Isu Kudeta Partai Demokrat

Anggap Moeldoko Tak Jelas Bantah Kudeta Demokrat, Refly Harun soal AHY: Nyerang sebelum Diserang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun, buka suara soal isu kudeta Partai Demokrat yang menyeret nama Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko, Sabtu (6/2/2021).

TRIBUNWOW.COM - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun, buka suara soal isu kudeta Partai Demokrat yang menyeret nama Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko.

Refly Harun pun menyinggung kemungkinan tudingan Demokrat itu benar adanya.

Hal itu diungkapkannya dalam kanal YouTube Refly Harun, Sabtu (6/2/2021).

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam konferensi pers, Senin (1/2/2021). (YouTube/Agus Yudhoyono)

Baca juga: Ruhut Sitompul Sebut Demokrat Sengaja Seret Moeldoko dalam Isu Kudeta, karena Orang Dekat Jokowi?

Baca juga: Marzuki Alie Ancam Bawa ke Ranah Hukum karena Terseret Isu Kudeta Demokrat, Herzaky: Kami Ketawa Aja

Refly Harun mengatakan, isu kudeta itu sebenarnya pertama kali dicuatkan oleh Susilo Bambang Yudhoyonio (SBY).

Ia pun membahas tweet SBY sebelum Demokrat menggelar konferensi pers beberapa waktu lalu.

"Jadi move yang dilakukan oleh SBY sesungguhnya, bicara mengenai politik etika," ucap Refly.

"Waktu itu SBY ngomong soal etika dalam berpolitik dan tidak tahu mau nembak siapa."

"Rupanya ke arah Moeldoko sepertinya."

Menurut Refly, pernyataan SBY itu kemudian dilanjutkan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Ia menganggap, Demokrat seolah ingin menyerang sebelum diambilalih oleh pihak lain.

Baca juga: Saat Ruhut Sitompul Tertawa Dengar Jawaban Rocky Gerung atas Sikap Jokowi soal Kudeta Demokrat

Baca juga: Ruhut Sebut Demokrat Membalikan Cerita soal Kudeta, Sebut Ada Kader yang Minta Moeldoko Gantikan AHY

"Lalu dilanjutkan dengan pidato AHY bahwa ada elite istana yang mencoba kudeta Demokrat," jelas Refly.

"Jadi nyerang duluan sebelum diserang."

"Memang di sisi lain dikatakan bahwa melambungkan nama Moeldoko."

"Tapi paling tidak rencana take over tersebut tidak jadi dilaksanakan," tambahnya.

Selain itu, Refly juga mengaku melihat Moeldoko tak memberi bantahan yang kuat terkait isu kudeta.

Hal itulah yang membuat Refly menduga Moeldoko memang menginginkan posisi strategis di Demokrat.

"Kalau saya lihat, tidak terlihat bantahan yang strong dari Moeldoko," terang Refly.

"Jadi secara rasional bisa saja Moeldoko menginginkan kepemimpinan Partai Demokrat."

"Tapi masalahnya, apakah mekanisme memungkinkan hal tersebut?"

"Makanya saya katakan bahwa banyak spekulasi," sambungnya.

Simak videonya berikut ini mulai menit ke-7.35:

Marzuki Alie Mengaku Namanya Ikut Terseret

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko disebut-sebut pernah meminta jabatan kepada mantan Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2015 silam.

Dilansir TribunWow.com, mantan Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie yang saat itu masih menjabat memberi klarifikasi.

Hal itu ia sampaikan dalam Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Rabu (3/2/2021).

Baca juga: Andi Mallarangeng Klaim Moeldoko Direstui Jokowi Gulingkan Demokrat, Sandingkan dengan Era Soeharto

Diketahui Moeldoko disebut sebagai satu di antara 5 tokoh yang diisukan hendak mengkudeta Demokrat dan kepemimpinan Ketua Umum saat ini, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang juga merupakan putra SBY.

Menanggapi isu Moeldoko pernah meminta jabatan, Marzuki mengaku dirinya tidak tahu-menahu.

"Saya justru enggak tahu. Bagaimana saya mau tahu?" ungkap Marzuki Alie.

Sekjen Partai Demokrat 2005-2010 Marzuki Alie menanggapi soal isu kudeta Partai Demokrat dalam acara SAPA INDONESIA MALAM, Rabu (3/2/2021). (YouTube Kompastv)

Marzuki mengaku namanya hanya terseret dalam isu tersebut, meskipun ia tidak tahu apa-apa.

"Saya kadang-kadang disebut orang, sering sekali disebut, tapi saya sendiri tidak tahu," katanya.

"Banyak berbagai isu tentang saya, tapi ya, sudahlah," tambah mantan Ketua DPR RI ini.

Dalam tayangan yang sama, selanjutnya Marzuki mengungkit bagaimana awal mula Demokrat didirikan SBY bersama sejumlah tokoh.

Baca juga: Fakta Hubungan Moeldoko dan SBY, dari Awal Dekat, Merenggang, hingga Tudingan Kudeta Partai Demokrat

"Saya ingat ini komitmen Pak SBY pada saat mengajak kami-kami ini berjuang di dalam partai," ungkapnya.

Saat itu SBY sudah memiliki rencana terhadap sistem partai yang ingin dibentuk.

Ia ingin Demokrat menjadi partai modern yang tidak berpatok pada satu tokoh utama saja.

"Bagaimana beliau punya cita-cita membangun partai yang modern," kata Marzuki.

"Partai modern itu partai yang dikelola dengan sistem, bukan berdasarkan individu, figur, dan dinasti," lanjut dia.

"Itu jelas clear disampaikan ke saya. Itu yang disampaikan kepada saya tahun 2003 di Palembang. Waktu itu saya masih direktur BUMN," terangnya.

Marzuki mengakui dirinya tidak kecewa dengan pemilihan AHY sebagai ketua umum saat ini.

Walaupun begitu, ia mengingatkan tujuan awal SBY mendirikan partai.

"Saya tidak menyatakan kecewa, tapi saya melihat ini sudah tidak sesuai dengan komitmen beliau, itu saja," tandasnya. (TribunWow.com)