TRIBUNWOW.COM - Nama Abu Janda alias Permadi Arya kini tengah menjadi sorotan publik karena dipolisikan atas kasus dugaan ujaran rasisme terhadap mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai, hingga dugaan ujaran SARA soal 'Islam Arogan'.
Putri dari Mantan Presiden Indonesia Abdurrahman Wahid, yakni Yenny Wahid menolak Abu Janda dianggap sebagai representasi dari organisasi masyarakat Nahdlatul Ulama (NU).
Ia lalu mengungkit ajaran sang ayah soal prinsip-prinsip Islam.
Baca juga: Langsung Terbahak saat Bahas Kasus Rasisme Abu Janda, Rocky Gerung: Belum Berkembang secara Sempurna
Dikutip dari YouTube Kompastv, Yenny mengaku tidak mengenal siapa itu Abu Janda.
"Saya enggak kenal Beliau," kata Yenny.
Yenny lalu menceritakan prinsip-prinsip Islam yang diajarkan oleh mendiang ayahnya Abdurrahman Wahid atau biasa dikenal dengan nama panggilan Gus Dur.
"Prinsip Islam yang saya kenal itu adalah mengasihi sesama, mengayomi sesama, melindungi minoritas, melindungi keberagaman," kata Yenny.
"Lalu memberikan keadilan."
"Buat saya itu prinsip-prinsip Islam diajarkan kepada saya oleh orangtua saya, oleh para sesepuh kita, para Kyai kita, itu Islam yang saya pegang prinsipnya," sambungnya.
Selain menjadi mantan presiden Indonesia, Gus Dur juga merupakan Ketum PBNU pada tahun 1984-1999.
Yenny kemudian menolak Abu Janda dianggap sebagai representasi dari NU.
"Saya saja enggak kenal," ujarnya.
Ia lalu memaparkan bahwa representasi dari NU adalah para kyai-kyai yang memiliki sikap tawadhu (rendah hati).
"Kyai NU itu orang yang tawadhu dalam bersikap, dalam beretorika kita diajari untuk mengayomi, tidak membuat keresahan-keresahan," papar Yenny.
Terkait kelanjutan kasus Abu Janda yang akan diperiksa oleh polisi, Yenny tidak ingin menanggapi apa-apa karena tidak mengenal siapa itu Abu Janda.
"Saya tidak punya harapan apa-apa karena saya tidak hubungan apa-apa dengan yang bersangkutan," tutupnya.
Baca juga: 5 Fakta Kasus Rasisme Abu Janda, Disebut Kacaukan Pemerintahan Jokowi hingga Curhatan Natalius Pigai
Bukan Bagian GP Ansor dan Banser
Di sisi lain, Gerakan Pemuda Ansor (GP) Ansor Jawa Timur meminta kepada pihak kepolisian untk menindak tegas pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda.
Ketua Cyber Media PW GP Ansor Jawa Timur, Habib Mahdi El Khered menegaskan bahwa Abu Janda tidak pernah menjadi bagian dari pengurus GP Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser).
Pernyataan itu disampaikan oleh Habib Mahdi pada acara Kabar Petang tvOne, Minggu (31/1/2021).
Habib Mahdi awalnya menyinggung soal identitas Abu Janda yang sering dikaitkan dengan GP Ansor dan Banser.
"Dia memang selalu dikaitkan dengan Ansor dan Banser," kata dia.
"Terlepas dari itu, dia tidak pernah menjadi pengurus di semua level jajaran Ansor dan Banser dari pimpinan ranting hingga pimpinan pusat," tegas Habib Mahdi.
Habib Mahdi lalu menjelaskan sikap GP Ansor dan Banser yang berkomitmen menjaga kenyamanan suasana termasuk di media sosial (medsos).
"Ansor dan Banser sendiri mempunyai kewajiban komitmen menjaga suasana kebatinan tetap kondusif sesama anak bangsa, bahkan di dalam dunia sosial media," papar dia.
Sebagai petinggi GP Ansor Jawa Timur, Habib Mahdi menentang keras aksi yang dilakukan oleh Abu Janda karena justru membuat rusuh.
"Apa yang dilakukan oleh Abu Janda ini selalu kontra produktif dengan komitmen Ansor dan Banser," ujar dia.
"Momentum seperti ini adalah momentum yang pas untuk jajaran kepolisian menindak tegas," tukasnya.
Baca juga: Kontroversi Cuitan Abu Janda, Dianggap Jadi PR Kapolri Listyo hingga Disebut NU Tidak Tahu Islam
Simak video selengkapnya mulai menit awal:
(TribunWow.com/Anung)