TRIBUNWOW.COM - Sejumlah perusahaan pembuat vaksin Covid-19 mengklaim, vaksin buatan mereka tetap ampuh menghadapi varian baru Virus Corona yang menyebar di Inggris.
Empat perusahaan vaksin itu adalah Moderna, CureVac, AstraZeneca, dan Pfizer & BioNTech.
Varian baru Virus Corona yang menyebar diketahui memiliki nama B.1.1.7 dengan tingkat penularan yang mencapai 70 persen lebih mudah menyebar.
Baca juga: Distribusi Vaksin Covid-19 Bakal Dilakukan Bertahap, Diutamakan untuk Wilayah Berisiko Tinggi
Dikutip dari Kompas.com, Ugur Sahin direktur eksekutif perusahaan BioNTech yang bekerja sama dengan Pfizer menjelaskan, data soal keampuhan vaksin melawan varian baru Virus Corona akan diperoleh dalam beberapa minggu ke depan.
"Secara keilmuwan besar kemungkinan respon imun yang dibuat oleh vaksin ini bisa juga mengatasi mutasi yang ada," kata Ugur dalam percakapan dengan wartawan.
Diketahui mutasi dari virus penyebab Covid-19 itu telah terdeteksi di Inggris sejak September tahun 2020 lalu.
Varian virus ini menjadi perhatian serius karena diperkirakan mampu menyebar 70 persen lebih mudah dibanding sebelum bermutasi.
Dikutip dari reuters.com, Kamis (24/12/2020), adanya mutasi virus baru ini mengharuskan pemerintah Inggris memperketat aturan terkait Covid-19.
Pemerintah Inggris melaporkan sudah ada 40.000 kasus infeksi baru.
Lonjakan itu diduga disebabkan oleh mutasi virus yang diketahui lebih mudah menyebar dibanding sebelumnya.
"Melawan naiknya angka infeksi, naiknya pasien yang dirawat di rumah sakit, dan naiknya korban jiwa akibat Virus Corona, penting bagi kita untuk segera mengambil tindakan," ujar Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock.
Dikutip dari bbc.com, penasihat pemerintah Inggris memiliki bukti bahwa mutasi baru Virus Corona ini lebih mudah menyebar dibanding varian lainnya.
Ada tiga hal utama mengapa mutasi ini menjadi perhatian serius.
Pertama adalah, virus ini dengan cepat mengambil tempat, menyingkirkan virus-virus yang lama.
Kedua, virus ini mengubah sebagian struktur virus lama.
Ketiga, beberapa virus yang bermutasi menunjukkan bukti dapat menginfeksi sel manusia dengan lebih cepat.
Baca juga: Ada Mutasi Virus Corona di Inggris, Menristek: Pengembangan Vaksin Tetap on Track
Apakah Vaksinasi Covid-19 Berbahaya?
Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) sudah mulai melakukan vaksinasi vaksin Covid-19 terhadap sejumlah kalangan, di antaranya adalah tenaga kesehatan (nakes).
Sejumlah Nakes di AS yang telah mendapat suntikan vaksin Covid-19 buatan Pfizer dan BioNTech, mengaku merasakan pegal-pegal biasa.
Namun mereka menyebut suntikan vaksin aman karena sangat sedikit peluang mendapatkan reaksi alergi yang parah.
Hal itu diungkapkan oleh Spesialis penyakit dalam di Texas, dr. Kelvin Soewono dan Spesialis emergensi di Rhode Island, dr. Kelly Wong.
Dikutip dari unggahan akun Instagram @voaindonesia, Kamis (24/12/2020), dr. Kelvin menceritakan pengalamannya mendapat suntikan vaksin.
"Menurut saya sangat kecil (peluang) efek samping orang dapat reaksi alergi yang berbahaya," kata dia.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Diyakini Pemerintah Bisa Jadi Jawaban untuk Pemulihan Ekonomi
Ia mengatakan, seusai mendapat dosis pertama suntikan vaksin Covid-19, dirinya harus menunggu 15 menit di ruang tunggu untuk diobservasi apakah timbul reaksi alergi atau tidak.
Memiliki jawaban serupa dengan dr. Kelvin, dr. Kelly menilai sangat besar kemungkinan tewas akibat Covid-19 dibanding mendapat reaksi efek samping dari suntikan vaksin Covid-19.
"Buat saya pribadi keuntungan dari divaksin melebihi risiko kemungkinan dapat efek samping vaksin," kata dr. Kelly.
"Saya pikir lebih mungkin saya kena Covid, masuk unit perawatan intensif atau meninggal dibandingkan dapat efek samping dari vaksin," lanjutnya.
Sebelumnya, dr. Kelvin dan dr. Kelly sama-sama mengakui merasakan pegal-pegal seusai mendapat suntikan vaksin Covid-19.
"Satu-satunya efek samping yang saya dapat paling soreness (rasa pegal) di tempat yang disuntik buat satu hari setelah itu saya oke," ujar dr. Kelvin.
Di sisi lain, dr. Kelly juga merasakan hal yang sama yakni pegal-pegal selama seharian penuh hingga akhirnya harus mengonsumsi obat pereda rasa sakit.
"Keesokannya saya merasa pegal," kata dr. Kelly.
"36 jam setelah saya terima vaksin, badan saya rasanya sedikit sakit," sambungnya.
Kedua dokter itu mengatakan efek samping yang mereka rasakan hanyalah pegal-pegal biasa yang terasa seharian setelah disuntik vaksin.
(TribunWow.com/Anung)
Sebagian artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul "Lawan Varian Baru Virus Corona, Vaksin yang Ada Sekarang Diklaim Tetap Efektif"