Terkini Daerah

Tolak Maafkan 7 Tersangka, Ibu Korban Begal Sadis di Bekasi: Lebih Senang kalau Dihukum Mati

Penulis: anung aulia malik
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketujuh anggota Kelompok Akatsuki 2018 di Mapolres Metro Bekasi Kota, Senin (28/12/2020).

TRIBUNWOW.COM - Kesedihan mendalam dirasakan oleh Putri Safitri (34) yang kehilangan anaknya AP (16) karena dibegal oleh geng bernama Akatsuki 2018.

AP tewas seusai dikeroyok oleh 7 pemuda saat melintas di Jalan Perjuangan, Bekasi Utara, Jawa Barat, pada Senin (21/12/2020) lalu.

Meskipun senang para pelaku tertangkap, Putri meminta agar ketujuh pemuda yang membegal anaknya itu diberi hukuman mati.

Tangkapan layar CCTV diduga detik-detik aksi begal yang menimpa seorang remaja di Jalan Perjuangan, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Senin (21/12/2020) dini hari. (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

Baca juga: Fakta Sopir Truk Ayam Potong Tewas Ditembak Begal di Mesuji, Modus Pelaku Tuduh Korban Ini

Dikutip dari Kompas.com, Putri bercerita, anaknya kala itu ia minta pulang karena telah larut malam.

Pada hari kejadian, AP tengah bermain ke rumah rekannya.

"Dia pergi ke rumah temannya sesudah maghrib. Saya suruh pulang, pulang anak saya. Nurut orangnya," ungkap Putri.

Putri sendiri menyatakan, menolak untuk menyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan.

Ia ingin agar para tersangka diberi hukuman mati.

"Mereka sudah meresahkan warga Bekasi. Satu, geng motor. Dua, pakai senjata. Tiga, sudah buat anak saya begitu," tukasnya.

"Saya senang mereka sudah tertangkap. Lebih senang lagi kalau dihukum mati," ungkap Putri.

Diketahui 7 pemuda itu menamai diri mereka geng Akatsuki 2018 yang terdiri dari NF alias Belo (25), MN (25), A (18), MA (18), AMM (17), AWS (17), IDP (17).

Ketujuh pemuda itu dijerat Pasal 365 ayat 4 KUHP dengan ancaman hukuman penjara maksimum 20 tahun atau seumur hidup, atau ancaman pidana mati.

Sebelumnya, aksi brutal geng Akatsuki 2018 itu sempat terekam kamera pengintai atau CCTV.

Pada rekaman kamera tersebut, nampak ketujuh pemuda mengeroyok AP Jalan Perjuangan, Bekasi Utara dengan menggunakan senjata tajam jenis celurit pada Senin (21/12/2020) lalu.

Korban yang terus dikeroyok oleh ketujuh orang itu akhirnya tewas dengan kondisi badan penuh luka sabetan senjata tajam.

Baca juga: Pukul Kepala Anggota Akatsuki 2018, Ibu Korban Begal Harap Pelaku Dihukum Mati: Nyawa Dibalas Nyawa

Ayah Korban: Dia Jawab Iya Mau Pulang

Sementara itu, Ayah AP, Sendi Bastianto (40) sempat menceritakan percakapan terakhirnya dengan sang anak.

Dikutip TribunWow.com dari Tribun Jakarta pada Selasa (22/12/2020), kejadian ini bermula ketika AP meminta izin keluar rumah dengan mengendarai sepeda motor Honda Scoopy milik ibunya.

AP izin pamit pergi ke rumah temannya di daerah Tambun, Bekasi.

"Pamitnya si ngomong mau ke Tambun ke rumah teman sekolahnya, dari rumah dia jalan sendiri, pamitnya jam 7 malam kira-kira," kata Sendi.

Lalu pada pukul 00.30 WIB, Sendi merasa cemas lantaran AP tak kunjung pulang.

Sehingga, ia menelpon AP untuk segera pulang.

"Itu saya nelfon jam setengah 1, saya bilang ini sudah malem Dika, lalu dia jawab iya mau pulang," ucap Sendi sambil menirukan percakapan terakhirnya dengan sang anak.

Baca juga: Remaja Tewas Tergeletak di Jalan karena Begal, Polisi: Korban Melakukan Perlawanan

Namun Sendi lalu ketiduran saat menunggu AP.

Ia sempat berpikir bahwa anaknya memilih menginap karena takut pulang.

Sendi tidak memiliki firasat apapun di keesokan harinya.

Ia justru teringat dengan motor AP yang sudah dua bulan tidak digunakan karena tak bisa dinyalakan.

Oleh Sendi, motor itu dibawa ke bengkel untuk diperbaiki.

"Saya pas siangnya keinget motor Xeon punya dia karena sudah dua bulan gak nyala akhirnya saya bawa ke bengkel, enggak ada firasat yang enggak-enggak mikirnya paling bentar lagi juga pulang," ujar Sendi.

Hingga siang hari, Sendi mengatakan dirinya masih berpikir bahwa anaknya menginap di rumah teman.

Apalagi selama ini, AP memang terkadang menginap di sana.

"Enggak sempet hubungin, ya kalau main ke sana biasanya suka nginap dia cuma kadang-kadang suka enggak ngomong juga (mau menginap)," terangnya.

Lalu pada pukul 14.00 WIB, Sendi didatangi anggota kepolisian.

Mereka mengabarkan kabar kematian anaknya.

AP ditemukan tewas bersimbah darah.

Kabar ini membuat pihak keluarga sangat kaget.

Apalagi mereka sama sekali tidak memiliki firasat akan kematian AP.

"Pas siang jam 2 kira-kira baru dapat kabar dari polisi yang datang langsung ke rumah, kasi kabar anak saya meninggal cuma kronologisnya kita belum dikasi tahu," terang Sendi. (TribunWow.com/Anung/Gipty)

Artikel ini diolah dari Tribun Jakarta dengan judul Telepon Terakhir Anak yang Tewas Dibegal di Bekasi, Duka Sang Ayah: Dia Jawab, Iya Mau Pulang,Amarah Ibu Korban Begal di Bekasi Utara:Pukul Pelaku Pakai Botol Saat Digiring Polisi Menuju Tahanan,Sadisnya Geng Akatsuki saat Bertemu Korbannya, Tak Segan Mengayunkan Senjata Tajam dan Kompas.com dengan judul ""Tiada Maaf untuk Iblis dan Setan", Cerita Ibu Korban Begal Geng Akatsuki 2018"