TRIBUNWOW.COM - Politisi PDI Perjuangan (PDIP) Arteria Dahlan buka suara soal calon kapolri, Listyo Sigit Prabowo.
Arteria mengaku mendukung visi misi Listyo Sigit, satu di antaranya soal pencegahan tindakan korupsi.
Meski tak menyebut akan memberantas korupsi, Listyo Sigit disebutnya memiliki kekuatan.
Hal itu diungkapkan Arteria Dahlan dalam kanal YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne, Rabu (20/1/2021).
Baca juga: Mahfud MD Beri Penekanan Khusus untuk Satu Janji Calon Kapolri Listyo Sigit: Ini Penting
Baca juga: Sosok Polwan di Belakang Calon Kapolri saat Jalani Fit and Proper Test, Ternyata Bukan Lulusan Akpol
Arteria menyebut sosok Listyo Sigit banyak dikagumi.
Saat disinggung soal pemberantasan korupsi, Arteria lantas membongkar kehebatan Listyo Sigit.
"Tiga hal itu kalau kita tanyakan semua itu sentimennya baik semua, tidak ada yang negatif," kata Arteria.
"Kembali ke isu yang ditanyakan, bagaimana kok programnya ke pencegahan."
"Justru itulah kehebatannya Pak Sigit."
Menurut Arteria, pencegahan korupsi lebih penting dilakukan.
Terutama, mengubah perilaku koruptif di pemerintahan.
"Kita tidak bisa jadi tukang sapu terus menerus," jelas Arteria.
"Tiap ada korupsi ditindak, lebih baik bagaimana kita mengubah perilaku menjadi tidak koruptif."
"Ini tugas semua elemen bangsa, di DPR, elemen hukum, siapa pun."
Baca juga: Haris Azhar Harap Rencana Kapolri Listyo Sigit Prabowo Tak Sekedar Formalitas: Bukan Hanya Statement
Meski mengutamakan pencegahan, menurutnya, pemberantasan korupsi tetap akan dilakukan secara maksimal.
Karena itu, ia menyebut pencegahan dan pemberantasan korupsi akan diperkuat.
"Sekarang Polri punya wajah dan watak baru, bagaimana mengedepannya pencegahan," kata Arteria.
"Tapi pencegahannya pun bukan meminimalisir penindakan."
"Penindakan jalan terus sama hebatnya."
"Tapi pencegahan yang tadinya katanya tindak, tindak, tindak, dibuat sama kekuatannya," tutupnya.
Soal citra positif Listyo Sigit, Arteria Dahlan kembali mengakuinya.
Ia menyebut, banyak senior yang turut memuji sosok Listyo Sigit.
"Kalau Pak Sigit sebagai aset terbaik Polri, hampir semua pihak sepakat soal itu," ucap Arteria.
"Bahkan mantan-mantannya, kan kalau mau cek orang gampang, dari siapa tempat dia belajar, senior-seniornya."
"Kemudian bagaimana dia baik kepemimpinannya, tanya sama anak buahnya."
"Bagaimana dia baik berkawan, tanya sama teman seangkatan," tambahnya.
Simak videonya berikut ini mulai menit ke-6.18:
Komentar Haris Azhar
Di sisi lain, aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Haris Azhar menantang calon Kapolri, Listyo Sigit, membuktikan ucapannya saat uji kelayakan.
Haris Azhar berharap Listyo Sigit berani menegakkan keadilan tanpa terkecuali.
Termasuk, saat kelompok penguasa melakukan kesalahan.
Baca juga: Listyo Sigit Banjir Pujian dari Komisi III DPR, Disebut Calon kapolri Milenial hingga soal Makalah
Baca juga: Jelang Pensiun, Ini Alasan Idham Aziz Antar Calon Kapolri Listyo Sigit Lakukan Fit and Proper Test
Hal itu diungkapkannya dalam kanal YouTube tvOneNews, Rabu (20/1/2021).
"Kami lihat banyak anggota polisi di tingkatan Polres yang menjadi alat kepentingan penguasa bisnis," jelas Haris.
"Berani enggak mewujudkan statement indah yang tadi dipresentasikan?"
Menurut Haris, wajar saat uji kelayakan calon kapolri dipaparkan sejumlah hal baik.
Terkait hal itu, ia lantas menyinggung nama mantan Kapolri Tito Karnavian.
Baca juga: Benny K Harman ke Calon Kapolri Listyo Sigit: Hukum Jangan Hanya Tajam untuk yang di Luar Pemerintah
Baca juga: Enggan Kasus Nenek Minah Terulang, Calon Kapolri Listyo Sigit: Tajam ke Bawah Tumpul ke Atas
"Yang juga sebetulnya dipresentasikan oleh calon kapolri sebelumnya," ujar Haris.
"Tapi dalam dunia fit and proper test biasanya ada keunggulan."
"Kalau Pak Tito dulu ada akrobat tentang kecerdasannya memaparkan sisi keamanan."
"Pak Listyo karena dia lama di Bareskrim, dia pasti memainkan sela-sela penegakan hukum, bagaimana bisa melakukan koreksi," sambungnya.
Lebih lanjut, Haris mengungkit soal kekerasan oknum kepolisian terhadap mahasiswa.
Ia berharap Listyo Sigit berani menegakkan keadilan tanpa membeda-bedakan posisi.
"Kita ingat banyaknya kekerasan terhadap mahasiswa, terhadap kelompok oposisi."
"Ini artinya bukan cuma melihat pembelahan atas dan bawah."
"Kalau dari pengelompokpenguasa yang salah, berani enggak melakukan penegakan hukum?," tukasnya. (TribunWow.com)