Pilpres Amerika Serikat 2020

Trump Curiga Ada Kecurangan di Pilpres AS 2020, Joe Biden: Kita Berada di Jalur yang Tepat

Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pidato Joe Biden di Amerika Serikat, saat penghitungan suara Pilpres AS 2020 masih berlangsung, Rabu (4/11/2020).

TRIBUNWOW.COM - Lewat akun Twitter-nya, calon presiden petahana Donald Trump mengutarakan kecurigaannya terhadap proses Pemilihan Umum Presiden Amerika Serikat (AS) 2020.

Cuitan Trump tersebut bahkan ditandai oleh Twitter karena diduga dapat memberikan informasi yang menyesatkan terkait proses Pilpres AS 2020.

Di sisi lain, calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden mengatakan hal yang lain.

Cuitan Joe Biden yang meyakini bahwa Pilpres AS 2020 telah berjalan dengan tepat, dan yakin dirinya akan menang, Rabu (4/11/2020). (Twitter/@JoeBiden)

Baca juga: Trump Akui Terkejut Lihat Hasil Sementara Pilpres AS: Kita Tak Menyangka akan Menang

Dikutip dari akun Twitter @JoeBiden, Rabu (4/11/2020), Biden mengatakan, proses Pilpres AS 2020 telah berjalan sebagaimana mestinya.

Ia juga meyakini akan memenangkan Pilpres AS 2020.

Berikut cuitan yang ditulis oleh Biden.

"Kami merasa baik tentang posisi kita saat ini. Kami meyakini kita telah berada di jalur yang tepat untuk memenangkan ini (Pilpres AS 2020)," cuit Biden.

Trump Curiga Ada Kecurangan

Di sisi lain, Trump mengklaim ia unggul jauh dalam Pilpres AS 2020.

Namun ada pihak yang berusaha mencurangi hasil pemilihan tersebut.

Trump tidak menyebutkan detail siapa yang mencurangi pemilihannya.

Diketahui dua calon yang bertanding pada Pemilu AS 2020 ini adalah Trump dari Partai Republik, dan Joe Biden dari Partai Demokrat.

Cuitan tersebut kemudian ditandai oleh Twitter dapat menyesatkan terkait proses Pemilu AS 2020.

Berikut terjemahan dari cuitan lengkap yang ditulis oleh Trump.

"Kita menang besar, namun mereka berusaha mencuri (mencurangi) pemilihan ini. Kita tidak akan membiarkan mereka mencurangi pemilu. Suara tidak dapat dimasukkan apabila pemilihan telah usai!" cuit Trump.

Joe Biden kini unggul sebanyak 25 suara yakni total 238 suara dibanding sang petahana dari Partai Republik Donald Trump yang meraup 213 suara.

Seperti yang diketahui, hanya butuh 270 suara untuk memenangkan Pilpres AS 2020.

Pilpres kali ini dianggap sebagai pemilihan yang penting ditengah sejumlah masalah yang melanda di AS.

Masalah itu antara lain pandemi Covid-19, ekonomi yang melemah, hingga isu ras yang makin keras.

Trump berjanji akan melanjutkan program-programnya.

Sedangka, Biden berjanji akan membuat AS menjadi lebih tenang seperti sebelum Trump memimpin.

Biden menjanjikan dirinya sebagai sosok transisi.

Baca juga: Trump Bisa Jadi Presiden Lagi meski Suara Biden Lebih Banyak, Begini Penjelasan Sistem Pemilu AS

Baca juga: Trump Diungguli Biden, Trump Junior Prediksi Kemenangannya di Dunia: Kecuali China dan India

Alasan Mengapa Trump Ungguli Biden

Beberapa hari sebelum pemilu, keduanya telah terlibat debat panas mulai dari saling menyerang satu sama lain, hingga mengeluarkan pernyataan-pernyataan kontroversial.

Melihat perdebatan antara Trump dan Biden, Dosen Hubungan Internasional (HI) FISIP UNS Septyanto Galan Prakoso, S.I.P., M.Sc. melihat justru Trump berada di posisi yang lebih unggul dibandingkan Biden.

Dikutip dari YouTube TRIBUNWOW OFFICIAL, Senin (2/11/2020), analisa tersebut dilandaskan dari debat kedua calon presiden AS 2020 tersebut.

Galan melihat, strategi yang digunakan oleh Biden untuk melawan Trump dalam debat dirasa tidak cocok.

"Biden memakai cara untuk melawan Trump tidak dengan semestinya," kata dia.

Ia menyinggung soal bagaimana Biden justru membalas sifat keras Trump dengan balasan yang sama keras.

"Dia tidak menunjukkan siapa yang lebih dewasa," kata Galan.

"Karena dia melawan api dengan api."

Galan mengatakan, publik AS sudah mengerti bahwa Trump memang memiliki sifat yang vokal.

Namun di sisi lain, sifat vokal Biden yang mencoba menanggapi cecaran Trump justru dapat menjadi bumerang bagi Biden.

"Tapi saya takutnya, publik Amerika tidak melihat yang mereka inginkan," kata Galan.

"Mereka mungkin ingin presiden yang lebih cool, lebih calm."

Ia kemudian mengungkit soal mantan presiden dari partai Demokrat sebelumnya, yakni Barrack Obama.

Galan menjelaskan bagaimana Obama mampu mempertahankan sikap kalem, dan tenang ketika maju menjadi presiden AS.

Berdasarkan analisis Galan, Obama yang memiliki sifat tenang dapat meraih simpati dari masyarakat negeri Paman Sam tersebut.

Galan lalu kembali menyinggung soal ucapan 'Insyaallah' yang sempat dilontarkan oleh Biden.

Ia melihat Biden menggunakan tersebut untuk menarik simpati, namun juga digunakan sebagai sindiran terhadap Trump.

"Itu mungkin (ingin) mengambil simpati dari golongan warga muslim," kata Galan.

"Tapi di sisi lain itu juga nyindir."

"Jadi kesannya sama-sama enggak dewasa," sambung dosen yang kini tengah menempuh studi doktoral di Taiwan itu.

Melihat fakta-fakta tersebut, Galan menilai Trump justru lebih unggul dibandingkan Biden.

"Trump tetap konsisten," ungkapnya.

Baca juga: Pilpres Amerika 2020, Ini Perbedaan Kebijakaan Luar Negeri Donald Trump dan Joe Biden

Simak video selengkapnya mulai menit ke-15.00:

(TribunWow.com/Anung/Gipty)