TRIBUNWOW.COM - Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia dr. Agus Dwi Susanto menjelaskan long Covid-19 bukan virus Corona yang tersisa di badan pasien.
Meski, pasien sudah dinyatakan negatif Covid-19 melalui tes swab.
Dr. Agus menyebut gejala-gejala seperti sesak nafas, nyeri sendi serta kelelahan secara fisik merupakan tanda Long Covid-19.
Baca juga: Satgas Covid-19 Minta Pemda Tingkatkan Edukasi 3M, Sebut Zona Hijau Virus Corona Semakin Menipis
Menurut dia, hal tersebut merupakan suati kelainan yang menetap secara anatomik yang akhirnya mempengaruhi secara fungsional ke kondisi pasien.
Hal itu disampaikan dr. Agus saat diskusi bertajuk Mewaspadai Efek Jangka Panjang Covid-19 yang disiarkan kanal YouTube BNPB Indonesia, Kamis (3/12/2020).
"Sebenarnya kalau kita bicara long covid, ini bukan Corona Virus yang tersisa. Tetapi dalam bahasa medis yaitu gejala yang muncul pasca dinyatakan sembuh dan ini bisa terjadi akibat proses ketika sakit menimbulkan kelainan yang menetap secara anatomik," kata Agus.
Baca juga: Ilmuwan Amerika Serikat Mengembangkan Semprotan Hidung untuk Mencegah Virus Corona
Sebagai dokter yang menangani paru, menurut Agus, sering ditemukan pada pasien long covid itu adalah kondisi paruh-parunya itu ada Fibrosis.
Baca juga: 7 Pengusaha yang Malah Semakin Kaya selama Pandemi Virus Corona
Fibrosis ini menyebabkan Oksigen tidak bisa masuk ke dalam paru-paru.
Akibatnya, pasien keluhannya nafas yang berat.
Hal itu bisa dilihat dari tes uji fungsi parunya.
"Ada kekakuan pada jaringan paru yang sifatnya menetap, bisa dalam 2-3 bulan," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dokter Agus Dwi Sebut Long Covid Bukan Virus Corona yang Tersisa di Badan Pasien