Banjir Jakarta

Merespons Anies, Bima Arya Sebut Penyebab Banjir Jakarta Bukan di Hulu: Sudah Surati Pak Gubernur

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Bogor Bima Arya ikut bersuara menanggapi terjadinya banjir di DKI Jakarta dan merespons pernyataan dari Gubernur Anies Baswedan.

TRIBUNWOW.COM - Wali Kota Bogor Bima Arya ikut bersuara menanggapi terjadinya banjir di DKI Jakarta dan merespons pernyataan dari Gubernur Anies Baswedan.

Sebagaimana diketahui, sebagian wilayah DKI Jakarta terendam banjir sejak Jumat (19/2/2021) dan baru mulai surut pada Minggu (21/2/2021).

Dilansir TribunWow.com, Bima Arya mengatakan bahwa penyebab terjadinya banjir di Jakarta memang ada banyak faktor.

Banjir menggenangi Tol JORR ruas Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Sabtu (20/2/2021). (Instagram @jktinfo via Tribun Jakarta)

Baca juga: Meski Tuai Kritik, Wagub DKI Klaim Korban Banjir Turun Tiap Tahun: Tak Cukup Rp 50-100 Triliun

Baca juga: Anies Sebut Sejumlah Banjir di Jakarta Surut, Ferdinand Hutahaean: Berkat Kesalehan Gubernurnya

Tidak menutup kemungkinan faktor kiriman dari hulu, seperti Depok dan Bogor.

Hanya saja menurutnya, khusus untuk banjir kali ini, Bima Arya menyebut penyebab utamanya bukan berasal dari hulu.

Dirinya mencontohkan kondisi atau status Bendungan Katulampa, Bogor yang selalu menjadi patokan banjir di Ibu Kota.

"Banjir di Jakarta itu kan banyak hal, betul bahwa ada yang dari hulu, tetapi catatannya adalah di Katulampa itu paling tinggi siaga 3," ujar Bima Arya, dikutip dari kanal YouTube KompasTV, Senin (22/2/2021).

"Jakarta biasanya banjir di siaga satu."

"Ketika siaga tiga sudah banjir di Jakarta, berarti volume di Jakartanya yang tinggi," sebutnya.

Maka dari itu, Bima Arya menilai penyebab banjir Jakarta saat ini adalah justru di hilirnya.

Dirinya menyinggung soal daerah aliran sungai (DAS) yang disebut seharusnya bisa mengurai banjir ketika berfungsi normal.

Sebaliknya ketika DAS itu bermasalah atau tidak normal maka bisa menyebabkan terjadinya banjir.

"Saya sudah menyurati Pak Gubernur waktu itu, temuan kami dari ekspedisi Ciliwung," kata Bima Arya.

"Yang sebetulnya harus menjadi perhatian bersama, banyak perumahan liar, banyak limbah dan lain-lain," imbuhnya.

Baca juga: Giring Ganesha Protes Anies Tuding Jakarta Dapat Kiriman Banjir dari Depok: Jangan Menyalahkan

Meski begitu, dirinya menyadari bahwa masalah banjir di Ibu Kota bukan persoalan yang mudah ditangani.

Menurutnya harus ditangani oleh banyak pihak, bukan hanya oleh Pemprov DKI Jakarta sendiri dan tidak bisa langsung diselesaikan dalam waktu dekat.

"Harus terintegrasi semua dari hulu ke hilir," harap Bima Arya.

"Dari kementerian koordinasi terus berjalan, dari KLH, PUPR, tapi saya rasa enggak bisa parsial, betul-betul harus ditangani secara bersama-sama," tutupnya.

Simak video lengkapnya:

Riza Patria: Anggaran 100 Triliun pun Tak Bisa Menyelesaikan

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria tanggapi persoalan tahunan di Ibu Kota, yakni terkait banjir.

Dilansir TribunWow.com dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam, Sabtu (20/2/2021), Riza Patria mengatakan bahwa sejauh ini pemerintah DKI Jakarta bersama Gubernur Anies Baswedan telah melakukan beberapa langkah antisipasi untuk mengentaskan banjir.

Hanya saja menurutnya, persoalan banjir di Ibu Kota tidak bisa dengan mudah ditangani.

"Yang pertama kalau kita lihat di Jakarta sekarang trotoarnya sudah banyak yang baik," ujar Riza Patria.

"Di bawah trotoar itu dibangun got, drainase, kemudian juga ini tidak kurang 2.974 titik penambahan sumur resapan di Jakarta yang terus kita tingkatkan," jelasnya.

"Kemudian juga selain sumur resapan, drainase vertikal, gorong-gorong semua kita tingkatkan."

Baca juga: Tawarkan Anies Baswedan Solusi untuk Atasi Banjir DKI, Gembong: Jangan Tersandera Janji Kampanye

Baca juga: 4 Pernyataan Anies Baswedan soal Banjir: Karena Curah Hujan Ekstrem dan Target Surut dalam 6 Jam

Politisi Partai Gerindra itu mengaku membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk bisa menyelesaikan persoalan banjir di Jakarta.

Pasalnya menurutnya faktor penyebab banjir di Jakarta tidak hanya dari Jakarta itu sendiri ataupun terkait masalah anggaran, melainkan juga akibat dari daerah-daerah sekitar, khususnya yang memiliki daratan lebih tinggi, seperti halnya Bogor.

"Pembangunan banjir ini tidak bisa diselesaikan dalam waktu 5-10 tahun ke depan, dengan uang Rp 50 triliun atau Rp 100 triliun sekalipun itu tidak bisa menyelesaikan banjir," kata Riza Patria.

"Kalau pun hari ini kita dikasih anggaran Rp 100 triliun, pertanyaanya apakah banjir akan hilang? Tidak bisa, perlu waktu dan proses."

"Karena pengendalian banjir ini tidak bisa diselesaikan oleh Jakarta sendiri, harus didukung oleh daerah-daerah sekitar," tegasnya.

Oleh sebab itu, selain menyelesaikan persoalan di Jakarta sebagai hilir, Riza Patria akan berkoordinasi dengan daerah sekitar, termasuk juga dengan pemerintah pusat untuk bersama-sama menyelesaikan masalah klasik tersebut.

"Kalau Jakarta terus kita perbaiki drainasenya, normalisasinya, sumur resapan, tapi kalau di hulu tidak diselesaikan itu tidak akan membantu," pungkasnya. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)