TRIBUNWOW.COM - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin untuk pemberian vaksin Covid-19 jenis Sinovac kepada para lanjut usia (lansia).
Seperti yang diketahui, sebelumnya, vaksinasi Covid-19, khususnya vaksin Sinovac dikecualikan terhadap lansia dan anak-anak.
Vaksinasi hanya diperuntukkan untuk mereka yang berusia 18 hingga 59 tahun.
Baca juga: Penjelasan soal Vaksin Covid-19 untuk Lansia, Diberikan 2 Kali selang Waktu 28 Hari
Baca juga: Alasan Orang yang Sudah Divaksin Masih Bisa Terinfeksi Covid-19, Waspada soal Virus Varian Baru
Baca juga: Sinovac Klaim Vaksinnya Bisa Cegah Kematian, tapi Tak Ampuh Menangkal Virus Corona
Dilansir TribunWow.com dalam acara Sapa Indonesia Malam, Minggu (7/2/2021), Kepala BPOM Penny Lukito mengaku sudah mempertimbangkan untuk pemberian vaksin terhadap para lansia.
Keputusan tersebut diambil mengingat lansia begitu rentan terpapar Covid-19 dan memiliki risiko tinggi akan kematian.
Terkait proses vaksinasi, menurut Penny tetap harus disuntikkan dua dosis.
Namun, dilakukan dalam rentang waktu yang lebih lama dari usia produktif, yakni 28 hari.
"Badan POM telah mengelaurkan persetujuan penggunaan atau emergency use authorization (EUA) vaksin Virus Corona untuk usia di atas 60 tahun dengan dosis dua penyuntikan vaksin yang diberikan dalam selang waktu 28 hari," ujar Penny.
Meski begitu, dalam melakukan vaksinasi, Penny mengatakan tidak bisa sembarangan.
Menurutnya, pemberian vaksin kepada lansia harus sesuai dengan syarat dan ketentuan khusus karena memiliki risiko tinggi.
"Kelompok lansia cenderung memiliki komorbid atau penyakit penyerta yang harus diperhatikan dalam penggunaan vaksin ini," kata Penny.
Baca juga: Titipkan Pasien ke Rekannya, Nakes Keliru Suntikan 5 Dosis Vaksin Covid-19 Sekaligus
Dikatakannya, lansia yang akan menerima vaksin juga harus mendapatkan persetujuan dari dokter setelah dilakukan pemeriksaan apakah memiliki penyakit bawaan atau tidak.
"Oleh karena itu, proses screening menjadi sangat penting, sebelum dokter memutuskan untuk memberikan persetujuan vaksinasi," terangnya.
"Badan POM telah mengeluarkan informasi untuk tenaga kesehatan yang dapat digunakan sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dan vaksinator dalam melakukan screening sebelum pelaksanaan vaksinasi," pungkasnya.
Simak video lengkapnya:
Sinovac Klaim Vaksinnya Bisa Cegah Kematian
Perusahaan farmasi asal China, Sinovac, mengumumkan data uji coba klinis terhadap vaksin Covid-19, Jumat (5/2/2021).
Dilansir TribunWow.com dari Reuters, uji coba klinis tersebut dilakukan di Brazil dan Turki.
Hasilnya vaksin buatan Sinovac mampu mencegah gejala Covid-19 memburuk sehingga tak harus dirawat atau bahkan menyebabkan kematian.
Baca juga: Penjelasan Kadinkes Cilacap soal Nakes yang Meninggal seusai Divaksin: Diagnosa Sementara karena DSS
Sebanyak 12.396 orang telibat dalam percobaan vaksin ini.
Data menunjukkan vaksin tersebut 100 persen efektif mencegah penderita Covid-19 harus dirawat di rumah sakit atau berujung pada kematian.
Vaksin ini juga efektif 83,7 persen membantu mencegah seseorang yang terpapar Virus Corona mengalami gejala berat dan membutuhkan perawatan medis.
Namun, hanya sebanyak 50,65 persen vaksin ini terbukti mencegah seseorang tertular Virus Corona.
Uji coba klinis kemudian dievaluasi, terutama terkait efikasinya setelah dua kali dosis disuntikkan dalam rentang waktu 14 hari.
Uji coba dilakukan terhadap masyarakat umum dan tenaga kesehatan yang merawat pasien Covid-19.
Baca juga: Presiden Perancis Macron Peringatkan Risiko Vaksin Covid-19 Buatan China, Soroti Efektivitas Sinovac
Di Turki uji coba dilakukan dalah dua tahap, yakni untuk tenaga medis dan masyarakat umum.
Ditemukan hasil tingkat keampuhan (efikasi) untuk mencegah gejala pada penyakit menular sebesar 91,25 persen berdasarkan 29 kasus.
Sementara itu, peneliti Brazil melaporkan hasil sementara uji coba vaksin menunjukkan angka efikasi hanya sebesar 50,4 persen.
Diketahui tingkat efikasi vaksin menjadi pertimbangan banyak negara yang sedang melakukan uji coba vaksin, terutama terkait keampuhannya menangkal varian baru Virus Corona.
Sebagai perbandingan, perusahaan pembuat vaksin lainnya Pfizer Inc bekerja sama dengan BioNTech dan Moderna membuktikan tingkat efektivitas mencapai 95 persen dalam mencegah Covid-19 saat uji klinis.
Uji klinis dilakukan di Amerika Serikat (AS) sebelum muncul kabar ada varian baru Virus Corona. (TribunWow/Elfan/Brigitta)