TRIBUNWOW.COM - Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi Partai Golkar Jamaludin menjelaskan alasannya memilih meninggalkan ruang rapat paripurna alias walk out.
Dilansir TribunWow.com, aksi walk out diikuti anggota DPRD DKI Jakarta lainnya saat Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) hendak membacakan pandangan umum fraksi terhadap Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi.
Diketahui saat itu DPRD DKI Jakarta tengah membahas Rencana Kerja Tahunan (RKT).
Baca juga: Soal Rizieq Shihab, DPRD Fraksi PDIP Nilai Anies Diskriminatif: Tak Profesional Tunggulah Kehancuran
PSI disebut telah menandatangani daftar hadir dan menyatakan tidak keberatan terhadap rancangan anggaran yang dibahas, termasuk kenaikan gaji dan tunjangan.
Saat DPW PSI menyatakan belum menyetujui rencana tersebut, Jamaludin memilih walk out dari ruang rapat.
Ia mengaku tidak suka disebut perampok.
"Karena apa? Saya enggak suka dibilang rampok di media," kata Jamaludin, dikutip dari Kompas.com, Senin (14/12/2020).
Jamaludin justru menantang balik pihak yang menuduh dirinya dengan sebutan itu.
"Kalau berani, tunjuk saya 'rampok lu'. Saya tantangin tuh yang ngomong rampok-rampok," ucapnya.
Diketahui pembahasan itu menuai polemik saat DPW PSI menyatakan ketidaksetujuannya.
Menurut Jamaludin, akibatnya DPRD DKI Jakarta disebut merampok uang rakyat.
Ia mengaku tersinggung dengan sebutan itu dan kembali melontarkan tantangan terhadap pihak yang menuduhnya.
"Apalagi ada bahasa bahwa DPRD ini merampok uang rakyat," ungkit Jamaludin.
"Saya tersinggung, saya (katanya) ngerampok, siapa yang saya rampok? Kalau dia berani, ngomong sendiri sini jangan di media," tambah politisi Partai Golkar ini.
Baca juga: Lihat Pria Sesumbar Jadi Anak DPR, Reaksi Kaesang Pangarep Putra Jokowi Tuai Sorotan di TikTok
Jamaludin mengaku aksi walk out itu tidak direncanakan sebelumnya, melainkan tercetus saat Fraksi PSI hendak menyampaikan pendapat.
Ia juga menjelaskan aksinya tidak merepresentasikan pandangan partai, tetapi sikap pribadi.
"Bukan Golkar, saya pribadi. Ini adalah keputusan saya sebagai anggota dewan, bukan perwakilan partai," terangnya.
Menanggapi polemik tersebut, Ketua DPW PSI Jakarta Michael Victor Sianipar mengaku tidak memusingkan aksi walk out para fraksi lain di rapat paripurna tersebut.
"Apapun yang terjadi, kami akan terus menyuarakan kepentingan rakyat," jelas Michael, Senin.
Ia menilai aksi walk out tersebut merupakan konsekuensi politik dari sikap PSI yang memutuskan menyatakan ketidaksetujuan.
"Tentunya pilihan yang diambil kami kemarin akan membawa konsekuensi secara politik," ungkap Michael.
"Kami menghargai sikap dari rekan-rekan yang lain sebagai bentuk kritik terhadap kami," tambahnya.
PSI: Menunjukkan seperti Anak-anak Ngambek
Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohamad Guntur Romli angkat bicara tentang kejadian para anggota DPRD DKI Jakarta walk out dari rapat paripurna, Senin (14/12/2020).
Menanggapi kejadian tersebut, Guntur Romli justru mengaku senang partainya dikucilkan oleh anggota DPRD lainnya.
Baca juga: Hari Ini Komisi E DPRD DKI akan Panggil Guru yang Buat soal Anies Diejek Mega dan Guru Rasial
Ia turut menyampaikan kritik terhadap para anggota DPRD yang dinilai seharusnya mementingkan aspirasi rakyat.
"Saya senang Fraksi PSI dikucilkan karena mereka tegas membela kepentingan rakyat, daripada diajak koalisi yang bertujuan menyengsarakan rakyat," tegas Guntur Romli, dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (15/12/2020).
Sebelumnya Guntur menyampaikan sikap PSI terkait aksi anggota DPRD dari fraksi lainnya tersebut.
"Lebih baik dikucilkan daripada menyerah pada kemunafikan," ucap Guntur.
Ia menilai aksi walk out tersebut adalah bentuk kekesalan anggota DPRD DKI Jakarta terkait batalnya kenaikan gaji dan tunjangan.
Guntur menyindir sikap tersebut kekanak-kanakan karena telanjur menunjukkan rasa kesal tanpa alasan.
"Anggota DPRD DKI selain PSI, kesal dan ngambek karena ulah Fraksi PSI yang menggagalkan kenaikan gaji dan tunjangan mereka," kata Guntur.
"Ini menunjukkan anggota DPRD DKI seperti anak-anak, kalau keinginannya tidak dipedulikan akan ngambek, dan tidak mau tahu alasannya," lanjutnya.
Tidak hanya itu, ia mengkritik sikap anggota DPRD lainnya yang tetap ingin mempertahankan kenaikan gaji. (TribunWow.com/Brigitta)
Artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul Walk Out, Anggota DPRD DKI Ini Berkeberatan Dibilang Rampok, Ditinggal Walk Out Saat Bacakan Pandangan, Ini Kata DPW PSI Jakarta, dan Tribunnews.com dengan judul PSI Ditinggal Walk Out, Guntur Romli: Lebih Baik Dikucilkan daripada Menyerah pada Kemunafikan.