Vaksin Covid

Wiku Adisasmito Buka Suara soal Kabar Ada Chip dalam Vaksin Covid-19: Itu Berita Bohong

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito dalam acara Talkshow yang ditayangkan oleh kanal YouTube BNPB Indonesia, Jumat (18/12/2020). Wiku mengatakan, adanya vaksin Covid-19 bukan berarti masyarakat bisa lalai dalam menjalankan protokol kesehatan.

TRIBUNWOW.COM - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa informasi mengenai adanya chip dalam vaksin Covid-19 adalah hoaks.

Masyarakat diminta berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi, utamanya di sosial media.

"Saya tegaskan, bahwa berita itu (chip dalam vaksin), berita bohong. Tidak ada chip didalam vaksin," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Rabu, (20/1/2021).

Baca juga: Syarat-syarat Penerima Vaksin Covid-19 yang Harus Dipenuhi, Tidak Miliki Riwayat Penyakit Berikut

Wiku mengatakan Satgas Penanganan Covid-19 menemukan banyak informasi palsu yang bertebaran di sosial media terkait vaksin Covid-19.

Salah satunya, hoaks yang menyebut dalam vaksin Covid-19 tertanam chip atau component management system, yang bisa melacak orang yang menerima vaksin.

Serta adanya hoax menyebut adanya kode vaksin.

Baca juga: Kriteria Orang yang Tidak Bisa Mendapat Vaksin Sinovac, Menderita Penyakit Tertentu Berikut

Wiku mengatakan kode yang tertera pada botol vaksin hanya untuk melacak distribusi dan tidak menempel pada orang yang divaksin.

"Kegunaan barcode tersebut, semata-mata untuk pelacakan distribusi produk vaksin, dan sama sekali tidak dapat difungsikan untuk melacak keberadaan masyarakat yang telah di vaksin," katanya.

Wiku menambahakan selain berupaya menangani Pandemi Covid-19, Satgas juga terus meluruskan informasi palsu yang beredar di masyarakat.

Baca juga: 17 Kelompok Masyarakat Ini Tak Bisa Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac, Siapa Saja?

Wiku meminta masyarakat dapat menyaring informasi yang diterima.

Memilah dan meneliti terlebih dahulu isi berita atau video yang tidak jelas sumbernya.

Dan juga tidak menyebarkannya setelah menerimanya.

"Masyarakat juga seharusnya tidak serta merta menyebarkan informasi yang sifatnya hanya memprovokasi, terlebih lagi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan isinya. Ingat, bahwa mengaitkan dua hal yang tidak berhubungan adalah hal yang berbahaya. Dan pada akhirnya masyarakat sendiri yang akan dirugikan oleh berita-berita tersebut," pungkas Wiku. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Beredar Kabar Ada Chip dalam Vaksin Covid-19, Satgas: Itu Bohong