TRIBUNWOW.COM - Kakak beradik atas nama Gusti Komang Suka Suarsana (20) dan Gusti Ketut Budiana (17), hilang seusai mandi di sungai Yeh Mekecit, Banjar Sekar Pancasari, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali, Jumat (1/1/2021).
Pasca dilakukan proses pencarian, baru Gusti Komang Suka Suarsana ditemukan dalam kondisi tewas, pada Sabtu (2/1/2021).
Terkait tenggelam dan hilangnya kedua korban, warga memercayai ada hal mistis di TKP korban mandi.
Baca juga: Cerita Ketua RT di Palembang Selamatkan Remaja Tenggelam di Sungai Musi: Refleks, Kasihan Melihatnya
Dikutip dari Tribun-Bali.com, berbagai macam cerita mistis menyertai TKP yang disebut sebagai Tibu Bunter.
Warga menyebut, sangat jarang warga mandi di Tibu Bunter karena banyaknya cerita mistis dan faktor kedalaman di Tibu Bunter.
Sesepuh warga setempat, Gusti Putu Darma mengkonfirmasi soal banyaknya cerita mistis di daerah tersebut.
“Memang banyak cerita mistis dan memang dilarang,” ungkapnya.
Beberapa cerita mistis tersebut di antaranya adalah Tibu Bunter digunakan sebagai tempat mandi dedari atau bidadari.
Kemudian adanya cerita tentang seekor sapi yang jatuh ke Tibu Bunter lalu menghilang tanpa jejak.
Lalu ada juga cerita tentang munculnya kera-kera putih seusai pohon-pohon di sekitar TKP ditebang.
Sesepuh Desa Gusti Darma mengatakan, seandainya korban kepergok warga setempat ingin mandi di sana, maka mereka akan dilarang.
Diketahui warga bernama Pak Sindu tinggal di dekat daerah Tibu Bunter.
“Kalau saja itu diketahui Pak Sindu yang punya pekarangan pasti enggak dibolehin. Karena itu juga dalam banget pas di tibunya mungkin ada 10 meteran,” beber Gusti Darma.
Sementara itu, Perbekel Desa Mendoyo Dauh Tukad, Gusti Putu Ediana meyakini bahwa faktor kedalaman sungai menjadi penyebab korban tenggelam dan hilang.
“Sejatinya tidak boleh karena memang ada cerita-cerita dari warga bahwa banyak kejadian. Tapi itu kan tidak bisa jadi fakta, hanya cerita. Kalau kejadian saat ini fakta ada yang tenggelam. Maka mulai sekarang kami imbau untuk tidak di sana," kata Putu Ediana.
"Apalagi yang tidak bisa berenang. Secara logika bukan mistis, memang dalam. Kami juga belum mengetahui apakah korban memang bisa berenang atau tidak,” ucapnya saat ditemui di rumah duka.
Baca juga: Ratapi Kepulangan Jenazah Anak dari Malaysia, Ibu TKW Ajak Bicara hingga Kenang Ucapan Korban
Berenang bersama Rekan
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, kedua korban awalnya datang berenang bersama lima rekan mereka di hari pertama Tahun Baru 2021.
Perbekel Desa Mendoyo Dauh Tukad, Gusti Putu Ediana mengatakan, saksi mata saat itu melihat kedua korban menceburkan diri berbarengan.
Setelah menceburkan diri, kedua korban sempat muncul ke permukaan hanya sekali saja lalu menghilang.
Baca juga: Sarankan Hak Asuh Anak Gisel Pindah ke Gading, Komnas PA: Tak Masuk Akal Ini Dilakukan Seorang Ibu
Rekan korban kala itu sudah berusaha mencari namun tidak ditemukan.
“Terus temannya yang lain berusaha menolong dengan melihat dari pohon dan menceburkan diri namun tidak ditemukan. Jadi ada sekitar lima orang yang menceburkan diri silih berganti mencari tapi tidak ketemu. Nah, ini kami khawatirnya memang korban tidak bisa berenang,” ungkapnya, Sabtu (2/1/2021).
Setelah rekan-rekan korban tidak menemukan kakak beradik tersebut, barulah mereka melapor ke Perbekel.
Selanjutnya perbekel bersama rekan korban melapor ke petugas BPBD dan tim SAR. (TribunWow.com/Anung)
Artikel ini diolah dari tribun-bali.com dengan judul Sederet Fakta Kakak Adik Tenggelam di Jembrana: Kronologi hingga Tibu Angker Tempat Mandi Dedari dan Tibu Bunter, TKP Dua Remaja Tenggelam di Jembrana Diyakini Tenget oleh Warga Sekitar