TRIBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku siap untuk di-bully atas terjadinya banjir di wilayah Semarang.
Seperti yang diketahui, beberapa wilayah di Kota Semarang, Jawa Tengah terendam banjir, hingga Minggu (7/2/2021).
Dilansir TribunWow.com dalam acara Apa Kabar Indonesia tvOne, Minggu (7/2/2021), Ganjar mengaku tidak menyalakan siapapun.
Baca juga: Penampakan Banjir di Semarang Sabtu 6 Februari 2021, Bandara Tergenang hingga Tahanan Dievakuasi
Baca juga: Alasan Ganjar Pranowo Tak Beri Sanksi untuk Warga yang Melanggar Gerakan Jateng di Rumah Saja
Ganjar bahkan menyalahkan dirinya sendiri atas bencana banjir tersebut.
Maka dari itu, Ganjar mempersilahkan kepada warga atau netizen untuk membully-nya.
"Iya yang salah gubernurnya, jadi kan semua menunggu kapan ini gubernurnya dibully," ujar Ganjar.
"Udah sekarang saja," imbuhnya.
Ganjar kemudian memberikan penjelasan terkait penyebab banjir di Semarang.
Menurutnya, selain karena memang intensitas hujan yang tinggi, tetapi karena kapasitas pompa air yang tidak cukup.
"Pompanya jalan, tidak ada yang tidak jalan, memang kapasitasnya enggak cukup," kata Ganjar.
Dirinya juga menyinggung persoalan di Sungai Bringin.
"Maka ada proyek penanganan banjir yang selama ini sedang berjalan dan sekarang ada satu PR, namanya Sungai Bringin," jelasnya.
"Di Sungai Bringin progresnya baru satu persen, maka nampaknya tidak mampu, pasti banjir. Apalagi kemarin ketika saya coba kontak ke BMKG intensitasnya Semarang lumayan ekstrem."
"Artinya dalam waktu satu minggu ini harus siaga."
Baca juga: Banjir Warna Merah di Pekalongan Gegerkan Warga, sang Lurah Cari Pelaku Pembuang Obat Sisa Batik
Lebih lanjut, Ganjar lagi-lagi kembali menyalahkan dirinya sendiri atas terjadinya bencana banjir tersebut.
"Kayak-kayaknya memang satu, mungkin ini ketidaksuksesan gubernur atau bahasa yang paling enak ketidakbecusan Gubernur Jawa Tengah," katanya.
Pasalnya ia mengaku tidak bisa mengendalikan penyebab banjir, yakni mulai dari hulunya dengan adanya penggundulan hutan hingga sedimentasi tinggi.
"Maka reboisasi sekarang lagi kita galakan, beberapa tahun terakhir. Yang di bawah kita juga menghadapi land subsidence, di wilayah Pantura itu sama," pungasnya.
Simak videonya mulai menit ke-1.42:
Kata Ahli dan Pemerintah Pusat
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Pembangunan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menyebut banjir Semarang disebabkan karena curah hujan yang ekstrem.
Selain itu, menurutnya, pasang air laut juga menyebabkan banjir Semarang.
"Data curah hujan termasuk ekstrem. Dari hitungan hidrologi, periode ulangnya setiap 50 tahun," ujar Basuki, dikutip dari Kompas.com, Senin (8/2/2021).
Banjir Semarang tak hanya menggenangi rumah warga.
Baca juga: Viral Foto Bupati Pati Tak Pakai Masker di Pernikahan, Klarifikasi hingga Reaksi Ganjar Pranowo
Sebagian besar sarana transportasi publik, seperti bandara, stasiun, serta Jalur Pantura juga terkena dampak dari banjir tersebut.
Ahli hidrologi Universitas Diponegoro, Suripin mengatakan, alam tak sepenuhnya bersalah atas banjir yang terjadi di Semarang.
Menurutnya, kegiatan manusialah yang utama menyebabkan banjir.
"Kurang tepat, karena yang dominan adalah faktor antropodemik, yaitu faktor yang ditimbulkan oleh kegiatan manusia," ujar Suripin.
"Hujan dari dulu kan begitu, kadang-kadang tinggi, kadang-kadang rendah, itulah gunanya melakukan analisis perencanaan sistem," tukasnya. (TribunWow/Elfan/Jayanti)
Sebagian artikel ini telah diolah dari Kompas.com dengan judul "Banjir Semarang Disebut karena Hujan Ekstrem, Ahli: Kurang Tepat"