Terkini Nasional

DPR Punya Bukti Intelijen Jerman Kunjungi FPI, Munarman Sebut Penembakan Laskar Jadi Perhatian Dunia

Penulis: anung aulia malik
Editor: Mohamad Yoenus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto staf Kedubes Jerman yang melakukan kunjungan ke markas ormas FPI di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

TRIBUNWOW.COM - Kunjungan staf Kedutaan Besar Jerman ke markas ormas Front Pembela Islam (FPI) sempat menjadi perhatian publik.

Belakangan ini, anggota DPR memiliki bukti bahwa staf kedubes yang melakukan kunjungan itu ternyata terdaftar sebagai anggota intelijen negara Jerman.

Menanggapi temuan itu, Sekretaris Umum FPI Munarman menyebut, kasus penembakan laskar FPI saat ini sudah menjadi perhatian dunia internasional.

Kantor DPP FPI di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (11/12/2020). Terbaru, staf kedubes Jerman yang baru-baru ini heboh melakukan kunjungan ke markas FPI, diketahui merupakan seorang anggota intelijen Jerman. (WartaKotaLive.com/Desy Selviany)

Baca juga: Isu Rumah Penyiksaan, Refly Harun Bahas Jasad 6 Laskar FPI yang Dibunuh: Tak Sepatutnya Saya Tertawa

"Dunia internasional mencium ada yang tidak beres dari sudut pandang dan kacamata intelijen," katanya saat dihubungi, Selasa (29/12/2020).

Dikutip dari Tribunnews.com, Munarman mengatakan, kasus penembakan laskar FPI ini bukan lagi sekadar masalah politik.

Menurutnya, kasus penembakan laskar adalah masalah serius yang dapat berdampak besar terhadap standar hak asasi manusia (HAM) di Indonesia.

"Sebab dalam perspektif dunia intelijen, ada fatsoen, keberadaan aparat keamanan negara adalah untuk menangkal bahaya terhadap negara, bukan untuk membunuh warga negara sendiri," ungkap Munarman.

Temuan tentang intelijen Jerman tersebut, menurut Munarman menjadi bukti bahwa dunia internasional memberikan perhatian khusus terhadap kasus penembakan laskar.

"Oleh karenanya yang diturunkan adalah orang yang punya kemampuan investigasi, bukan diplomat politik untuk mencampuri urusan dalam negeri Indonesia," ujar Munarman.

Sebelumnya diberitakan, temuan tentang anggota intelijen Jerman itu dikemukakan oleh Anggota Komisi I DPR RI M Farhan.

Farhan memaparkan, identitas asli staf kedubes itu terungkap setelah pihaknya melakukan penyelidikan.

Sosok yang disebut-sebut sebagai staf kedubes Jerman itu memiliki nama Suzanne Hall, seorang anggota BND atau Bundesnachrichtendienst yang merupakan badan intelijen Jerman.

“Ternyata ketika dilakukan penyelidikan ke beberapa sumber kita di Berlin langsung, si Suzanne Hall ini bukan pula pegawai pemerintah yang tercatat di Kementerian Luar Negeri Jerman, dia tercatat sebagai pegawai di B.N.D atau Badan Intelijen Jerman,” kata Farhan dalam diskusi Teka-teki Telik Sandi di Markas FPI, Minggu (27/12/2020).

Kunjungan Inisiatif Pribadi

Sebelumnya diberitakan, protes diajukan oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia dan telah memanggil Kepala Perwakilan Kedutaan Besar Republik Federal Jeman, Minggu (20/12/2020).

Pihak Jerman berdalih, apa yang dilakukan oleh staf kedubesnya adalah inisiatif pribadi.

Dikutip dari Kompas.tv, Minggu (20/12/2020), pihak Jerman tak menampik ada staf kedubesnya yang datang mengunjungi markas FPI.

Namun mereka membantah bahwa tindakan staf kedubes itu merepresentasikan sikap pemerintah Jerman.

Pihak Kedutaan Besar Jerman menegaskan apa yang dilakukan oleh stafnya adalah inisiatif pribadi.

Pihaknya juga telah memanggil staf yang bersangkutan untuk memberikan klarifikasi kepada pemerintah Jerman.

Kepala Perwakilan Kedutaan Besar Jerman turut menyampaikan permohonan maaf atas tindakan stafnya mengunjungi markas FPI.

Mewakili pemerintahan Jerman, Kepala Perwakilan Kedubes Jerman juga membantah seluruh pernyataan yang dikeluarkan oleh pimpinan ormas FPI terkait kunjungan staf kedutaan Jerman.

Baca juga: Komnas HAM Sebut Banyak Hoaks Beredar soal Penembakan 6 Laskar FPI: Ada yang Berupaya Mencampur Aduk

Dikutip dari Kemlu.go.id, berikut isi lengkap tuntutan Kemenlu RI terhadap Kedubes Jerman di Jakarta:

1. Pada hari Minggu, 20 Desember 2020, Kementerian Luar Negeri telah memanggil Kepala Perwakilan Kedutaan Jerman di Jakarta untuk meminta klarifikasi dan menyampaikan protes atas kegiatan Staf Kedutaan Jerman di Jakarta yang mendatangi sebuah organisasi di Petamburan beberapa hari yang lalu.
2. Dalam pertemuan, Kepala Perwakilan Kedutaan Besar Jerman membenarkan keberadaan staf Kedutaan di sekretariat organisasi tersebut. Kepala Perwakilan Kedubes Jerman menyampaikan  bahwa keberadaan staf Kedubes Jerman di tempat tersebut dan pertemuan yang dilakukan adalah atas inisiatif pribadi tanpa mendapatkan perintah atau sepengetahuan pimpinan Kedutaan Besar Jerman.
3. Atas kejadian ini, Kepala Perwakilan Kedubes Jerman sampaikan permintaan maaf dan penyesalannya atas kejadian tersebut.
4. Kepala Perwakilan Kedubes Jerman juga menyangkal isi berbagai pernyataan yang disampaikan salah satu pimpinan ormas dimaksud. Kepala Perwakilan Kedubes Jerman memastikan bahwa insiden tersebut tidak mencerminkan kebijakan Pemerintah dan Kedutaan Besar Jerman  serta menolak tegas kesan bahwa kedatangan staf Kedutaan tersebut sebagai bentuk dukungan Jerman kepada organisasi tsb.
5. Kedutaan Jerman juga secara tegas menyampaikan dukungan dan komitmen pemerintah Jerman untuk melanjutkan kerja sama bilateral dengan Indonesia untuk melawan intoleransi, radikalisme, dan ujaran kebencian.
6. Kementerian Luar Negeri menuntut agar Kedutaan Besar Jerman  memberikan pernyataan resmi kepada publik sebagaimana yang dijelaskan kepada Kementerian Luar Negeri.
7. Kedubes Jerman menyampaikan bahwa staf diplomatik tersebut  telah diminta kembali segera untuk mempertanggung-jawabkan tindakannya dan memberikan klarifikasi kepada pemerintahnya.

Baca juga: Komnas HAM Akui Belum Jelas Pemilik 7 Proyektil di TKP Penembakan Laskar, Antara Polisi atau FPI

Komnas HAM Sebut Banyak Hoaks Beredar

Sementara itu, penyelidikan masih terus dilakukan terkait kasus baku tembak antara anggota laskar Front Pembela Islam (FPI) dan polisi, di sekitar jalan tol Jakarta-Cikampek, Karawang pada Senin (7/12/2020).

Baik Polri maupun Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) masih terus mendalami kasus ini.

Komnas HAM menyebut, selama pihaknya melakukan pendalaman, di luar banyak beredar informasi bohong yang mengutak atik keterangan dari Komnas HAM dan dikaitkan dengan informasi-informasi lainnya.

Dalam konferensi pers yang diselenggarakan oleh Komnas HAM, Senin (28/12/2020) siang, Komisioner Komnas HAM Amiruddin meminta masyarakat agar berhati-hati dalam menyikapi beredarnya hoaks seputar kasus penembakan laskar.

"Selama proses penyidikan Komnas HAM mendapatkan beberapa fakta terutama karena tersebarnya informasi yang disebarkan oleh banyak orang, sebagian besar adalah hoaks," ujar Amiruddin.

"Ada yang berupaya mencampur aduk berita atau keterangan yang disampaikan oleh Komnas HAM, dicampur aduk dengan keterangan yang lain," sambungnya, dikutip dari YouTube Kompastv, Senin (28/12/2020).

"Atau keterangan Komnas HAM untuk peristiwa yang lain, dicampur aduk dengan peristiwa yang lain lagi."

Amiruddin dalam konpers itu menegaskan bahwa Komnas HAM masih dalam proses terus melakukan pendalaman.

"Kami mengharapkan masyarakat supaya berhati-hati dengan hoaks seperti ini," tegasnya.

"Sampai hari ini Komnas HAM masih dalam proses terus menguji semua keterangan dan bukti ini."

Ia juga menyinggung adanya penyerangan kepada personal Komnas HAM yang beredar di media sosial (medsos).

Terkait adanya hoaks, Amiruddin meminta seluruh pihak agar berhenti menyebar berita bohong supaya tidak menimbulkan kebingungan di tengah masyarakat. (TribunWow.com/Anung)

Sebagian artikel ini diolah dari Tribunnews.com dengan judul Intel Jerman Sambangi Markas FPI, Munarman: Kasus Penembakan 6 Laskar Jadi Skandal Dunia Intelijen dan Kompas.com dengan judul "[POPULER NASIONAL] DPR Sebut Orang Asing yang Sambangi FPI Staf Intelijen Jerman | JI Latih Anak Muda di Jawa Tengah Rakit Bom"