Isu Kudeta Partai Demokrat

Bongkar Cara Pemilihan AHY di Demokrat Diduga Tak Adil, Ruhut Sitompul Ngaku Terima Curhatan

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Rabu (22/5/2019).

TRIBUNWOW.COM - Mantan politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengaku mendapat banyak keluhan dari kader partai terkait pemilihan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi ketua umum.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Apa Kabar Indonesia di TvOne, Kamis (4/2/2021).

Diketahui AHY terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 2020-2025 menggantikan ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Membantah pernyataan Ruhut Sitompul (kiri), Herman Khaeron (kanan) menegaskan 100 persen DPD dan DPC Demokrat se-Indonesia semuanya mendukung AHY. Ditayangkan dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam, Jumat (5/2/2021). (YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne)

Baca juga: Beredar Isu Moeldoko Minta Jabatan ke SBY Jadi Ketum Demokrat, Marzuki Alie Ngaku Namanya Terseret

Ruhut Sitompul lalu menyoroti banyak kader Partai Demokrat yang sebetulnya tidak menyetujui terpilihnya AHY.

"Kalau bicara kepartaian, yang kita kenal kalau ada dari pengurus yang kurang sreg, sesuai dengan aturan bisa melakukan namanya KLB (Kongres Luar Biasa), bukan kudeta," terang Ruhut Sitompul.

Hal itu ia singgung mengingat AHY baru-baru ini menyebut ada upaya kudeta dari dalam dan luar Demokrat.

Menilik sejarah pemilihan AHY, Ruhut mengaku kaget.

Tidak hanya dirinya, kader-kader lain pernah menyampaikan keluhan mereka kepada Ruhut.

"Tetapi jujur saja, saya dan semua saya rasa kaget. Walaupun memang kader-kader, karena saya pernah di Demokrat bahkan jadi pimpinan, mereka sering curhat," ungkap dia.

Baca juga: Protes Kudeta Demokrat Disebut Orba, Ruhut Sitompul: Andi Mallarangeng Bisa Dituntut Marzuki Alie

"Saya tidak mengira jadi seramai ini," lanjut pengacara yang kini bernaung di bawah PDIP itu.

Ia menjelaskan proses pemilihan AHY yang dilakukan secara aklamasi.

Menurut kesaksian sejumlah kader, anggota yang tidak memiliki hak suara diminta keluar ruangan.

Hal itu tidak pernah terjadi sebelumnya dalam pemilihan ketua umum Demokrat.

"Jadi waktu Mas AHY secara aklamasi terpilih, itu contohnya," singgung Ruhut.

"Mereka kaget, (kader Demokrat curhat), 'Kan ini partai modern, Bang. Kita kan peserta, tapi memang bukan pemilik suara. Kita disuruh keluar, hanya pemilik suara saja yang boleh di dalam'," ungkapnya.

"Kan belum pernah itu terjadi. Itu kata mereka," tambah advokat senior ini.

Lihat videonya mulai dari awal:

Demokrat Klaim AHY Didukung Para Kader

Eks kader Demokrat Ruhut Sitompul mengakui ada DPC hingga DPP Partai Demokrat curhat kepadanya soal ketidakpuasan dengan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Menanggapi pernyataan Ruhut, Ketua BPOKK DPP Partai Demokrat Herman Khaeron tegas membantah.

Ia juga menjelakan bahwa pada DPD dan DPC Demokrat yang diundang ke Jakarta dan bertemu dengan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko, semuanya dijebak.

Baca juga: Status Darmizal Terbongkar, Ketua Relawan Jokowi tapi Masih Kader Demokrat, Andi Mallarangeng Kaget

Hal itu dinyatakan oleh Herman dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam, Jumat (5/2/2021).

Herman menanyakan siapa DPD hingga DPP yang dimaksud oleh Ruhut.

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam konferensi pers, Senin (1/2/2021). (YouTube Kompastv)

Dirinya juga menjelaskan bahwa DPD dan DPC Demokrat seluruh Indonesia sudah 100 persen menyatakan dukungan mendukung AHY.

"Seluruhnya sudah menyampaikannya di media sosial dan media konvensional," kata Herman.

Kendati demikian, Herman tak menutupi kemungkinan ada kader yang bukan DPD maupun DPC curhat mengadu ke Ruhut.

"Kalaupun ada yang mengadu mungkin wajar karena Bang Ruhut juga orang yang dulu tempat mengadu dan pergaulannya bagus Bang Ruhut," ujar Herman.

"Kami menghormati jika ada yang tidak suka."

Selanjutnya Herman mengungkit kedatangan para DPD dan DPC ke Jakarta yang ia sebut dijebak.

"Mereka ke Jakarta itu diundang atas nama DPP dan bahkan diundang ada atas nama bantuan untuk bencana," kata Herman.

"Oleh karenanya mereka datang dan kemudian merasa aneh."

Herman bercerita, para DPD dan DPC Demokrat yang datang ke Ibu Kota sudah merasakan hal janggal karena datang ke tempat yang lain dari undangan.

"Kader yang kemudian sudah terperangkap di dalam jebakan itu, pada akhirnya mengadu kepada DPP," paparnya.

Herman juga mengungkit adanya janji diberikan imbalan uang kepada DPD dan DPC yang diundang ke Jakarta pada waktu itu.

"Menjanjikan imbalan, ada uang yang akan diberikan," katanya. (TribunWow.com/Brigitta/Anung)