TRIBUNWOW.COM - Produser Jakarta Melayu Festival, Geisz Chalifah tanggapi aksi blusukan yang dilakukan oleh Menteri Sosial Risma.
Dilansir TribunWow.com, Geisz mengatakan secara adab harusnya Risma melakukan koordinasi dengan penanggungjawab Ibu Kota, yakni Pemerintah Provinsi DKI ataupun Gubernur Anies Baswedan.
Hal itu disampaikannya dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi, Jumat (8/1/2021).
Baca juga: Soal Blusukan Risma, Gilbert Simanjuntak Bandingkan Sikap Pemprov DKI: Enggak Ada yang Blusukan
Baca juga: Tuai Sorotan, Risma Bantah Dirinya Blusukan: Saya sebagai Manusia, Jangan Dilihat sebagai Mensos
Dalam kesempatan itu, Geisz mengingatkan bahwa persoalan di Jakarta, normalnya merupakan tugas dan tanggung jawab dari Pemprov DKI.
"Sekarang kan kalau Jakarta ada tanggung jawab Kadinsos," ujar Geisz.
"Terus kalau seorang menteri terpilih untuk memberesi Kemensos, adanya di Jakarta, ada Gubernurnya."
"Kalau secara adab datang saja atau panggil Pak Anies, yuk kita kontrol kondisi Jakarta apa yang salah," jelasnya.
Menanggapi hal itu, Anggota DPRD DKI Jakarta fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak menilai tidak setuju dengan yang disampaikan oleh Geisz.
Karena menurutnya, persoalan sosial, baik di Jakarta maupun seluruh wilayah di Indonesia tetap menjadi ranah Risma dan Kementerian Sosial.
"Apa yang salah? Kalau kemudian masalah kesehatan yang dirusi Bu Risma itu mungkin dia mesti sowan, kalau urusan kemensos se-Indonesia urusan dia masak setiap kali musti lapor," kata Gilbert.
"Ini kan yang diurusi masalah sosial apa yang salah," tegasnya.
Baca juga: Pengamat Minta Mensos Risma Reshuffle Staf, Singgung Rawan Korupsi: Tempatkan Orang yang Ibu Percaya
Lebih lanjut, Geisz justru mengungkit persoalan antara Risma saat masih menjadi Wali Kota Surabaya dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Seperti yang diketahui, keduanya sempat beradu argumen dalam penanganan pandemi Covid-19, satu di antaranya terkait penyediaan mobil PCR.
"Kalau itu tidak salah, kenapa persoalan ambulans (Mobil PCR) Bu Risma sampai ngamuk-ngamuk dengan Khofifah pada saat itu," ungkapnya.
"Kan soal kepentingan wilayah."
Terkait hal itu, Gilbert menilai kondisinya sudah berbeda.
"Kan itu sebagai wali kota, bandingkan ini sebagai menteri sosial," terang Gilbert.
"Lha Anies juga sebagai Gubernur," sanggah Geisz.
Simak videonya mulai menit ke- 7.10
Risma Bantah Dirinya Blusukan: Jangan Dilihat sebagai Mensos
Aksi blusukan yang dilakukan oleh Menteri Sosial, Tri Rismaharini, menuai sorotan dan bahkan tidak sedikit yang memberikan kritikan.
Banyak pihak menilai bahwa tidak seharusnya seorang Risma yang sudah menjabat sebagai menteri masih melakukan blusukan dan tidak sedikit yang menyebut sebagai pencitraan.
Menanggapi hal itu, Risma membantah bahwa dirinya sedang melakukan blusukan.
Baca juga: Dituduh Jadi Pemulung Settingan saat Risma Blusukan, Penjual Poster: Orang Enggak Tahu Kebenarannya
Baca juga: Blusukan Mensos Risma di Jakarta Tuai Kritik, Pengamat: Kalau di DKI Itu Tugas Gubernur Lah
Dikutip dari YouTube Tribunnews.com, Jumat (8/1/2021), Risma mengatakan bahwa apa yang dilakukannya itu hanya sepintas di tengah perjalanan menuju kantor.
"Saya itu kerja juga mbak. Saya tuh jalan ke kantor itu pagi, saya tidak blusukan. Coba tanya mereka, saya enggak blusukan, saya hanya lewat dari rumah ke kantor," ujar Risma.
"Kalau saya lewatnya beda-beda itu memang saya punya strategi khsusus karena sudah sekian kali saya waktu wali kota tutup Dolly, semua saya sering diancam dibunuh. Jadi saya harus punya strategi untuk itu," jelasnya.
Menurut Risma, tidak berlebihan atas apa yang dilakukannya saat menemukan tunawisma atau gelandangan hingga pemulung.
Ia meminta kepada publik jangan hanya melihat Risma dari sudut pandang sebagai seorang menteri sosial saja.
Melainkan dikatakannya juga sebagai manusia yang memiliki rasa kemanusiaan tinggi.
"Tapi kalau di jalan, saya sebagai manusia, jangan dilihat sebagai menteri sosial. Saya sebagai manusia saya lihat mereka tidur di gerobak. Saya punya kemanusiaan untuk mendiamkan saja," ungkap.
"Saya manusia, saya punya tanggung jawab dan saya punya pendapatan lebih dibandingkan mereka. Saya wajib untuk datang, saya wajib untuk amal. Tidak usah dilihat saya sebagai menteri sosial," tegas mantan wali Kota Surabaya itu.
Lebih lanjut, Risma memastikan bahwa tugasnya sebagai menteri sosial tidak akan terganggu atas perbuatan kemanusiaan yang dilakukan di jalanan.
"Tetapi saya juga bekerja. Saya tidak pernah menelantarkan pekerjaan saya," pungkasnya. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)