Banjir Jakarta

Tak Mau Banjir Kali Ini Dibandingkan Tahun-tahun Lalu, Anies Baswedan: Seakan-akan Hujannya Sama

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi banjir di Jalan Kemang Raya, Sabtu (20/1/2021) sore pukul 16.30 WIB.

TRIBUNWOW.COM - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, meminta masyarakat untuk tidak membandingkan dampak banjir tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Primetime News di Metro TV, Minggu (21/2/2021).

Menurut Anies, hanya tersisa 12 RW yang masih tergenang air di berbagai wilayah ibu kota.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyampaikan perkembangan penanganan bencana banjir di Ibu Kota, Senin (22/2/2021). (Youtube/KompasTV)

Baca juga: Sebut Anies Baper ke Jokowi dan Ahok, Ade Armando: Tak Mau Lanjutkan Pendahulunya soal Banjir

Ia mengklaim hampir seluruh wilayah DKI Jakarta yang terendam banjir sudah dapat ditanggulangi.

"Sesegera mungkin kita tuntaskan, ini lebih dari 95 persen tertangani," klaim Anies Baswedan.

Anies menjelaskan pihaknya hanya dapat bekerja setelah hujan turun untuk menanggulangi dampaknya, bukan sebelum hujan turun.

Ia lalu membandingkan banjir yang dialami dengan bencana alam gempa.

Menurut Anies, parameter dampak gempa selalu diukur dengan skala kekuatan yang sama, yakni skala richter.

"Ada satu hal yang selalu terlewatkan dari pembicaraan. Kalau ada berita tentang gempa, hampir selalu kita tanya, berapa skala richter? Lalu dari situ kita lihat dampaknya," terang Anies.

Ia menolak jika banjir tahunan yang terjadi di Jakarta selalu dibandingkan.

Menurut Anies, curah hujan yang turun setiap tahunnya berbeda.

Baca juga: Gencar Kritik Anies soal Banjir, Ade Armando Ingatkan Caranya Peroleh Kursi Gubernur Lawan Ahok

"Tapi kalau hujan, selalu ditanya tahun. Seakan-akan tiap tahun hujannya sama," ungkit mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini.

"Padahal pertanyaan pertama yang harus diajukan adalah berapa curah hujannya? Dari situ ditakar dampaknya," terangnya.

"Bukan hujan tahun berapa dampaknya bagaimana, tapi curah hujannya," tambah Anies.

Selanjutnya, Anies membandingkan dengan skala richter yang mengukur kekuatan gempa.

Menurut dia, semakin besar kekuatan gempa maka dampak kerusakan yang terjadi semakin dapat dimaklumi.

Ia menambahkan, curah hujan yang turun setiap tahunnya tidak dapat diprediksi.

"Sama seperti gempa, berapa skala richter. Bila skala richternya 3-4 lalu semua gedung hancur, berarti yang bikin gedung bermasalah. Tetapi jika skala richternya 9-10 lalu gedungnya hancur, ya memang kekuatannya besar," kata Anies.

Lihat videonya mulai menit awal:

Giring Ganesha Tegur Anies Jangan Salahkan Banjir Kiriman

Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PSI Giring Ganesha mengkritik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait penanganan banjir.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui unggahan di akun Instagram @giring, Minggu (21/2/2021).

Diketahui sebelumnya Anies menyebut sejumlah titik di ibu kota mendapat kiriman air akibat curah hujan yang tinggi di Depok, Jawa Barat.

Baca juga: Anies Sebut Sejumlah Banjir di Jakarta Surut, Ferdinand Hutahaean: Berkat Kesalehan Gubernurnya

Ia menyebut hal itu dapat dibuktikan melalui status ketinggian air di Pintu Air Depok pada Sabtu (20/2/2021).

Giring kemudian memprotes pernyataan Anies dengan mengungkapkan status pintu air yang normal.

"Mas Gubernur @aniesbaswedan jangan cuma melempar kesalahan pada curah hujan dan banjir kiriman," tulis Giring Ganesha.

"Pada banjir kemarin, status pintu air di Bogor dan Depok normal. Artinya banjir terjadi karena Mas Gubernur Anies tidak punya rencana dan cara yang jelas untuk mengatasinya."

Kolase foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) dan Plt Ketua Umum PSI Giring Ganesha (kanan). (Instagram @aniesbaswedan/@giring)

Selain itu, ia menyoroti kebijakan Anies selama tiga tahun menjabat sebagai gubernur.

Ia menilai mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu tidak mampu mengelola ibu kota.

Menurut mantan musisi ini, Anies tidak dapat merealisasikan kebijakannya untuk menangani banjir tahunan di Jakarta.

"Selama tiga tahun terakhir Mas Anies tidak pernah serius mengatasi banjir selain itu Mas Anies terbukti tidak punya kapabilitas mengelola Jakarta."

"Naturalisasi sungai yang selalu digembar-gemborkan Mas Anies terbukti cuma konsep di atas kertas, tidak dikerjakan di lapangan sementara normalisasi sungai dihapuskan."

Baca juga: Sulit Kerja Sama dengan Anies Atasi Banjir, Buat Menteri PUPR Basuki Geram? PDIP Ungkap Faktanya

Giring mempertanyakan upaya Anies mencegah banjir menjelang musim hujan.

Menurut dia, anggaran DKI Jakarta cukup untuk mengelola saluran air yang berpotensi meluap.

"Selain itu, menjelang musim hujan, tidak terlihat ada upaya untuk mengeruk sungai, membersihkan saluran air, dan mengecek pompa."

"Ketika tindakan-tindakan itu tidak dilakukan, mustahil Jakarta bebas dari banjir. Padahal anggaran DKI Jakarta lebih dari cukup untuk membiayai itu semua."

Giring menyoroti Anies lebih memilih menggunakan anggaran untuk hal-hal yang tidak perlu, seperti memoles kota dan melanjutkan Formula E.

"Anggaran Jakarta diboroskan untuk hal-hal tak perlu. Lihat saja, untuk pembayaran uang muka Formula E, mempercantik JPO, atau mengecat genting-genting rumah warga."

"Dari sini, Gubernur Anies terlihat tidak mampu menyusun prioritas. Kebutuhan mendesak dinomorduakan, hal-hal bersifat kosmetik justru didahulukan."

(TribunWow.com/Brigitta)