Terkini Daerah

5 Fakta Pemuda di Lampung Tewas setelah Dianiaya, Kakak Korban Tahu Kabar dari Facebook

Editor: Mohamad Yoenus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Terekam kamera pengawas atau CCTV, korban penganiayaan Didik Ferdian dikeroyok lima orang pemuda.

TRIBUNWOW.COM - Seorang pemuda ditemukan tergeletak tak bernyawa, di depan SPBU Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Campang Raya, Kecamatan Sukabumi, Bandar Lampung, Jumat (8/1/2021).

Dikutip dari Tribun Lampung, korban diketahui bernama Didi Ferdiana (26).

Didi merenggang nyawa setelah dianiaya oleh sekelompok pemuda lebih dari tiga orang.

Lokasi kejadian ditemukan barang bukti. (Tribunlampung.co.id/Hanif)

Baca juga: Dengar Suara Menangis Sepulang Beli Rokok, Buruh Bangunan Temukan Bayi Dalam Plastik Dekat Sampah

Berikut fakta selengkapnya:

1. Detik-detik Penganiayaan Terekam CCTV

Aksi penganiayaan Didi sempat terekam kamera CCTV milik SPBU Campang Raya.

Dalam rekaman itu, Didi dianiaya oleh lima orang pemuda pada Jumat, (8/1/2021) sekira pukul 04.22 WIB.

Mulanya, Didi bersama teman wanitanya berboncengan menggunakan sepeda motor Yamaha Vixion BE 3319 CF melintas di depan SPBU.

Selanjutnya, korban bersama teman wanitanya berhenti di warung nasi uduk yang tutup di samping SPBU.

Beberapa menit kemudian datang lima orang pria mengendarai tiga sepeda motor menghampiri korban.

Dalam rekaman tersebut, korban terlibat perkelahian dengan sekelompok pemuda tersebut.

Bahkan satu orang pelaku memukul korban menggunakan kursi kayu yang diduga milik warung.

Korban terlihat tidak melawan sama sekali sehingga pelaku terus menganiaya korban.

Bahkan dalam rekaman CCTV tersebut ada dua orang warga yang hanya melihat korban dipukuli tak berani menolong.

Setelah dipukuli, korban ditinggal begitu saja.

Selang beberapa lama korban baru dilarikan ke Rumah Sakit Abdul Moeloek.

Baca juga: Tokoh Agama Termasuk Kelompok Prioritas Penerima Vaksin Covid-19, Ini Penjelasan Wiku Adisasmito

2. Tangis Keluarga Pecah

Suara tangis pecah seketika saat keluarga mengetahui Didi Ferdiana sudah terbujur kaku di ruang instalasi forensik Rumah Sakit Abdul Moeloek (RSUDAM), Jumat (8/1/2021).

Pantauan Tribunlampung.co.id, keluarga korban baru menjemput jenazah Didi Ferdiana sekira pukul 10.00 wib.

Sang ayah pun tak kuasa menahan sedihnya, ia pun meneteskan air mata dan ditenangkan oleh keluarga.

Kakak korban, Andriani mengaku tak mengetahui apa yang telah menimpa adiknya.

"Saya belum tahu, tapi kata temannya dia ini dikeroyok di depan bypass Campang Raya," ujarnya di RSUDAM.

Andriani pun mengetahui jika adiknya menjadi korban penganiayaan setelah melihat di media sosial Facebook.

"Saya saja baru tahu dari Facebook, dan temennya ada yang datang ke rumah," tutur warga Untung Suropati Labuhan Ratu ini.

Andriani pun tak mengetahui jika adiknya memiliki masalah di luar keluarga.

"Adik saya ini tertutup, pulang paling cuman sebentar," timpalnya.

Andriani mengatakan jika adiknya memiliki aktivitas pekerjaan yang padat dan pekerja keras.

"Jadi dia ini jualan roti bakar, dari sore sampai malam, jam 1 pulang, balik lagi keluar," tuturnya.

Lanjutnya, korban keluar rumah lagi lantaran bekerja di rumah makan 24 jam.

"Nah rumah makan ini kami gak tahu dimana, semalam dia juga pulang jam satu keluar lagi, ya kesalahan kami juga gak ada kontrol keluarga," tandasnya.

Baca juga: Pemerintah Indonesia Berencana Lakukan Vaksinasi selama 15 Bulan, Targetkan 181,5 Juta Penduduk

3. Barang Berharga Korban Ditemukan

Sempat dinyatakan hilang, barang berharga korban disembunyikan dibawah kolong mobil bekas yang ada di samping SPBU Campang Raya.

Penemuan ini bermula saat dua orang pria tengah nongkrong di samping mobil.

Andi salah satu satu pria tersebut mengatakan ia merasa curiga ada telfon yang berdering beberapa kali.

"Ada suara tapi gak ada orangnya, soalnya mobil ini kan ditinggal," kata Andi, Jumat (8/1/2021).

Setelah dicek, lanjut Andi, rupanya ada sebuah tas pinggang diselipkan roda mobil.

"Wah saya mikir ini pasti milik korban penganiayaan tadi pagi," bebernya.

Andi pun tak berani memegang benda yang di duga alat bukti penganiayaan tersebut.

"Saya langsung telfon Babinsa setempat," timpalnya.

Selang beberapa menit, Babinsa bersama Bhabinkamtibmas Campang Raya datang.

Pantaun Tribunlampung.co.id, Babinsa bersama Bhabinkamtibmas mengambil alat bukti tersebut menggunakan sarung tangan.

Selanjutnya barang tersebut ditempatkan di kantong plastik dan dibawa pergi ke Polsek Sukarame.

4. Pelaku Lebih dari Tiga Orang

Korban merenggang nyawa diduga setelah dianiaya oleh sekelompok pemuda lebih dari tiga orang.

Sulaiman warga sekitar menuturkan ia sempat berbincang dengan teman wanita korban.

"Katanya sih boncengan dari trafik light, dari arah Rajabasa," tuturnya, Jumat (8/1/2021).

Kata Sulaiman, korban bernama Didik Frediadi warga Untung Suropati.

"Nah kata tuh cewek, dia sama korban ini diikuti beberapa orang yang mengendarai motor King," terangnya.

Sampai di gudang Bulog, kata Sulaiman, kendaraan korban dipotong oleh pelaku.

"Terus langsung digebukin sama pelaku, katanya lebih dari tiga orang," sebutnya.

Sulaiman menambahkan, korban sempat lari menuju ke arah SPBU Campang Raya meminta pertolongan.

"Tapi digebukin terus, sampai akhirnya jatuh di depan SPBU gak sadarkan diri," tandasnya.

5. Ditemukan Sopir

Mayat korban ditemukan tak bernyawa oleh para sopir truk yang tengah istirahat di SPBU Campang Raya.

Warga sekitar Sulaiman menuturkan mayat korban awalnya ditemukan oleh sopir yang tengah beristirahat tak jauh dari lokasi.

"Jadi sopir-sopir itu mah baru bangun tidur, sekitar jam setengah lima lah, bilang ke saya, itu di depan POM kayak pohon pisang apa manusia, suruh ngecek katanya dia takut," ujar Sulaiman, Jumat (8/1/2021).

Lanjutnya, ia memberanikan diri melihat lebih dekat apa yang dimaksud oleh para sopir.

"Gak tahunya orang, kondisi sudah gak pakai baju," tuturnya.

Atas kejadian itu, Sulaiman mengaku melaporkan hal tersebut ke Babin dan Bhabinkamtibmas setempat.

"Kondisinya luka bagian mata, tangan kiri patah, tapi nggak ada darah, kayanya luka dalam," tuturnya.

Tak hanya korban yang tak bernyawa, Sulaiman juga berjumpa dengan teman wanita korban.

"Tapi posisinya ada di depan Bulog, gak begitu jauh sih, ngakunya sama korban ini," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, seorang pemuda ditemukan tergeletak tak bernyawa di depan SPBU Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Campang Raya, Kecamatan Sukabumi, Jumat (8/1/2021).

Informasi dihimpun, pemuda yang diperkirakan berumur dua puluh lima tahun ini ditemukan tergeletak di pinggir jalan lintas Sumatera.

Warga menemukan korban tergeletak tanpa baju sekira pukul 04.30 WIB.

Pemuda tersebut diduga menjadi korban penganiayaan oleh sekelompok pemuda yang tak dikenal.

Meski ditemukan tak bernyawa, kendaraan milik korban sepeda motor Yamaha Vixion warna merah bernopol BE 3391 CF masih berada di lokasi.

Korban hanya kehilangan satu unit handphone dan satu buah dompet.

Korban sendiri sudah dilarikan ke Rumah Sakit untuk dilakukan autopsi.

Belum diketahui pasti motif dari peristiwa tindak kejahatan ini. (Tribunlampung.co.id/Hanif Mustafa)

Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Tangis Keluarga Korban Penganiayaan di Campang Raya Pecah, Sang Kakak: Saya Baru Tahu dari Facebook