Kabar Tokoh

Sempat Tolak Gabung Demokrat, Gatot Nurmantyo Tak Menampik jika Ditawari Nyapres: Punya Obsesi Wajar

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, dalam acara Zoom In, diunggah Jumat (21/8/2020). Terbaru, Gatot menjawab pertanyaan tentang kemungkinan mencalonkan diri sebagai presiden.

TRIBUNWOW.COM - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menjawab pertanyaan tentang keinginan dirinya mengajukan diri sebagai calon presiden (capres).

Dilansir TribunWow.com, hal itu terungkap dalam kanal YouTube Bang Arief, Minggu (7/3/2021).

Diketahui sebelumnya Gatot Nurmantyo mengaku sempat ditawari masuk dalam kubu Partai Demokrat yang menginginkan adanya kongres luar biasa (KLB) untuk mengganti kepemimpinan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengaku saat ini tidak berambisi jadi presiden, Minggu (7/3/2021). (Capture YouTube Bang Arief)

Baca juga: Sebut Demokrat Makin Jago Pencitraan setelah Ditinggalkannya, Ruhut Sitompul: Ngeri, Surati Presiden

Gatot mengungkapkan alasannya menolak upaya kudeta itu karena menghormati ayah AHY sekaligus mantan Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Dosen Sosiologi Politik Universitas Indonesia (UI) Arief Munandar lalu bertanya tentang kemungkinan Gatot ingin mengajukan diri sebagai capres jika ada partai politik yang mengusungnya.

"Berarti kalau ada yang mendukung, meng-endorse, dan mendorong, mau ya?" tanya Arief Munandar.

Gatot tidak secara langsung mengungkapkan dirinya akan menolak tawaran tersebut.

Ia beralasan masih harus melihat siapa pihak yang hendak mengusungnya tersebut.

"Sekarang lihat dulu yang mendukung siapa, 'kan gitu," jawab Gatot Nurmantyo.

"Hari gini, lho," tambah Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) ini.

Ia menambahkan, memiliki keinginan untuk berkuasa atau terjun di bidang politik adalah lazim saja.

"Tapi namanya punya obsesi, wajar-wajar saja. Saya masih normal," singgung Gatot.

Baca juga: Enggan Nyapres meski Ditawari Demokrat, Gatot Nurmantyo Takut Disebut Tak Tahu Terima Kasih ke SBY

Mantan Kasad ini menambahkan, dirinya hanya ingin ada pemimpin yang baik bagi negara.

Jika ada sosok yang dianggap layak membangun bangsa, Gatot mengaku akan mendukung sepenuhnya.

Menurut dia, lebih penting kesejahteraan orang banyak daripada keinginan berkuasa.

"Saya ingin bangsa ini baik, tapi saya harus mengukur kalau ada presiden yang baik bisa menyejahterakan, kemudian saya jadi presiden tidak bisa seperti itu, terus ngapain?" ucap jenderal purnawirawan ini.

"Lebih baik saya dukung untuk kebaikan," lanjutnya.

"Kalau ada yang lebih baik, kita dukung saja. Harus kita dukung yang paling baik. Orang bilang sekarang lebih sejahtera, sekarang enak, begini-begitu, terus tiba-tiba suruh gantiin. Lu ngaca enggak?" tandas Gatot.

Lihat videonya mulai menit 21.45:

Enggan Nyapres meski Ditawari Demokrat

Dalam tayangan yang sama, sebelumnya Gatot Nurmantyo mengaku saat ini tidak berambisi jadi presiden.

Mulanya hal itu ditanyakan dosen Sosiologi Politik Universitas Indonesia (UI) Arief Munandar.

Baca juga: Ini Penjelasan AHY Tetap Ketum Demokrat meski Versi KLB Pilih Moeldoko, Ternyata Menyangkut Hukum

"Sebenarnya Bapak punya ambisi jadi presiden enggak, Pak?" tanya Arief Munandar.

"Ambisi jadi presiden, ya setiap orang saya pikir punya ambisi jadi presiden dan harus mengukur," jawab Gatot Nurmantyo.

Ia beranggapan saat ini ia tidak memiliki peluang menjadi calon presiden karena tidak tergabung dalam partai manapun.

Presidium KAMI Gatot Nurmantyo, diunggah Kamis (15/10/2020). (Capture YouTube Refly Harun)

"Sekarang saja saya punya partai, enggak?" ungkit mantan Pangkostrad ini.

Arief lalu menyinggung tawaran Partai Demokrat yang saat ini terpecah menjadi dua kubu.

Sebelumnya Gatot mengakui dirinya sempat ditawari masuk dalam Demokrat sebagai bagian dari kongres luar biasa (KLB) yang disinyalir berupaya mendongkel kepemimpinan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"'Kan ada yang nawarin, Pak, tadi itu?" singgung Arief.

Gatot terbahak mendengar hal itu.

Baca juga: Kehadiran Moeldoko Jadi Bukti Dugaan Istana Campur Tangan KLB Demokrat, Pengamat: Kamuflase Saja

Ia mengakui dirinya sungkan dengan ayah AHY, yakni mantan Ketua Umum Partai Demokrat sekaligus Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Gatot menyebut dirinya telah diberi pangkat tinggi selama periode kepemimpinan SBY.

Maka dari itu, ia menolak ikut gerakan yang mendukung turunnya AHY.

"Kalau caranya amoral, gimana? Masak saya ninggalin ke anak saya, 'Hei, itu anaknya Gatot enggak punya terima kasih. Sudah dijadiin Kasad, kerjanya malah jatuhin (AHY), biadab itu'," ungkap Gatot.

Mendengar jawaban itu, Arief menyinggung kemungkinan jenderal purnawirawan tersebut membangun partai baru.

"Tapi masak seorang Gatot Nurmantyo enggak bisa bikin partai? SBY saja bisa lho, Pak," kata Arief Munandar.

Gatot kembali menampik hal tersebut.

"Sekarang bikin partai kalau sudah pecah begitu, gimana? Bikin partai, ya harus perlu waktu, banyak uang, dan lain sebagainya," terang Gatot.

"Anggap saya ditangkap, wah saya enggak punya partai, enggak punya apa-apa," tambah dia. (TribunWow.com/Brigitta)