI untuk AHY, Berikut Bunyinya
Dilansir TribunWow.com, Ali Ngabalin menyayangkan pernyataan dari Bambang tersebut.
Menurutnya, tidak pantas seorang pengacara dan penegak hukum justru melontarkan kata-kata yang memiliki arti kasar.
"Ada brutalisme demokrasi. Lucu, diksi yang saya kira harus butuh referensi yang kuat mas Bambang ini," ujar Ali Ngabalin, dikutip dari acara iNews Sore, Senin (15/3/2021).
"Brutal itu Bung, artinya kasar, artinya kurang ajar, artinya biadab, tidak tahu aturan," jelasnya.
Ali Ngabalin lantas mempertanyakan siapa yang dimaksudkan khusus oleh Bambang.
"Siapa yang Anda maksud dengan brutal itu? Di era demokrasi, di era Pak Jokowi, yang Anda maksudkan dengan brutal itu siapa?" tanya Ngabalin.
"Siapa yang kurang ajar, siapa yang kasar, siapa yang biadab?" imbuhnya.
Lebih lanjut, Ali Ngabali meminta Bambang untuk bersikap profesional, tanpa harus melakukan tudingan-tudingan liar dan tidak mendasar.
Baca juga: Pernah Dampingi SBY, Jusuf Kalla Beri Dukungan untuk Partai Demokrat, AHY: Miliki Hubungan Sejarah
Menurutnya tidak baik untuk konsumsi publik.
Dirinya lalu menyebut bahwa Bambang hanya kehabisan argumentasi untuk bisa membela pihaknya.
"Masa seorang tokoh seperti Bambang Widjajato komentarnya seperti itu. Aduh, sayang sekali," kata Ali Ngabalin.
"Jadilah pembela hukum, pengacara yang profesional, pembela hukum itu kan Anda tahu, itu kan penegak hukum."
"Jadi jangan Anda menabrak hukum. Kalau kehabisan argumentasi tidak perlu serang kesana-kemari," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 2.48
Marzuki Alie Berikan Pesan ke Bambang Widjojanto
Dalam kesempatan lain, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat versi kongres luar biasa (KLB), Marzuki Alie juga tanggapi pernyataan dari Bambang Widjojanto.
Dilansir TribunWow.com dalam kanal YouTube Refly Harun, Minggu (14/3/2021), Marzuki Alie lantas memberikan pesan kepada Bambang.
Marzuki Alie meminta kepada Bambang untuk tetap menjaga etika dalam berpendapat.
Dirinya juga menegaskan bahwa persoalan Partai Demokrat tidak ada kaitannya dengan pemerintah maupun presiden.
"Jangan mengaitkan ini dengan menuduh-nuduh pemerintah. Sangat tidak etis ada yang bilang brutalitas negara," ujar Marzuki Alie.
Baca juga: Heran Jokowi Tak Tahu Pergerakan Moeldoko dalam KLB Demokrat, Pengamat Politik: Tidak Bertanya?
Baca juga: Ditawari Gabung Partai Demokrat Versi KLB, Andi Mallarangeng: Pak Moeldoko Ini Blunder Besar
Marzuki Alie juga meminta kepada Bambang untuk memahami terlebih dahulu permasalahan yang sebenarnya terjadi.
Ia menambahkan, jangan justru membalik-balikkan fakta.
"Kami ini orang yang disakiti, kami ini orang yang dizalimi bahwa kami ini harus berbuat sesuatu untuk mengalihkan partai ini menjadi partai sebagaimana niat, komitmen orang-orang yang mendirikan partai ini pada awal-awal dulu," ungkap Marzuki Alie.
"Jadi saya harapkan Pak Bambang Wijojanto yang menuduhkan ini dengan berbagai diksi dan tidak baik lah,"
Lebih lanjut, mantan Ketua DPR RI itu berharap kepada Bambang yang notabene merupakan orang hukum, harus bisa lebih melihat suatu persoalan dari dua sudut pandang.
"Kalau Anda sebagai pekerja hukum silakan, kalau Anda penegak hukum harusnya Anda melihat dua sisi, kalau Anda sebagai pembela demokrasi harusnya melihat siapa yang sebenarnya ditindas, siapa yang melakukan tirani," kata Marzuki Alie.
"Kita harapkan jangan Partai Demokrat ini akan mengadirkan oligarki politik di masa-masa akan datang," pungkasnya.(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)