TRIBUNWOW.COM - Politisi PDI Perjuangan Deddy Sitorus mendukung sikap dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) ataupun istana dalam menanggapi isu kudeta Partai Demokrat.
Menurutnya, sikap Jokowi yang tidak membalas surat dari Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sudah tepat.
Hal itu disampaikannya dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam 'tvOne', Jumat (5/2/2021).
Baca juga: Sebut Demokrat Tak Perlu Kirim Surat ke Presiden, M Qodari: Menimbulkan Kesan Dalangnya Pak Jokowi
Baca juga: Andi Arief Sebut Moeldoko Sudah Ditegur Jokowi terkait Isu Gerakan Kudeta Partai Demokrat
Dalam kesempatan itu, Deddy Sitorus menyebut bahwa Demokrat memang sengaja membawa-bawa Jokowi untuk memanfaatkan nama besarnya.
Dengan begitu menurutnya, isu tersebut juga akan menjadi besar dan banyak dibicarakan.
Terkait sikap Demokrat yang berkirim surat kepada Jokowi, Deddy Sitorus tidak menyalahkannya.
Ia menilai hal itu justru tepat jika niatnya memang ingin meminta klarifikasi dari Jokowi atas dugaan kertelibatan pejabatnya, yakni Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko.
Namun dikatakannya, tidak perlu kemudian diikuti dengan konferensi pers ataupun menyampaikannya ke publik.
"Karena kalau niat mereka murni hanya ingin tahu atau konfirmasi dari Pak Presiden, mengirim surat bagus, tapi tidak perlu diikuti konferensi pers," ujar Deddy Sitorus.
"Tidak diikuti narasi liar di media sosial dan media mainstream. jadi seolah-olah Ketua Umum Demokrat ingin menarik Pak Jokowi masuk dalam ruangan permainan mereka," jelasnya.
Baca juga: Istana Tak Balas Surat AHY soal Kudeta Demokrat, Rachland Nashidik: Pak Jokowi Mau Cuci Tangan?
Maka dari itu, Deddy Sitorus menyebut sikap pemerintah untuk tidak menanggapi surat dari Demokrat sudah tepat.
Pasalnya menurutnya, isu adanya kudeta lebih mengarah kepada masalah internal dari Demokrat dan tidak ada kaitannya dengan pemerintah maupun Jokowi.
"Jadi saya kira sudah tepat apa yang dilakukan pemerintah, kalau mereka berharap suratnya dibalas ya harusnya tidak perlu konferensi pers," kata Deddy Sitorus.
"Jadi sudah tepat Pak Jokowi tidak membalas surat itu karena enggak penting kalau menurut saya," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 1.15:
M Qodari: Menimbulkan Kesan Dalangnya Pak Jokowi
Pengamat politik, M Qodari memberikan komentarnya terkait persoalan kudeta di Partai Demokrat.
Dilansir TribunWow.com, Direktur Eksekutif Indo Barometer itu mengatakan Demokrat tidak perlu membawa-bawa Presiden Joko Widodo (Jokowi) apalagi sampai mengirimkan surat.
Ia menilai kondisi tersebut justru memberikan kesan bahwa Jokowi lah dalang di balik gerakan kudeta tersebut.
Baca juga: Merasa Kasian kepada Jokowi soal Isu Kudeta Demokrat, Ruhut Sitompul: Apapun Hormati Pak Moeldoko
Menurut M Qodari, alasannya karena latar belakang hubungan antara Partai PDI Perjuangan dengan Demokrat.
Ia mengatakan harusnya Demokrat langsung menyebutkan nama pejabat yang dimaksud terlibat dalam gerakan kudeta tersebut.
Hal itu disampaikan dalam acara Dua Sisi 'tvOne', Kamis (4/2/2021).
"Mengingat latar belakang komunikasi antara PDI Perjuangan dengan Partai Demokrat yang selama ini sering tegang."
"Kalau saya jadi Partai Demokrat saya kalau pun mengatakan ada ekternal saya cuman menyebut Pak Moeldoko saja," kata M Qodari.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Mejelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng mengatakan bahwa tujuannya mengirimkan surat ke Jokowi hanya untuk meminta klarifikasi.
Menurutnya, bukan berarti benar ada kaitannya dengan Jokowi.
Terlebih dikatakanya, pihaknya dalam berkirim surat dilakukan secara sopan dan melalui prosedur yang benar.
Terkait apakah sikap Moeldoko itu merupakan sikap pribadi ataupun sikapnya sebagai KSP, Andi mengaku tidak bisa membedakan.
"Lha bagaimana membedakannya?" kata Andi.
Baca juga: Debat saat Bicara Peluang Moeldoko Kudeta Partai Demokrat, M Qodari: Ketuanya SBY, Wakilnya AHY
M Qodari menilai dalam persoalan ini tidak ada kaitannya dengan Jokowi yang disebut memang tidak membutuhkan tambahan dukungan partai lain.
Dirinya lalu menyinggung cuitan dari Mantan Ketum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono yang mengkasifikasikan tiga jenis sifat manusia.
"Tidak perlu menyebut nama Jokowi, apalagi kemudian mengirimkan surat kepada Pak Jokowi," kata M Qodari.
"Itu menimbulkan kesan bahwa dalang yang sesungguhnya itu Pak Jokowi, apalagi sebelumnya ada cuitan dari Pak SBY."
"Ada tiga golongan manusia the good, the bad dan the ugly. Sekarang siapa the good-nya?"
Simak videonya mulai menit ke- 27.52:
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)