TRIBUNWOW.COM - Anggota Bhabinkamtibmas Aiptu Kifni Kawulur menjadi korban longsor di Perumahan Aspol, Lingkungan 6, Pal VI, Tikala, Manado pada Sabtu (16/1/2021).
Dilansir TribunWow.com, longsor terjadi karena hujan deras di kawasan tersebut selama sehari penuh.
Kifni meninggalkan seorang istri, dua anak perempuan, serta satu anak laki-laki.
Baca juga: Orangtua dan Adik Tiri Tewas saat Longsor di Manado, Maxi Selamat karena Beda Kamar: Seperti Guntur
Menurut Kapolsek Tikala AKP Emilda Sonu, musibah terjadi sekitar pukul 15.15 WITA.
Saat itu Kifni Kawulur tengah membersihkan saluran air di samping rumah yang tersumbat.
"Pemilik rumah Aiptu Kifni Kawulur (48), adalah anggota bhabinkamtibmas di Kelurahan Kaeragi Weru dan Dendengan Luar," kata AKP Emilda Sonu, dikutip dari TribunManado.co.id, Minggu (17/1/2021).
Tidak lama kemudian tanah yang berbatasan dengan dinding samping kanan rumah longsor.
Kifni segera tertimbun tanah.
Saat itu ia sempat berteriak meminta tolong.
Anggota Polsek Tikala, Aiptu Heson Mokat dan Aiptu Rony Pangemanan sempat berupaya menolong korban.
Namun air dan lumpur yang longsor bertambah deras.
Selang 15 menit korban baru dapat dievakuasi dan dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan pertama.
"Karena derasnya air dan lumpur menimbun Aiptu Kifni Kawulur sehingga sekitar 15 menit baru bisa di evakuasi, dan korban langsung dibawa ke RS Bhayangkara Manado," kata Emilda.
Setelah dievakuasi, Kifni Kawulur disemayamkan di Mapolresta Manado pada Minggu (17/1/2021).
Pada hari yang sama keluarga mengadakan ibadah pelepasan.
Jenazah korban kemudian dibawa ke Dumoga, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.
Baca juga: Anak Kifni Kawulur Tersedu Ceritakan Sosok sang Ayah yang Jadi Korban Longsor di Manado: Aduh Papa
Keluarga Melepas Kepergian Kifni Kawulur
Putri kedua Kifni, Inka Kawulur, berurai air mata saat melihat ayahnya disemayamkan.
Ia menyebut sang ayah adalah sosok yang rajin dan baik.
Inka mengungkapkan momen kebaikan ayahnya semasa hidup.
"Adoh tape papa ini memang rajing sekali (ayah saya memang orang yang rajin sekali)," tutur Inka.
"Papa paling baik sekali buat torang, biar sakit tetap bercanda dengan kami anak-anak," ungkapnya.
Tidak hanya itu, Kifni adalah sosok yang rajin bekerja dan selalu pamit sebelum berangkat.
"Sebelum berjalan, setiap pagi juga terus melaporkan Ijin Komandan Lapor, aduh papa," kata Inka sembari tersedu-sedu.
Keluarga dan kerabat datang melayat untuk melepas kepergian Kifni Kawulur.
Tidak hanya keluarga, kenalan juga mengenang sosok Kifni dengan baik.
Hal itu disampaikan David Olad Ratu, warga Desa Mariri Baru, Kecamatan poigar, Kabupaten Bolmong yang melayat Kifni.
"Saya terkejut sekali mendengar peristiwa itu," kata David.
Baca juga: Tangis Anak Polisi Kifni Kawulur Korban Tewas Longsor di Manado: Ayah Saya Lapar, Buatkan Telur
David mengenang dirinya pernah dibantu Kifni.
"Saya orang Bolmong ini bisa beradaptasi di Manado karena peran beliau," ungkapnya.
Ia mendoakan Kifni mendapat tempat terbaik di surga dan keluarga diberi penghiburan.
Pasutri dan 1 Anak Jadi Korban Longsor
Seorang anggota keluarga korban longsor di Perkamil, Paal Dua, Manado mengungkap kesaksian saat musibah itu terjadi pada Sabtu (16/1/2021).
Dilansir TribunWow.com, tiga di antara korban tersebut merupakan satu keluarga, yakni terdiri dari suami Fanny Poluan (50), istri Arni Laurens (44), dan Chelsea (8).
Diketahui Fanny dan Arni sudah pernah menikah sebelumnya, masing-masing telah memiliki anak dengan pasangan sebelum ini.
Baca juga: Tewaskan 15 Orang, Lokasi Longsor di Sumedang Sudah Rawan Sejak Awal: Terlihat Ada yang Retak
Chelsea diketahui merupakan anak yang dibawa Arni dari suami pertama.
Sementara itu anak dari pihak suami, Maxi Salea (27) mengungkap rasa duka saat ayah, ibu tiri, serta adik tirinya tewas akibat longsor.
Ia menuturkan longsor terjadi sekitar pukul 14.30 saat hujan deras.
Maxi menyebut sekeluarga tengah tertidur lelap, termasuk dirinya yang berada di kamar sebelah.
"Saat hujan kami sedang tidur di kamar sebelah. Saya bersama keluarga saya sedangkan ayah berada di kamar sebelah," tutur Maxi Salea, dikutip dari TribunManado.co.id.
Saat hujan tiba-tiba terdengar bunyi gemuruh keras seperti guntur.
Anggota keluarga lain yang tidur bersama Maxi segera keluar rumah.
Namun longsor telanjur menimbun kamar yang ditempati Fanny, Arni, dan Chelsea.
Mereka berupaya mengevakuasi, tetapi ketiga korban tidak terselamatkan.
"Dengan begitu kami anak-anak langsung keluar dan melihat di kamar orangtua sudah tertimbun, kami langsung membongkar korban, tetapi karena hanya kami bertiga anak-anak saat kejadian jadi lama dievakuasi," jelas Maxi.
Maxi mengaku heran kedua orang tua dan adiknya tertidur lelap dan tidak mendengar suara gemuruh.
Pasalnya keluarga sudah tahu kawasan tersebut rawan longsor.
"Saya heran baru sekarang hujan lalu kami semua tidur, padahal biasanya tidak karena kami sudah tahu di belakang rumah rawan longsor," tutur Maxi. (TribunWow.com/Brigitta)
Sebagian artikel ini diolah dari TribunManado.co.id dengan judul Inka Menangis Kenang Kebaikan Sang Ayah Aiptu Kifni Kawulur: Papa Paling Baik Sekali dan Sosok Aiptu Kifni Kawulur di Mata Sahabat: Suka Menolong dan Memberi Nasehat, Baru Saja Naik Pangkat.