TRIBUNWOW.COM - Mantan Sekjen Partai Demokrat, Marzuki Alie turut disebut terlibat dalam upaya pengambil alihan paksa kekuasaan Partai Demokrat.
Menanggapi isu tersebut, Marzuki mengaku telah mengirimkan pesan kepada Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk mengambil tindakan.
Marzuki ingin para kader Demokrat yang memfitnahnya diberikan sanksi organisasi.
Baca juga: Ungkap Obrolan Moeldoko dengan Kader Demokrat di Hotel Aston, Andi Mallarangeng: Ini Gaya Orde Baru
Pernyataan itu disampaikan Marzuki dalam acara SAPA INDONESIA MALAM, Rabu (3/2/2021).
"Menuduh kader di ruang publik itu sangat tidak beretika, tidak etis, apalagi belum dibuktikan," kata Marzuki.
"Saya meminta kepada Pak SBY selaku ketua Majelis Tinggi untuk menegakkan aturan partai."
Meskipun sudah mengirim pesan kepada SBY, Marzuki mengaku belum mendapatkan balasan.
"Kalau itu tidak bisa dibuktikan, saya minta dikenakan sanksi organisasi sesuai tata aturan partai yang berlaku," kata dia.
Marzuki juga mengancam akan mengambil langkah-langkah hukum karena ia merasa dirugikan dengan adanya tuduhan terlibat dalam isu kudeta Partai Demokrat.
"Dan saya akan melakukan langkah-langkah berikutnya karena menyangkut nama baik saya," kata dia.
"Jadi saya akan lakukan langkah hukum, pasti."
"Untuk memberikan pembelajaran kepada yang mengurus saat ini supaya hati-hati dengan ucapan," sambungnya.
Selanjutnya Marzuki menyindir bahwa banyak kader Demokrat yang memfitnah dirinya.
"Partai Demokrat itu jangan dipenuhi oleh kelakukan-kelakuan orang-orang yang suka memfitnah," kata Marzuki.
Ia memperingatkan apabila Demokrat terus diisi oleh orang-orang seperti itu maka Partai Demokrat akan segera terpecah belah.
"Kalau mereka tidak bisa membuktikan, tuntutan saya mereka diberikan sanksi," ucap Marzuki.
"Kalau tidak saya bawa ke ranah hukum," pungkasnya.
AHY Beberkan 5 Pelaku
Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) membeberkan lima pelaku gerakan ambil alih Partai Demokrat.
Hal itu diungkapkannya dalam konferensi pers yang diunggah dalam kanal YouTube Kompas TV, Senin (1/2/2021).
AHY menyebut kelima pelaku gerakan itu terdiri atas kader aktif, mantan kader serta pejabat di luar Partai Demokrat.
"Gabungan pelaku gerakan ini ada lima orang," ujar AHY.
"Terdiri dari satu kader Demokrat aktif, satu kader yang sudah enam tahun tidak aktif."
Satu di antara para pelaku, disebutnya adalah mantan kader yang diberhentikan akibat terlibat kasus korupsi.
Namun, AHY tak menyebut nama mantan kader yang dimaksudnya.
"Satu mantan kader yang sudah sembilan tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai karena menjalani hukuman akibat korupsi," ujar AHY.
"Dan satu mantan kader yang keluar dari partai tiga tahun lalu."
Baca juga: Awal Munculnya Isu Jokowi Restui Moeldoko, Kader Demokrat Dengar Moeldoko Pakai Kode Pak Lurah
Sementara itu, AHY juga menyinggung seorang pejabat tinggi di pemerintahan.
Meski tak menyebut secara jelas nama pejabat tersebut, AHY mengaku kini tengah menanti konfirmasi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Sedangkan yang non-kader partai adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan," ujar AHY.
"Yang sekali lagi, sedang kami mintakan konfirmasi dan klarifikasinya kepada Presiden Joko Widodo."
Dalam melancarkan aksinya, gerakan ini disebutnya membujuk sejumlah kader Partai Demokrat untuk ikut serta.
Namun, beberapa kader merasa tak nyaman hingga melapor ke AHY.
AHY melanjutkan, gerakan tersebut bertujuan untuk mengambil alih secara paksa kepemimpinan Partai Demokrat.
Selain itu, gerakan itu juga ingin melancarkan jalan seseorang mencalonkan diri di Pilpres 2024.
"Dalam komunikasi mereka, pengambil alihan posisi ketua umum Partai Demokrat akan dijadikan jalan atau kendaraan bagi yang bersangkutan sebagai calon presiden dalam Pemilu 2024," tukasnya.
Baca juga: Sindir Sosok Provokator, Fahri Hamzah Siap Bantu Pemerintah Ciptakan Ketenangan: Ini Hari-hari Berat
Simak video selengkapnya mulai menit ke-13.50:
(TribunWow.com/Anung/Tami)