Terkini Nasional

Kapolri Terus Disorot soal Kasus Abu Janda, GP Ansor Singgung Janji Listyo Sigit saat Diuji DPR

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Abu Janda (kanan) dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo (kiri). Ketua Cyber Media GP Ansor Jawa Timur Habib Mahdi El Khered angkat bicara tentang penggiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda.

TRIBUNWOW.COM - Ketua Cyber Media GP Ansor Jawa Timur Habib Mahdi El Khered angkat bicara tentang penggiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda.

Dilansir TribunWow.com, hal itu terungkap dalam tayangan Kabar Petang di TvOne, Minggu (31/1/2021).

Diketahui Abu Janda kerap menuai kontroversi melalui cuitannya di Twitter.

Pegiat Medsos Permadi Arya alias Abu Janda membantah mengeluarkan ujaran rasisme terhadap mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai. (YouTube Kompastv)

Baca juga: Soal Abu Janda Sebut Islam Arogan sampai Ngaku-ngaku Kader NU, Yenny Wahid: Saya Enggak Kenal Dia

Terbaru, ia mengunggah cuitan yang diduga terkait ujaran kebencian terhadap suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) serta menghina Islam dengan sebutan arogan.

Menanggapi hal itu, GP Ansor menegaskan Abu Janda harus diproses secara hukum agar tidak menimbulkan keresahan.

"Siapapun dia, ketikan sudah menemui unsur pelanggaran hukum dan sebagainya, apalagi ini persoalan sensitif, hukum harus ditegakkan," tegas Habib Mahdi El Khered.

Ia menyinggung saat ini Polri memiliki wajah baru pemimpin, yakni Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang baru saja dilantik.

Mahdi mengakui besar harapannya terhadap kapolri yang baru akan menindak kasus Abu Janda.

"Kami berkeyakinan bahwa di bawah kepemimpinan kapolri yang baru ini, masalah ini akan dituntaskan," kata Mahdi.

Ia mengungkit hal itu pernah disampaikan Listyo Sigit sebelumnya dalam pengujian di hadapan DPR.

Baca juga: Sambut Baik Satu Janji Kapolri Listyo Sigit, Refly Harun: Itu yang Dikeluhkan Banyak Pihak saat Ini

Mahdi mengaku cukup mengikuti perkembangan proses Listyo Sigit dari sejak diusulkan hingga dilantik.

"Sesuai dengan janji beliau waktu fit and proper test di DPR, kita mengikuti," singgung Mahdi.

"Beliau akan berkomitmen untuk penegakan hukum," ungkapnya.

Mahdi mengingatkan Listyo Sigit akan janji yang pernah disampaikannya ke DPR itu terkait penegakan hukum.

Ia menilai saat ini momen yang tepat bagi kapolri untuk menentukan sikap.

Mahdi mengaku optimis terhadap Listyo Sigit.

"Jangan sampai ada kesan, waktu itu saya tangkap, beliau mengatakan 'Jangan sampai ada kesan penegakan hukum itu tumpul ke atas tajam ke bawah'," papar kader GP Ansor tersebut.

"Jadi ini 'kan nyambung. Mudah-mudahan, saya optimis, bisa dibuktikan," tutup Mahdi.

Lihat videonya mulai menit 1.00:

Abu Janda Minta Maaf

Pegiat Media Sosial, Permadi Arya alias Abu Janda meminta maaf soal kontroversi yang diakibatkan oleh cuitan di akun Twitter-nya.

Sebelumnya, Abu Janda dikritik banyak pihak seusai menulis cuitan dan menyebut Islam arogan.

Lewat sebuah video pendek, Abu Janda lantas meminta maaf pada para pemuka agama Islam.

Baca juga: Ngotot Enggan Disebut Rasis, Abu Janda Terus Bicara hingga Ditegur, KNPI: Kayak Debat dengan Boneka

Video tersebut juga diunggah dalam kanal YouTube Kompas TV, Minggu (31/1/2021).

"Saya bikin video ini buat kiai-kiai, buat gus-gus, buat ustaz-ustaz, dan semua warga NU yang saya cintai," ujar Abu janda.

"Nama saya Permadi Arya alias Abu Janda, saya warga NU kultural."

Abu Janda lantas berupaya menjelaskan maksud cuitannya tersebut.

Soal cuitannya yang viral di media sosial tersebut, Abu Janda mengatakan, itu sudah diedit oleh orang tak dikenal.

"Juga kader organisasi Bandung NU, izinkan saya kiai, gus, ustaz, untuk menjelaskan kesalahpahaman tulisan aya di Twitter," ujar Abu Janda.

"Pertama-tama, komentar saya itu diviralkan, dipotong, seolah-olah itu pernyataan mandiri."

"Padahal itu cuitan jawaban saya pada Ustaz Teuku Zulkarnain yang sudah provokasi SARA."

Abu Janda mengaku hanya membalas cuitan seorang ustaz.

Baca juga: Ungkap Alasan Polisikan Abu Janda, KNPI: Bikin Hancur Pemerintahan Pak Jokowi, Bikin Kacau

Ia pun membantah jika menuding semua orang beragama Islam arogan.

"(Ustaz Teuku Zulkarnaen) Mengatakan minoritas di Indonesia itu arogan ke mayoritas," ucapnya.

"Jadi karena itulah keluar kata arogan di tulisan saya."

"Karena saya menjawab tweet Ustaz Teuku yang mengatakan katanya minoritas di sini arogan ke mayoritas."

Selain itu, Abu Janda mengatakan, tak bermaksud mengkritik semua penganut Islam sebagai orang yang arogan.

Namun, ia mengakui jika kritiknya itu ditujukan bagi penganut agama Islam tertentu.

"Yang kedua, komentar tersebut tentunya saya bicara sebagai Muslim dalam konteks kritik perihal masalah internal Islam saat ini,"" tutur Abu Janda.

"Makanya di situ saya tulis Islam sebagai pendatang dari Arab."

"Jadi yang saya maksud adalah Islam transnasional seperti Salafi dan Wahabi yang memang pertama dari Arab, yang kedua memang mereka arogan ke budaya lokal."

"Seperti mengharamkan sedekah laut yang saya tulis, jadi bukan Islam nusantara seperti NU dan Muhammadiyah" lanjutnya. (TribunWow.com/Brigitta/Tami)