TRIBUNWOW.COM - Menteri Sosial Tri Rismaharini memilih fokus kepada pekerjaannya sebagai pembantu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ketika ditanyakan soal hasil survei elektabilitas calon presiden.
Pada survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI), nama Risma mengungguli Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, hingga Mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti.
Namun Risma tak berkomentar banyak mengenai hasil survei tersebut.
Baca juga: Politisi Gerindra Berharap Prabowo Nyapres di 2024, namun Ungkap Kendala: Saat Ini yang Bisa PDIP
Dikutip dari YouTube Kompastv, Rabu (24/2/2021), Risma mengaku dirinya menyerahkan semuanya kepada tuhan.
"Saya enggak tahu, saya kerja saja," kata dia.
"Karena yang tahu persis apa yang ada di pikiran saya, dan di hati saya itu hanya Tuhan," ujar mantan Wali Kota Surabaya itu.
Risma mengatakan, sebagai manusia dirinya bisa saja berbohong.
"Jadi biar tuhan lah yang menilai karena saya bisa saja bohongi seseorang, bohongi orang, tapi kan tuhan enggak bisa dibohongi," kata dia.
Terakhir, ia mengatakan, sosok dirinya diukur dari hasil kerja-kerja yang ia lakukan.
"Jadi saya terus terang ukurannya saya bukan itu (survei -red), ukurannya sampai saya tidak mampu mengerjakan itu (tugas)," kata Risma.
Diketahui ada total 29 nama yang disediakan oleh LSI saat melakukan survei elektabilitas capres.
Survei tersebut diadakan pada 25-31 Januari 2021 dengan metode wawancara terhadap 1.200 orang responden.
Berikut adalah urutan tertinggi hingga terendah hasil survei LSI:
Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto - 22,5 persen
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo - 10,6 persen
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan - 10,2 persen
Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - 7,2 persen
Menparekraf Sandiaga Uno - 6,9 persen
Mensos Tri Rismaharini - 5,5 persen
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil - 5 persen
Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono - 4,8 persen
Mantan Menteri KKP Susi Pudiastuti - 2,3 persen
Baca juga: Pemilih Prabowo Menyebar ke Anies dan Sandi, LSI Prediksi 2024 Ada Lebih dari 2 Pasangan
Simak videonya mulai menit awal:
2024 Ada Lebih dari 2 Pasangan
Sebelumnya diberitakan, LSI memperkirakan pada tahun 2024 nanti akan ada lebih dari dua pasangan capres dan cawapres.
Hal itu dinyatakan oleh Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan, pada acara SAPA INDONESIA MALAM Kompastv, Selasa (23/2/2021).
Mulanya Djayadi menjelaskan sekilas soal pertimbangan partai untuk berkoalisi di 2024 nanti.
Faktor tersebut di antaranya adalah elektabilitas, presidential threshold, hingga alasan lain.
Djayadi mencontohkan alasan lain itu termasuk perjanjian Batu Tulis antara PDIP dan Gerindra.
Meskipun hasil survei menunjukkan Prabowo tertinggi, LSI menegaskan hasil survei itu masih cair atau masih dapat berubah.
"Yang kami temukan di lapangan, ada nama-nama yang konsisten masuk tiga besar, lima besar, atau 10 besar," ungkap Djayadi.
Djayadi mengatakan, apabila mempertimbangkan presidential threshold dan elektabilitas para tokoh nasional, ada kemungkinan 2024 muncul lebih dari dua pasangan capres cawapres.
"Bisa diperkirakan, di 2024 nanti akan ada lebih dari 2 pasang, melihat konfigurasi dari partai-partai," kata dia.
Baca juga: Mahfud MD Jawab Kenapa Jokowi Minta Masyarakat Mengkritik: Bukan Pemerintah Kurang Dikritik
Pemilih Prabowo Lari ke Anies
Djayadi menambahkan, sampai saat ini belum ada tokoh yang memiliki elektabilitas konsisten mencapai 40an persen.
Ia mengatakan hal tersebut ada kaitannya dengan pola pemilih yang masih sama seperti di Pilpres 2019 lalu.
"Pemilih tampaknya masih berkumpul dalam pola yang agak mirip dengan 2019," kata dia.
"Pemilih Pak Prabowo itu cenderung menyebar di calon-calon yang dianggap selama ini dekat dengan Pak Prabowo, misalnya Anies dan Sandi."
Ke depannya Djayadi tak bisa menjamin hasil survei akan tetap seperti itu atau berubah karena terdapat banyak kemungkinan seperti Prabowo berdiskusi dengan Anies hingga adanya peluang bagi calon-calon lainnya. (TribunWow.com/Anung)