Penanganan Covid

Klaster Keluarga Jadi Penyebab Tertinggi Penularan Covid-19 di Situbondo, Capai 389 Kasus Aktif

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Masker kini menjadi barang penting di tengah pandemi. Bagi orang dewasa tentu sudah terbiasa menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah, namun membiasakan diri kepada anak adalah tugas dari orang tua. Salah satu tips agar anak terbiasa mengenakan masker adalah memastikan anak tahu mengapa dia disarankan mengenakan masker, yang pada dasarnya untuk menjaga diri mereka sendiri dan orang lain agar tetap aman, pastikan masker nyaman dipakai oleh anak dan pilih motif yang sesuai dengan kesukaa

TRIBUNWOW.COM - Pertumbuhan Covid-19 di Kabupaten Situbondo cukup memprihatinkan.

Data penambahan kasus penularan Covid-19 di Situbondo sampai Selasa (1/12/2020) sudah mencapai 1.091 orang dan 90 orang meninggal.

Yang mengejutkan, dari penjejakan yang dilakukan Satgas Covid-19 setempat, penyumbang tertinggi penularan ternyata berasal dari klaster keluarga.

Baca juga: VIDEO Detik-detik Seekor Harimau Sumatera Turun ke Jalan Raya di Solok, Viral di Medsos

Tidak diketahui apa pemicu bertambahnya kasus dari keluarga itu, meski selama ini metode karantina seperti isolasi mandiri masih banyak disarankan bagi warga yang diketahui reaktif.

Dalam paparan di Pemkab Situbondo, Rabu (2/12/2020), Plh Bupati Situbondo, Syaifullah menyebut klaster keluarga menempati peringkat pertama atau tertinggi penularan Covid-19.

Data yang didapat SURYA, klaster keluarga menyumbangkan 389 kasus aktif.

"Data itu dihimpun dari hasil tracing. Dan urutan pertama penambahan kasus positif adalah klaster keluarga.

Klaster perjalanan malah menempati urutan kedua," kata Syaifulllah kepada wartawan.

Setelah klaster keluarga 389 kasus dan perjalanan 90 kasus, disusul klaster rumah sakit (RS) yang mencapai total 95 kasus.

Baca juga: Ustaz Maaher At-Thuwailibi Ditangkap, Pengacara Sebut Polisi Tetapkan Tersangka Tanpa Pemanggilan

Diduga, pelaksanaan isolasi mandiri di rumah menjadi penyebab meningkatnya kasus penularan.

Selain itu, lanjut Syaifullah, tenaga medis di rumah sakit juga banyak yang terdampak.

"Karena itu kita upayakan mereka tetap menjaga imunitas, sebab sekarang tidak ada cara lain kecuali disiplin menerapkan protokol ksehatan," jelasnya.

Untuk mengantisipasi penyebaran, kata Syaifullah, pihaknya akan gencar melakukan tracing, testing dan treatment (3T).

"Tim khusus sudah kita bentuk dan mulai Kamis (3/12/2020) sudah bergerak," tegasnya.

Dan di tengah kekhawatiran adanya klaster keluarga, Dinas Komimfo Situbondo tetap menyarankan empat pegawainya yang positif untuk menjalani isolasi mandiri.

Dari hasil swab test terhadap 31 pegawainya, memang baru empat orang yang terkonfirmasi positif.

Juru Bicara Satgas Covid-19, Dadang Aries Bintoro mengatakan, hasil swab menunjukkan bahwa baru empat pegawai Diskomimfo yang positif.

"Hasil swab 31 pegawai itu, baru selesai separonya," kata Dadang yang juga Kepala Diskomimfo itu.

Dadang menjelaskan, kemungkinan jumlah kasus positif akan bertambah karena hasil swab semua pegawai belum keluar.

"Tetapi saya berharap hasilnya negatif. Dan empat orang pegawai yang swabnya positif melakukan isolasimandiri di rumahnya masing-masing," tandasnya. 

Catatan Redaksi:

Bersama-kita lawan virus corona.

Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.

Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak). (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Klaster Sumbang Covid Tertinggi di Situbondo, Ternyata Ini Sebabnya."