TRIBUNWOW.COM - Mantan Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai mengaku dirinya tidak pernah menanggapi cuitan penggiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda.
Dilansir TribunWow.com, hal itu terungkap dalam tayangan di kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored, Kamis (4/2/2021).
Diketahui cuitan kontroversi Abu Janda dilaporkan atas dugaan ujaran kebencian berbasis suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) terhadap Pigai.
Baca juga: Gus Miftah Ungkap Reaksi Abu Janda saat Dicereweti soal Cuitannya: Bedanya kalau Saya Dipikir Dulu
Abu Janda mempertanyakan apakah Pigai sudah "selesai berevolusi" yang dinilai bermuatan rasialisme.
Natalius Pigai lalu menjelaskan alasan dirinya tidak mengomentari balik cuitan Abu Janda.
"Saya juga baca bukunya Vladimir Zhirinovsky di Rusia. Buku ini penting, karena dia adalah seorang Ketua Partai Demokrat Liberal Rusia," ungkap Natalius Pigai.
Diketahui Zhirinovsky adalah politikus Rusia yang populer dengan sikap nasionalis, anti-Barat, dan bergaya sering mengkonfrontasi.
Zhirinovsky kerap dipandang orang Barat sebagai fasis.
"Lalu pernah menjadi Wakil Ketua Duma, lalu dia adalah anggota KGB. Dia pernah bikin pernyataan yang sangat kontroversial dan hampir hubungan terganggu antara Rusia, Amerika, dan negara-negara Afrika," papar Pigai.
"Pernyataannya, 'Negara-negara Afrika kulit hitam itu evolusinya belum selesai'," ungkapnya.
Pigai lalu mengaitkan hal itu dengan cuitan Abu Janda.
Baca juga: Cuitan Abu Janda Merembet ke Seluruh Twitter, Peneliti Medsos: Netizen Ada Dendam Lama yang Keluar
Ia mengaku tidak terkejut disebut "belum selesai berevolusi", karena sudah pernah membaca pernyataan serupa.
"Jadi ketika saya baca twit ini, saya sudah tahu karena Vladimir Zhirinovsky punya buku," kata Pigai.
"Ketika kita membaca gerakan dan perjalanannya ini adalah strategi intelijen," tambah dia.
Pigai mengaku dirinya lebih memilih mengabaikan cuitan Abu Janda.
Ia menilai cuitan berbau SARA itu tidak datang langsung dari Abu Janda.
Ia mengaku baru kali ini mengomentari balik kontroversi yang ditimbulkan Abu Janda.
"Kenapa saya abaikan? Karena saya memandang itu bukan dari dia. Saya jelek-jelek begini mengerti, karena ini bukan dari Mas Abu Janda," komentarnya.
"Ini mungkin saya sudah sebut nama dia dua kali, selama ini saya tidak sebut nama," tambah Pigai.
"Begitu lihat Abu Janda, kemampuannya belum sampai untuk arah berpikir Zhirinovsky. Pada saat itu saya baca saya tidak pernah respons," ungkap dia.
Lihat videonya mulai menit 5.00:
Saat Abu Janda Ditegur Gus Miftah
Pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah mengaku sudah memberitahu Permadi Arya alias Abu Janda agar tidak sembarangan dalam bermedia sosial.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan iNews, Senin (1/2/2021).
Diketahui pegiat media sosial Permadi Arya dilaporkan karena dugaan ujaran kebencian berbasis suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Baca juga: Temui Abu Janda, Gus Miftah Beri Peringatan: Jangan sampai Ada Anggapan Mas Arya Mewakili NU
Gus Miftah kemudian menjelaskan dirinya sudah menasihati Permadi Arya ketika bertemu dalam sebuah acara podcast.
"Saya bilang mau datang ke podcast asalkan ada Mas Arya. Tujuannya supaya saya bisa tabayyun," ungkap Gus Miftah.
"Jangan sampai kemudian saya komentar hanya berdasarkan asumsi," terangnya.
Setelah mengetahui hal itu, Permadi Arya bersedia datang ke podcast.
Saat itu Gus Miftah meminta klarifikasi dari Permadi Arya tentang maksud cuitannya yang menjadi viral.
Permadi Arya menyebut dirinya hanya membalas cuitan dari ustaz Tengku Zulkarnain.
"Betul-betul saya bilang, 'Sebetulnya maksud kamu itu apa?'. Beliau menjelaskan, 'Gus, itu twit bukan mandiri, tetapi merupakan respons kepada Tengku Zul atas twit sebelumnya'," kata Gus Miftah.
Mendengar hal itu, Gus Miftah memberi nasihat kepada Permadi Arya dalam mengeluarkan statement yang memancing kemarahan warganet.
Baca juga: Cuitan Abu Janda Merembet ke Seluruh Twitter, Peneliti Medsos: Netizen Ada Dendam Lama yang Keluar
"Saya bilang, 'Mungkin Mas, kenapa ini menjadi miskomunikasi yang begitu besar karena memang kalimat-kalimatmu ini harusnya, saya nasihati kepada dia, spesifik merespons twitnya Tengku Zul'," katanya.
Selanjutnya, Gus Miftah menanyakan pemahaman Permadi Arya tentang Islam radikal.
Ternyata keduanya memiliki pemahaman yang sama, yakni Islam radikal adalah kelompok yang mengkafirkan budaya lokal Indonesia.
Meskipun pemahaman mereka sama, Gus Miftah menyoroti dirinya selalu memikirkan terlebih dulu sebelum menyampaikan pernyataan.
Setelah mendapat teguran itu, Permadi Arya bereaksi meminta agar dibimbing Gus Miftah.
"Saya bilang, 'Kalau itu sama, Mas. Cuma perbedaannya kontra narasi yang kita buat, perbedaannya dirimu terlalu emosional, sementara kalau saya saya pikir sebelumnya'," jelas Gus Miftah.
"Dan Mas Abu Janda bilang, 'Iya Gus, mohon saya dibimbing'," ungkapnya. (TribunWow.com/Brigitta)