TRIBUNWOW.COM - Nama Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko muncul sebagai Ketua Umum Partai Demokrat hasil kongres luar biasa (KLB) di Deliserdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021).
Itu artinya, Moeldoko menjadi tandingan untuk ketua umum Partai Demokrat hasil kongres ke-V, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dengan begitu, untuk membuktikan siapa pemenang antara AHY dengan Moeldoko, Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng menantang dilakukan polling.
Baca juga: Andi Ungkap Skenario Buruk jika Hasil KLB Demokrat Disahkan, Refly Harun: Itu yang Diharapkan Jokowi
Baca juga: Andi Mallarangeng Terima Kasih ke Gatot yang Tolak Kudeta Demokrat: Beda dengan Jenderal Satu Itu
Dilansir TribunWow.com dalam kanal YouTube Refly Harun, Selasa (9/3/2021), ia meyakini bahwa yang akan menang adalah AHY.
Pasalnya menurut Andi, publik sudah pintar dalam melihat yang sebenarnya terjadi di partai berlambang bintang mercy itu.
"Coba bikin polling siapa yang layak menjadi ketua umum Partai Demokrat, AHY atau Moeldoko," ujar Andi.
"Saya rasa publik akan melihat AHY yang menang," ucapnya.
Dirinya lantas mengaku kasihan dengan Moeldoko yang disebutnya menjadi ketua umum abal-abal.
"Sekarang saya justru kasihan juga ke Pak Moeldoko, jenderal bintang empat tapi mau-maunya jadi ketum abal-abal dari KLB abal-abal," kata Andi.
Menanggapi hal itu, Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun mengaku menyadari langkah yang dilakukan Moeldoko.
Menurutnya sebagai tokoh yang berambisi menjadi presiden, akan memiliki peluang besar ketika mempunyai partai politik.
"Tapi kan sederhananya kalau Anda mau tetap on fire untuk 2024 harus punya pegangan partai politik, semacam Demokrat," terang Refly Harun.
Baca juga: Ngaku akan Objektif soal Kisruh Demokrat, Yasonna Laoly Tegur SBY dan AHY: Jangan Main Serang-serang
Meski membenarkan pendapat Refly Harun, Andi mengatakan untuk bisa memiliki partai tidak harus dengan cara merebut partai lain.
"Tapi tidak dengan mengambil alih partai orang lain dengan berbasis kekuasaan dong," jawab Andi.
"Bikin partai sendiri," imbuhnya.
"Kalau bikin partai sendiri kan susah," sanggah Refly Harun.
Meski mengakui bukan persoalan mudah untuk membuat partai baru, setidaknya menurut Andi cara tersebut lebih etis dan bermoral.
Dirinya kemudian mencontohkan beberapa jenderal yang juga membuat partai sendiri.
Mulai dari Prabowo Subianto yang mendirikan Partai Gerindra hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Memang begitu, kalau mau jadi presiden harus susah-susah," kata Andi.
"Sudah ada contohnya, Pak Prabowo partai sendiri, Pak Wiranto bikin, sebelumnya ada Edi Sudrajat. Ini jenderal semua, ada lagi SBY yang bikin partai sendiri," ungkapnya.
"Tapi yang berhasil hanya SBY doang jadi presiden, yang lain gagal," tegas Refly Harun.
"Namanya usaha harus begitu dong, jangan cari jalan pintas begitu aja, membegal partai lain," tutup Andi.
Simak videonya mulai menit ke- 20.18:
Andi Ungkap Skenario Buruk jika Hasil KLB Demokrat Disahkan
Dalam kesempata sama, Andi Mallarangeng juga mengungkapkan sebuah skenario buruk andai misalnya yang disahkan oleh pemerintah melalui Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) adalah hasil Kongres Luar Biasa (KLB).
Andi Mallarangeng mengatakan bahwa Partai Demokrat di bawah kendali Moeldoko tentunya memiliki pandangan berbeda dengan Partai Demokratnya AHY.
Maka dari itu, dengan posisi Moeldoko yang diketahui merupakan seorang Kepala Staf Presiden maka kemungkinan besar akan membawa Partai Demokrat masuk ke gerbong pemerintahan.
Baca juga: Siap Maafkan Moeldoko soal KLB Demokrat, Andi Mallarangeng: Ajak Kawan-kawan Buat Partai Baru
Baca juga: Pertanyakan KTA Partai Demokrat Milik Moeldoko, Peserta KLB: Siapa yang Tanda Tangan?
"Jika Moeldoko yang menang, apa yang terjadi? Maka arah politik Partai Demokrat pasti berubah," ujar Andi.
"Tidak lagi berseberangan dengan pemerintah. Dia akan pro dengan pemerintah," jelasnya.
Menurutnya, hal itu semakin memperburuk kondisi demokrasi di Tanah Air karena hanya akan ada kelompok kecil sebagai oposisi, sehingga posisinya begitu lemah.
Menanggapi hal itu, Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menyebut bahwa skenario itu adalah yang diinginkan oleh pemerintah.
"Ya itu yang diharapkan Presiden Jokowi. Jangan-jangan begitu," kata Refly Harun.
"Karena Nasdem sudah mulai nyimpang-nyimpang," imbuhnya.
Tidak ingin skenario itu terjadi, Andi menegaskan bahwa pihaknya siap berjuang untuk memenangkan kepemimpinan yang sah dan sudah terdaftar di Kemenkumham.
"Skenario itu tentu kita mengerti, makanya kita akan antisipasi," kata Andi.
"Dan kita akan melakukan perlawanan, yang begini tidak bisa dibiarkan," tegasnya. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)