Vaksin Covid

Kemenkes Ungkap 3 Keuntungan Vaksinasi Covid-19, Bisa Lindungi Kelompok yang Tidak Dapat Vaksin

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas medis melakukan simulasi vaksinasi Covid-19 yang dilakukan di RSI Jemursari, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (18/12/2020). Acara simulasi vaksinasi dihadiri Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan Ketua Umum MUI, KH Miftachul Akhyar.

TRIBUNWOW.COM - Pada Januari 2021 nanti, pemerintah Indonesia telah menjadwalkan akan melaksanakan vaksinasi Covid-19 secara gratis kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Berdasarkan keterangan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ada tiga keuntungan dari vaksinasi Covid-19.

Satu di antaranya adalah dapat melindungi orang-orang yang tidak mendapat suntikan vaksin.

Petugas medis menunjukkan contoh (dummy) vaksin covid saat simulasi vaksinasi Covid-19 yang dilakukan di RSI Jemursari, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (18/12/2020). Acara simulasi vaksinasi dihadiri Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan Ketua Umum MUI, KH Miftachul Akhyar. (Surya/Ahmad Zaimul Haq)

Baca juga: Vaksin Covid-19 Sudah Tahap Uji Klinis Fase 3, Satgas Sebut Sudah Bisa Digunakan: Nunggu BPOM

Hal itu disampaikan oleh Juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dalam acara Sapa Indonesia Malam, Minggu (20/12/2020).

"Pertama dalam memberikan proteksi pribadi pada individu," kata Siti.

"Kedua adalah memberikan proteksi kepada kelompok kalau cakupan minimal 70 persen atau 80 persen," sambungnya.

Siti menyampaikan cakupan itu nantinya bergantung pada efikasi vaksin.

Dilansir bbc.com, efikasi adalah manfaat bagi individu penerima vaksin.

Siti menjelaskan, semakin tinggi efikasi vaksin yang diberikan, maka jumlah penduduk yang harus menerima vaksin juga semakin berkurang.

"Kalau efikasinya tinggi, 80 persen, maka tidak semua harus mendapatkan vaksin," kata dia.

Selanjutnya, manfaat ketiga vaksinasi Covid-19 adalah masyarakat yang tidak mendapat vaksin dapat terlindungi dengan adanya kekebalan kelompok atau herd immunity.

"Dia juga memberikan proteksi crossover populasi," ujar Siti.

"Jadi kalau cakupan dan efikasi sudah memenuhi."

"Maka kelompok yang belum mendapatkan vaksin akan juga terlindungi dengan vaksinasi yang diberikan dalam bentuk pada kekebalan kelompok."

"Jadi ini juga yang menjadi salah satu pertimbangan kita," lanjutnya.

Orang yang Sudah Terkena Covid-19 Tak Perlu Vaksin?

Sebelumnya diberitakan, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito menjelaskan soal cara kerja vaksin Covid-19.

Ia menjawab pertanyaan yang beredar di masyarakat apakah orang yang sudah pernah terkena Covid-19 tidak perlu divaksin.

Prof Wiku menjawab, orang yang sudah pernah terkena Covid-19 tidak terjamin 100 persen akan kebal atau imun.

Hal itu disampaikan oleh Wiku dalam acara Talkshow yang ditayangkan oleh kanal YouTube BNPB Indonesia, Jumat (18/12/2020).

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito dalam acara Talkshow yang ditayangkan oleh kanal YouTube BNPB Indonesia, Jumat (18/12/2020). Wiku mengatakan, adanya vaksin Covid-19 bukan berarti masyarakat bisa lalai dalam menjalankan protokol kesehatan. (YouTube BNPB Indonesia)

Awalnya ia mengiyakan bahwa orang yang sudah pernah terkena Covid-19 akan membangun sistem imunitas.

"Secara teori memang begitu, orang yang sudah pernah terkena maka dia timbul antibodi atau imunitas," kata Wiku.

Tetapi ia tidak mengetahui pasti apakah imunitas seusai terkena Covid-19 akan ada dalam jangka waktu panjang atau pendek.

"Tapi imunitas itu tergantung antar penyakit, beda-beda," ujar Wiku.

Wiku menyampaikan, apabila imunitas terbentuk hanya dalam jangka waktu pendek, maka ada kemungkinan orang itu akan kembali terpapar Covid-19.

"Khusus untuk Covid kita enggak pernah tahu, karena baru saja," ujarnya.

"Maka dari itu prinsip kehati-hatian termasuk yang sudah terkena jangan merasakan saya sudah punya antibodi, maka saya sudah bisa bebas, enggak bisa seperti itu," tegas Wiku.

Baca juga: Virus Corona Baru Menyebar Sangat Cepat, Menkes Inggris: Sangat Sulit Kendalikan Sampai Dapat Vaksin

Simak videonya mulai menit ke-8.00:

Belum Tentu Melindungi 100 Persen

Pada segmen sebelumnya, Wiku menyinggung bagaimana adanya persepsi bahwa keberadaan vaksin berarti pandemi telah usai.

"Semuanya sepertinya merasa kalau ada vaksin, kita sebentar lagi selesai," kata Wiku.

Wiku menegaskan, keberadaan vaksin Covid-19 bukan berarti pandemi Covid-19 sudah berakhir.

"Sebenarnya pengalaman itu belum terjadi, semuanya mengalami pandemi," ujarnya.

Ia lalu memaparkan bahwa vaksin adalah satu dari beberapa banyak bentuk pertahanan dalam melawan pandemi Covid-19.

"Jadi kita harus lihat bahwa vaksin ini adalah salah satu tameng," kata Wiku.

Wiku mengingatkan betapa pentingnya tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan.

"Dengan adanya vaksin tidak serta merta perlindungan lainnya kita tinggalkan, enggak boleh," kata Wiku.

"Karena bisa saja bobol, vaksin belum tentu bisa melindungi 100 persen dari seluruh masyarakat."

"Jadi 3M itu harus tetap dilakukan," lanjutnya.

Selain 3M (mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker), Wiku juga menyinggung soal pentingnya meningkatkan imunitas tubuh melalui olahraga, dan istirahat yang cukup.

Wiku mengatakan, keduanya tetap harus dijalankan walau vaksin telah ditemukan.

"Virus ini perlu kita belajar bersama, apakah betul kalau vaksinnya diberikan memang betul-betul bisa memproteksi 100 persen," tegasnya.

Baca juga: Presiden Joko Widodo Ungkap Alasan Jadi Orang Pertama Kali Disuntik Vaksin Covid-19: Tidak Apa-apa

Simak video selengkapnya mulai menit ke-17.30:

(TribunWow.com/Anung)