Isu Kudeta Partai Demokrat

Demi Pertahankan AHY, Pengamat Ungkap Langkah SBY saat Muncul Isu Kudeta Langsung Pegang DPC dan DPD

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pernyataannya soal hasil rekapitulasi Pemilu 2019, Rabu (22/5/2019).

TRIBUNWOW.COM - Dosen Sosiologi Politik Universitas Indonesia (UI), Arief Munandar, mengungkapkan langkah yang dilakukan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk mencegah kudeta.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui kanal YouTube Bang Arief, diunggah Sabtu (6/2/2021).

Diketahui putra SBY sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut ada dugaan upaya kudeta dari dalam dan luar partainya.

Dosen Sosiologi Politik Universitas Indonesia (UI) Arief Munandar menganalisis pandangan internal Partai Demokrat terhadap ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Sabtu (6/2/2021). (Capture YouTube Bang Arief)

Baca juga: Bahas Sumbangsih AHY hingga Muncul Isu Kudeta Demokrat, Pengamat: Ditarik Pak SBY, Kalah Pula

Menanggapi polemik tersebut, Arief Munandar menyebut banyak yang menilai AHY masih hijau dalam politik.

"(AHY) jadi Ketum Demokrat menggantikan Pak SBY pada Maret 2020 yang lalu, terpilih secara aklamasi. Memang (AHY) belum banyak pengalaman," komentar Arief Munandar.

Hal itu lalu dimanfaatkan pihak-pihak tertentu yang memiliki agenda politik.

"Pandangan sebelah mata membuat pihak-pihak yang punya agenda terselubung untuk memanfaatkan, menunggangi, membajak Demokrat menjadi terlalu percaya diri di dalam melakukan manuver-manuvernya," terangnya.

"Itu tadi, menjegal AHY kemudian mengangkat orang lain yang ditengarai Pak 'titik-titik' itu," lanjut pengamat politik yang kerap disapa Bang Arief ini.

Meskipun begitu, langkah ini gagal karena adanya sosok SBY yang melindungi kepemimpinan AHY di partai.

"Pihak-pihak ini kayaknya lupa bahwa di Demokrat itu masih ada Pak SBY yang memegang peranan kunci yang sekarang posisinya adalah Ketua Majelis Tinggi," terangnya.

Baca juga: Herzaky Klaim Ada Aliran Uang di Pertemuan Kader Demokrat dengan Moeldoko, Segini Besarannya

Arief menilai citra SBY sangat kuat dan berpengaruh bagi Demokrat, meskipun sudah tidak lagi aktif berorganisasi.

Saat muncul isu kudeta, SBY segera mengambil langkah untuk meredamnya.

Arief menilai langkah SBY ini sangat taktis dan jitu.

"Menurut sumber internal Demokrat, Pak SBY turun tangan langsung ketika ada isu kudeta terhadap kepemimpinan Ketum Demokrat," ungkapnya.

Saat itu SBY mendorong adanya pertemuan pengurus pusat, serta meminta para pengurus DPD dan DPC membuat pakta loyalitas kepada AHY.

Pakta loyalitas itu berisi pernyataan kesetiaan terhadap partai dan kepemimpinan AHY, komitmen melawan gerakan yang bertentangan dengan aturan kode etik, serta tetap solid di bawah kepemimpinan AHY demi memenangkan pemilu yang akan datang.

"Menurut sumber yang gue dapat, hampir semua pengurus DPD dan DPC sudah setor pakta loyalitas sebelum AHY konferensi pers atau pernyataan publik yang membuka tentang dugaan adanya kudeta," kata Arief.

Lihat videonya mulai menit ke-14.00:

Eks KSP Ingatkan Moeldoko Dapat Jabatan karena Jasa SBY

Mantan staf Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Bambang Beathor Suryadi, menganalisis pernyataan Kepala KSP Moeldoko yang terseret dalam isu kudeta Partai Demokrat.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Minggu (7/2/2021).

Diketahui, pihak Demokrat mengungkapkan dugaan isu penggulingan para petingginya yang direncanakan 5 tokoh, termasuk Moeldoko.

Baca juga: Herzaky Klaim Ada Aliran Uang di Pertemuan Kader Demokrat dengan Moeldoko, Segini Besarannya

Moeldoko juga diisukan tengah membidik pemilihan presiden (pilpres) 2024.

Menanggapi hal itu, Bambang menilai Moeldoko bisa saja dikorbankan oleh orang lain demi menggoyang Demokrat.

"Saya melihatnya begini. Bisa saja Moeldoko juga adalah korban dari permainan politik dari orang-orang yang ingin mengganggu Demokrat," komentar Bambang Beathor Suryadi.

Mantan Staf KSP, Bambang Beathor Suryadi dalam kanal YouTube Kompas TV, Senin (8/2/2021). Bambang sebut Moeldoko sebagai korban dalam isu kudeta Partai Demokrat. (YouTube Kompas TV)

Ia menyinggung video pernyataan Moeldoko yang menyebutkan dirinya tidak berambisi menjadi calon presiden di 2024.

"Kalau saya baca berulang-ulang dari video (klarifikasi) Pak Moeldoko, dia sebenarnya tidak pernah bicara 2024," lanjut Bambang.

Meskipun begitu, Bambang mengingatkan dinamika politik sangat cair sehingga bisa saja seseorang ditempatkan dalam posisi tertentu tanpa diduga.

Ia memberi contoh kedekatan Moeldoko dengan pendiri sekaligus mantan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Tapi namanya politik, kadang-kadang rezeki itu datang," singgung Bambang.

"Kita bisa lihat. Moeldoko jadi panglima TNI itu karena SBY. Moeldoko jadi Kepala KSP juga karena tawaran SBY," lanjut dia.

Baca juga: Beredar Isu Moeldoko Minta Jabatan ke SBY Jadi Ketum Demokrat, Marzuki Alie Ngaku Namanya Terseret

Berdasarkan fakta tersebut, tidak menutup kemungkinan SBY menarik Moeldoko ke partainya.

"Kemungkinan kalau SBY memang suka sama Moeldoko, dia tawarin saja ke Demokrat 'kan bisa saja. Orang mereka berkawan, itu urusan mereka," terang Bambang.

Meskipun begitu, Bambang meyakini Moeldoko tidak memiliki niat mengajukan diri dalam kontestasi politik 2024.

"Dia berulang-ulang di videonya, saya lihat dia tidak (berniat maju di 2024)," kata Bambang.

Walaupun demikian, Bambang menyebut banyak orang yang menganggap Moeldoko berpotensi diajukan dalam pilpres mendatang.

"Tapi 'kan ada orang yang melihat bahwa Moeldoko ini punya potensi," ungkapnya.

"Setelah dilihat dia punya potensi jadi presiden, dia lihat dari partai mana yang sangat dekat dengan Moeldoko," lanjut Bambang.

"Sekarang kelihatannya kedekatan dia dengan SBY inilah yang dimanfaatkan oleh kawan-kawan untuk mencoba benar enggak Moeldoko ini bisa ditawarkan," tambah dia. (TribunWow.com/Brigitta)