TRIBUNWOW.COM - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun memberikan komentarnya soal kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab alias Habib Rizieq.
Seperti yang diketahui, Habib Rizieq rencananya akan tiba di Indonesia, melalui Bandara Soekarno-Hatta pada Selasa (10/11/2020) pukul 09.00 WIB.
Dilansir TribunWow.com dalam tayangan YouTube Refly Harun, Minggu (8/11/2020), dirinya mengaku akan menunggu sepak terjang dari Habib Rizieq setelah tiba di Tanah Air.
Baca juga: Sebut Prabowo Gamang Sikapi Kepulangan Habib Rizieq, Refly Harun: Dianggap Kontra Pemerintah Jokowi
Baca juga: Ungkap Kekhawatiran Pihak yang Kontra Habib Rizieq, Kapitra: Belum Move On dengan Situasi Politik
Dalam kesempatan itu, Refly Harun mulanya menjelaskan bahwa kepulangan Habib Rizieq akan menuai pro dan kontra.
Menurutnya pihak yang berada di kubu kontra itu bisa dikatakan adalah dari pemerintah.
Alasannya jelas karena Habib Rizieq merupakan figur yang kerap memberikan kritik kepada pemerintah itu sendiri.
Oleh karenanya, terdapat kabar miring yang beredar yang menyebut bahwa pemerintah seakan-akan menghalangi kepulangan Habib Rizieq.
"Karena mereka tidak menginginkan ada orang yang terus-menerus mengkritik pemerintahan ini, mendelegitimasi pemerintahan ini," ujar Refly Harun.
"Dan kita tahu bahwa Habib Rizieq kerap melontarkan kritik yang pedas dan bukan tidak ada pengikutnya," imbuhnya.
"Mungkin Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan pengikutnya tidak banyak. It's ok, yang terpenting adalah pulang dulu Habib Rizieq," katanya.
Namun terlepas dari adanya pro dan kontra tersebut, Refly Harun meminta kepada seluruh masyarakat untuk tetap kondusif, termasuk dalam acara penyambutannya.
Refly Harun secara pribadi juga menunggu peran yang akan diberikan oleh Habib Rizieq, termasuk adanya revolusi akhlak, seperti yang sudah dijanjikan.
Baca juga: Curigai Dubes RI, Munarman Ungkap Permainan Canggih dan Terencana Gagalkan Kepulangan Habib Rizieq
Dirinya mengaku akan mendukung jika memang kepulangan Habib Rizieq untuk memimpin revolusi akhlak, bukan revolusi yang lainnya.
Apalagi justru malah ada kaitannya dengan politik.
"Akan kita lihat bagaimana sepak terjangnya, mudah-mudahan memberikan nuansa baru, syukur-syukur revolusi akhlak itu benar-benar terjadi," ungkap Refly Harun.