Isu Kudeta Partai Demokrat

Ikut KLB Partai Demokrat, Gerald Piter Ungkap 3 Kerancuan, dari KTA Moeldoko hingga Pemilihan Ketum

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Wakil Ketua DPC Partai Demokrat Kota Kotamobagu, Gerald Piter Runtuthomas memberikan kesaksiannya atas terselenggaranya kongres luar biasa (KLB) partai berlambang bintang mercy tersebut.

TRIBUNWOW.COM - Mantan Wakil Ketua DPC Partai Demokrat Kota Kotamobagu, Gerald Piter Runtuthomas memberikan kesaksian atas terselenggaranya kongres luar biasa (KLB) partai berlambang bintang mercy tersebut.

Dilansir TribunWow.com, Gerald mengaku terlibat langsung dalam KLB yang digelar di Deliserdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021).

Sebagai peserta, ia mengungkapkan setidaknya ada tiga kerancuan yang terjadi dalam KLB tersebut, di luar dari adanya iming-iming uang puluhan juta.

Suasana kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat di The Hill Hotel Sibolangit, Deliserdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021), Jumat (5/3/2021) (Youtube/KompasTV)

Baca juga: Akui Pemilihan Moeldoko Direncanakan, Kader Demokrat Dijanjikan Rp 100 Juta Cuma Dapat Rp 5 Juta

Baca juga: Marzuki Alie Masih Berharap Islah Antara AHY dan Moeldoko di Demokrat: Saling Serang Tidak Bagus

Pertama adalah terkait proses pemilihan ketua umum yang akhirnya diberikan kepada Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko.

Ia menjelaskan bahwa pemilihan diawali dengan penentuan kandidat calon ketum.

Hasilnya hanya ada dua nama yang diusulkan, yakni Moeldoko dan Marzuki Alie.

Dari dua nama tersebut langsung dilakukan voting secara terbuka.

Dari voting tersebut diakui memang banyak yang mendukung Moeldoko, sehingga yang bersangkutan terpilih sebagai ketum Partai Demokrat versi KLB.

Hanya saja menurutnya, proses penetapannya berjalan begitu cepat.

"Tiba-tiba Pak Jhoni Allen langsung mengetok palu bahwa yang terpilih ketua umum dalam kongres luar biasa ini adalah Pak Moeldoko," kata Gerald dalam konferensi pers, Senin (8/3/2021) yang disiarkan di kanal Youtube Agus Yudhoyono.

"Yang sementara Pak Moeldoko tidak ada di tempat KLB, hanya ada Pak Marzuki Alie, tetapi sudah ditetapkan sebagai ketua," imbuhnya.

Selain itu, yang dirasa janggal oleh Gerald adalah pemberian kartu tanda anggota (KTA) Partai Demokrat kepada Moeldoko.

"Pak Moeldoko itu masuk menjadi anggota setelah dibacakan tata tertib kongres luar biasa," kata Gerald.

"Ada di Pasal 20 poin ke-5, anggota dan kader Demokrat yang dibuktikan dengan kartu tanda anggota (KTA) Partai Demokrat dan atau kader yang baru masuk melalui KLB ini maka yang bersangkutan ditetapkan telah memiliki KTA Partai Demokrat dengan nomor khusus atau spesial," ungkapnya.

Baca juga: Minta Moeldoko Mundur dari KSP, Ade Armando Sebut Jadi Beban Jokowi terkait KLB Partai Demokrat

Baca juga: Karena Moral dan Etika, Selain soal Kudeta Demokrat, Gatot Nurmantyo Pernah Tolak Jabatan Menhan

Meski begitu, ia masih mempertanyakan legalitas KTA dari Moeldoko.

"Pertanyaanya KTA Pak Moeldoko ini siapa yang tanda tangan? Kan harus ditandatangani Ketua Umum," tanyanya.

Gerald lantas menunjukkan KTA Partai Demokrat yang dimilikinya yang jelas ditandatangani oleh Susilo Bambang Yudhoyono selaku ketum saat itu. 

"Kebetulan saya punya KTA juga yang ditandatangani oleh Ketua Umum waktu itu masih Pak SBY. Ini contohnya saya kasih lihat ya. Jadi KTA ini, ini KTA saya, ini ada Ketua Umum dengan Sekjen, Pak Hinca waktu itu," ujarnya.

"Nah, sekarang Pak Moeldoko ditetapkan sebagai anggota Partai Demokrat. KTAnya mana? Nomor KTAnya berapa? Tidak ada. Terus, dipilih sebagai Ketua Umum. Ini kan aneh," sambung dia.

Lebih lanjut, kerancuan lainnya adalah terkait peserta KLB yang diklaim telah memenuhi syarat dari Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai Demokrat (AD/ART).

Menurutnya tidak ada proses registrasi yang valid ketika memasuki ruang kongres.

"Kita ini cuma pakai kartu peserta, masuk dalam ruangan kongres. Sementara ruangan kongres besar. Orang yang ada di luar yang mau masuk kongres ya silakan masuk karena tidak ada registrasi," terang Gerald.

"Masuklah orang-orang, dikasih absen, oleh masing-masing koordinator di daerah," jelasnya.

Bahkan dirinya yang sejatinya bukan pemilik suara tetap diizinkan bahkan memang diminta langsung untuk hadir.

Simak videonya mulai menit ke- 11.08:

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)