TRIBUNWOW.COM - Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab atau yang dikenal dengan nama Habib Rizieq menegaskan status dirinya di hadapan pemerintah Arab Saudi.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui kanal YouTube Front TV, diunggah Rabu (4/11/2020).
Diketahui sebelumnya Habib Rizieq dicekal oleh pemerintah Arab Saudi dan berulang kali kepulangannya ke Tanah Air tertunda.
Baca juga: Tanggapan Berbeda Dubes RI soal Kabar Kepulangan Habib Rizieq: Belum Bisa Keluar dari Arab Saudi
Ia kemudian menyatakan pencekalannya telah dicabut dan telah berencana pulang ke Indonesia pada pekan depan.
Dalam pernyataannya, Rizieq menegaskan dirinya sudah mendapat perpanjangan visa di Arab Saudi.
Ia lalu menyampaikan ancaman terhadap pihak-pihak yang menuduh dirinya overstay di negara tersebut.
"Oleh karenanya saya nyatakan, mulai hari ini, siapapun, termasuk pejabat Indonesia baik yang di dalam negeri atau di luar negeri kalau ada yang mengatakan saya overstay, saya akan tuntut secara hukum," tegas Habib Rizieq.
"Karena itu berarti menuduh saya melakukan pelanggaran," lanjutnya.
Ia kembali menegaskan tuntutan terhadap dirinya sudah dicabut.
Selain itu, Rizieq menyinggung banyak yang menuduh dirinya melanggar izin tinggal (visa) di Arab Saudi.
"Jadi saya tidak ada overstay sama sekali," tegas Rizieq kembali.
"Jadi begitu, biar pejabat-pejabat diplomatik ini paham betul soal pervisaan," sindir ulama tersebut.
Baca juga: Mulai 16 September, Arab Saudi Buka Penerbangan, Indonesia Sudah Boleh Lakukan Ibadah Umrah?
Ia meminta keberadaannya di Arab Saudi yang berkepanjangan tidak dipermasalahkan, bahkan diberi tuduhan miring.
Dalam pernyataannya Rizieq menjelaskan dirinya juga dibebaskan dari denda karena telah mendapat perpanjangan visa.
"Jangan nanti sembarangan mengatakan, 'Ini overstay, ini dimaafkan, ini ada denda'. Enggak begitu, saya enggak ada overstay," ungkap Rizieq.
Ia kembali menyampaikan ancaman kepada pihak-pihak yang menuduh dirinya.
Rizieq menyebutkan dirinya bahkan akan menuntut jika ada yang menuding demikian.
"Siapa yang mengatakan saya overstay, berarti menuduh saya melakukan pelanggaran. Akan saya tuntut secara hukum," tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Rizieq menyampaikan rencana kepulangannya ke Indonesia.
"Saya ingin mengumumkan insyaallah saya dan keluarga hari Senin tanggal 9 November 2020 jam 19.30 waktu Saudi akan terbang dari bandara kota Jeddah dengan pesawat Saudia Airlines dengan nomor penerbangan SV-816," papar Habib Rizieq.
"Pengumuman kedua, insyaallah pesawat kami akan tiba mendarat di bandara Cengkareng hari Selasa 10 November 2020 jam 09.00 waktu Jakarta di Terminal 3," tambahnya.
Lihat videonya mulai menit 3.00
Refly Harun Komentari Isu Kepulangan Habib Rizieq
Kabar akan kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab terus berkembang belakangan ini.
Terbaru, Habib Rizieq disebut akan tiba di Tanah Air pada bulan yang bertepatan dengan bulan Maulid Nabi.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal PA 212, Novel Bamukmin, seperti yang dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (27/10/2020).
Baca juga: Sempat Dibantah Dubes Indonesia, Jubir FPI Sebut Persiapan Kepulangan Habib Rizieq Sudah 75 Persen
Bahkan dikatakannya bahwa pihaknya sudah mempersikapkan semua hal terkait kepulangan Habib Rizieq.
"Insya Allah antara akhir bulan ini atau awal bulan ini yaitu bertepatan dengan bulan Maulid Nabi," kata Novel.
Menanggapi hal itu, Refly Harun menilai belum yakin bahwa kepulangan Habib Rizieq akan terjadi dalam waktu dekat.
Dirinya menyakini bahwa hal itu tidak terlepas dengan kondisi politik di Tanah Air menjelang Pilpres 2024 mendatang.
"Kita tahu bahwa kepulangan Habieb Rizieq ini bisa jadi akan berpengaruh dalam konstelasi 2024," ujar Refly Harun, dikutip dari kanal YouTube pribadinya, Selasa (27/10/2020).
Meski begitu, Refly Harun jelas akan menyalahkan sikap dari pemerintah andai benar bahwa alasan belum pulangnya Habib Rizieq sampai saat ini adalah karena persoalan politik.
Menurutnya, terlepas dari hal-hal politik, pemerintah tidak mempunyai hak untuk melarang kepada rakyatnya untuk bisa pulang ke negerinya.
"Bahkan pemerintah harus pro aktif kalau melihat ada warga negaranya yang terkatung-katung di luar negeri dan ingin pulang namun tidak bisa pulang," jelas Refly Harun.
Baca juga: Refly Harun Salahkan Inkonsistensi Jokowi soal Isu Manuver Menteri untuk Pilpres 2024: Dua Potensial
Refly Harun lantas menyinggung sikap dari Duta Besar Indonesia di Arab Saudi.
Ia menilai ada kesan bahwa Dubes maupun pemerintah Indonesia tidak menginginkan kepulangan Habib Rizieq itu terjadi.
"Kalau kita mendengar pernyataan dari Dubes Indonesia di Arab Saudi kok terkesan malah tidak ingin Habieb Rizieq pulang," kata Refly Harun.
"Berkali-kali hanya me-mention menyatakan bahwa masih bermasalah. Kalau bermasalah kenapa tidak diselesaikan dalam hubungan diplomatik yang baik antara Indonesia dan Arab Saudi," tegasnya. (TribunWow.com/Brigitta/Elfan)