Terkini Nasional

Anggap Keterlaluan jika Risma Blusukan demi Pamor, Refly Harun: Sama Saja Manfaatkan Orang Miskin

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mengomentari aksi blusukan Tri Rismaharini di DKI Jakarta, Kamis (7/1/2021).

TRIBUNWOW.COM - Aksi blusukan Menteri Sosial Tri Rismaharini mengundang banyaks sorotan.

Satu di antaranya yakni Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun.

Ia khawatir jika aksi blusukan Risma itu hanya untuk memeroleh perhatian demi maju di Pilkada DKI 2022.

Hal itu diungkapkannya dalam kanal YouTube Refly Harun, Minggu (10/1/2021).

Mensos Risma saat mengunjungi Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandangan dan Pemulung (BRSEGP) Pangudi Luhur Bekasi Timur, Jumat (8/1/2021). Terbaru, Risma menjawab soal isu memakai pemulung settingan saat blusukan. (YouTube Warta Kota Production)

Baca juga: Pengakuan Tunawisma yang Diangkut Risma, Ungkap Obrolan dengan Mensos: Tidak Tega dan Sedih

Baca juga: Bukan Blusukan, Risma Klarifikasi Soal Aksi Temui Tunawisma: Manusia Apa Kalau Saya Diam Saja?

Refly berharap Risma tulus memerhatikan rakyat kelas bawah hingga harus blusukan di DKI Jakarta.

"Sesungguhnya bukan blusukan yang penting," ujar Refly.

"Tapi apa tujuan dari semua itu, kalau tujuannya tidak diorkestrasi, tujuannya mulia, pengenalan ya oke-oke saja."

Refly pun menyinggung soal Pilkada DKI Jakarta 2022 mendatang.

Ia tak berharap Risma hanya mencari popularitas demi mencalonkan diri sebagai orang nomor satu di Ibu Kota.

"Tapi kalau ini untuk politisasi, misalnya persiapan Pilkada DKI 2022 atau 2024, tergantung jadwalnya kapan," ujar Refly.

"Atau juga menaikkan pasaran di dalam Pilpres 2024."

"Wah itu kebangetan namanya."

"Sama saja memanfaatkan orang miskin untuk mendongkrak popularitas," sambungnya.

Baca juga: Pengakuan Tunawisma yang Diangkut Risma, Ungkap Obrolan dengan Mensos: Tidak Tega dan Sedih

Baca juga: Kunci (chord) Gitar dan Lirik Lagu Ora Sido Rabi - Nella Kharisma: Ikhlasno Aku Rabi karo Wong Liyo

Meskipun begitu, Refly yakin Risma tak akan melakukan hal yang dikhawatirkannya.

Ia lantas menyinggung soal prestasi Risma selama menjadi wali kota Surabaya.

"Tapi saya yakin Risma tidak begitu," jelas dia.

"Dia adalah orang yang peduli, concern, prestasinya juga bagus di Surabaya."

Lebih lanjut, Refly menambahkan bahwa Risma tak seharusnya blusukan di DKI Jakarta.

Sebagai seorang menteri, Risma disebutnya tak punya wilayah khusus layaknya wali kota atau gubernur.

"Tapi persoalan utama di republik ini adalah dia sudah shifting, dari seorang wali kota pada seorang menteri," terang Refly.

"Sebagai seorang wali kota dia punya wilayah, punya rakyat karena dia dipilih rakyat."

"Tetapi ketika dia menjadi menteri maka dia lebih membantu presiden."

"Dia tidak punya rakyat, tidak punya wilayah secara langsung," sambungnya.

Ia mengatakan, blusukan itu merupakan kewajiban Anies Baswedan sebagai seorang gubernur.

"Karena bukan orang yang dipilih rakyat secara langsung."

"Yang dipilih rakyat secara langsung itu adalah gubernur, dalam hal ini Anies Baswedan," tukasnya.

Simak videonya berikut ini mulai menit ke-4.49:

Pengakuan Tunawisma 

Irman Yudha, seorang tunawisma yang berada di panti rehabilitasi, mengungkap pertemuannya dengan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini alias Risma.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan TvOne, Kamis (8/1/2021).

Diketahui Risma melakukan aksi blusukan di sejumlah kawasan di DKI Jakarta.

Pengakuan Irwan Yudha, tunawisma yang dibawa Mensos Risma ke panti rehabilitasi, dalam Kabar Petang, Jumat (8/1/2021). (Capture YouTube TvOne)

Baca juga: Nursaman Minta Maaf karena Sempat Mengaku Jadi Pemulung yang Ditemui Risma: Jadi Bohongin Orang

Ia menemui banyak tunawisma dan pemulung yang kemudian dibawa ke panti rehabilitasi untuk mendapat pelatihan serta tempat tinggal yang layak.

Irman menyebut ia sedang berada di Tirtayasa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan saat rombongan Risma melintas.

"Beliau hanya mengajak saya dan kawan-kawan untuk pindah ke tempat yang lebih layak," kata Irwan Yudha.

Ia lalu mengungkap pembicaraannya dengan Menteri Sosial yang dilantik itu.

Saat itu Risma mengaku sedih melihat kondisi tunawisma yang hidup tidak layak.

"Dia tidak tega dan amat sangat sedih melihat kita tidur di jalan, sebagian ada yang di gerobak," ungkap Irwan.

"Apalagi pagi itu pas Ibu Menteri bersama jajarannya sedang melintas," lanjut pria yang sehari-hari juga memulung ini.

Irwan saban hari berada di kawasan yang sama, yakni di Tirtayasa.

Ia mengaku sudah setahun ini menjadi pemulung di kawasan tersebut.

Baca juga: Risma Banyak Disindir karena Blusukan, Gilbert Simanjuntak: Ada yang Merasa Mainannya Diambil

"Saya memang selalu posisi ada di Tirtayasa," jelas Irwan.

"Kalau semasa saya menjadi tunawisma atau boleh dikatakan pemulung, ya, saya kurang lebih baru mau setahun ini (di Tirtayasa)," jelasnya.

"Saya tidak pernah jauh. Paling 500 meter, balik lagi," tambah Irwan.

Dikutip dari Tribunnews.com, Risma membantah aksi yang dilakukannya adalah blusukan.

Ia mengaku hanya berangkat ke kantor lewat jalan yang berbeda setiap harinya dan mendapati masih banyak pemulung serta tunawisma.

"Saya itu jalan ke kantor itu pagi, saya ndak blusukan, coba cek pemulung ketemu di jalan besar kan, saya enggak blusukan, saya hanya lewat dari rumah ke kantor," kata Risma, Jumat (8/1/2021).

Mantan Wali Kota Surabaya ini mengaku prihatin saat melihat kondisi tunawisma di jalan yang ia lewati.

"Tapi ketika jalan, saya sebagai manusia bukan sebagai Mensos, lihat mereka tidur digerobak, saya manusia apa kalau saya diam saja," terang Risma. (TribunWow.com/Tami/Gita)