Terkini Nasional

Soroti Pernyataan Megawati, Fahri Hamzah: Politisi Tak Boleh Menanyakan Apa yang Milenial Lakukan

Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Wakil Ketua DPR sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah memberikan sorotan soal pernyataan dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, dalam kanal YouTube pribadinya, Fahri Hamzah Official, Sabtu (31/10/2020).

TRIBUNWOW.COM - Mantan Wakil Ketua DPR sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah memberikan sorotan soal pernyataan dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Pernyataan dari Megawati menuai polemik lantaran mempertanyakan sumbangsih atau kontribusi kaum milenial untuk bangsa dan negara.

Dilansir TribunWow.com, dalam kanal YouTube pribadinya, Sabtu (31/10/2020), Fahri Hamzah mengatakan tidak berhak dan tidak sepantasnya politisi menanyakan hal itu kepada rakyat, terlebih para milenial.

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam acara Peresmian Patung Bung Karno, Sekolah Partai, Kantor DPD dan DPC PDI Perjuangan, Rabu (28/10/2020). (YouTube PDI Perjuangan)

Baca juga: Pertegas Pernyataannya soal Sumbangsih Milenial, Megawati: Ngapain Saya Kok Di-bully? Orang Benar

Baca juga: Polemik Pernyataan Megawati, Rocky Gerung Ungkit Jargon Soekarno: Mengubah Dunia dengan 10 Milenial

Fahri Hamzah menambahkan tidak bisa juga lantas menyalahkan kaum milenial.

Menurutnya, apa yang dilakukan oleh anak-anak muda merupakan cerminan dari generasi sebelumnya.

Sehingga ketika menanyakan sumbangsih dari anak muda, maka sama halnya menanyakan hal apa yang sudah dicontohkan.

"Jadi kaum milenial itu tidak bisa disalahkan, mereka tumbuh dengan zaman. Ada kompleksitas yang mempengaruhi mereka, tapi politisi tidak boleh menanyakan apa yang mereka lakukan," ujar Fahri Hamzah.

"Sebab mereka akan bertanya balik, apa yang kalian contohkan kepada kami," imbuhnya.

Fahri Hamzah lantas menyinggung kondisi yang dialami oleh para milenial saat ini di tengah kurangnya rasa kepercayaan terhadap pemerintah.

Dikatakannya bahwa anak muda lebih tertarik dengan gadgetnya, ketimbang perannya untuk negara.

Entah memanfaatkan gadgetnya untuk menganut orang-orang yang melakukan tindakan positif maupun negatif.

"Saya kira apabila pemimpin juga mengalami disorientasi, politisi mengalami kegalauan, maka tentu kegalauan itu akan lebih masif ke bawah," katanya.

"Kaum milenial kita tidak mau mendengar siapapun sekarang, mereka mendengar gadget mereka," imbuh Fahri Hamzah.

Baca juga: Tanggapi Polemik Pernyataan Megawati, Rocky Gerung: Sebenarnya Politik Indonesia Dikuasai Milenial

Oleh karenanya, Fahri Hamzah justru meminta kepada pemerintah maupun elit politik untuk melakukan introspeksi.

"Sekali lagi kesalahan kita karena para elit tidak mendominasi cuaca kehidupan kita."

"Politik ini kita selenggarakan agar orang itu punya alternatif pilihan yang baik untuk menyongsong masa depan mereka," terang Fahri Hamzah.

"Jadi kalau harus disalahkan, salahilah pemimpin dan pemimpin akan bertanggungjawab terhadap keadaan rakyatnya," pungkasnya.

Simak videonya mulai menit ke-4.00:

Megawati: Ngapain Saya Kok Di-bully? Orang Benar

Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri kembali mempertegas pernyataannya terkait sumbangsih dari kaum milenial.

Tak hanya mempertanyakan kontribusi anak milenial, Megawati juga meminta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk tidak memanjakannya.

Atas ucapannya tersebut, Megawati mendapatkan respons negatif dan tidak sedikit juga melakukan bully-an.

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam acara Peresmian Patung Bung Karno, Sekolah Partai, Kantor DPD dan DPC PDI Perjuangan, Rabu (28/10/2020). (YouTube PDI Perjuangan)

Baca juga: Megawati Kembali Sentil soal Milenial: Mejeng-mejeng Doang, Ngamuk Saya

Baca juga: Tanggapi Polemik Pernyataan Megawati, Rocky Gerung: Sebenarnya Politik Indonesia Dikuasai Milenial

Mereka yang merasa tidak terima lantas menunjukkan kesuksesannya sebagai kaum milenial.

Meski pernyataannya menuai polemik, khususnya dari para anak muda, Megawati menilai apa yang disampaikannya bukan tanpa alasan.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Minggu (1/11/2020), Megawati mengatakan bahwa maksud dari pernyataannya tersebut adalah kontribusi anak muda untuk negara.

Bukan untuk diri pribadi masing-masing.

Dirinya mengakui bahwa memang banyak kesuksesan yang diraih oleh para milenial, namun sumbangannya untuk negara dinilai belum ada.

"Saya tanya, milenial itu baktinya untuk negeri. Bukan orang per orang," ujar Megawati, saat pidato pembukaan Rakorbidnas Kebudayaan PDI-P, Sabtu (31/10/2020).

"Saya tahu banyak anak muda berhasil, tapi kan jadi pengusaha. Yang saya maksud, berapa yang kamu tolong untuk rakyat?" jelasnya.

Baca juga: Polemik Pernyataan Megawati, Rocky Gerung Ungkit Jargon Soekarno: Mengubah Dunia dengan 10 Milenial

Megawati kemudian mempertanyakan alasan kenapa dirinya justru mendapat bully-an.

Menurutnya, apa yang disampaikan itu sesuai dengan yang terjadi di lapangan.

Ia menambahkan bahwa hal itu harusnya bisa menjadi evaluasi dan dijadikan semangat bagi anak muda untuk membuktikannya.

"Lha, kalau saya ngomong begini, ngapain saya kok di-bully. Orang benar, kok," ujarnya.

 Terlepas dari itu, Megawati lantas menyinggung soal kondisi partainya.

Dikatakannya bahwa PDIP sejauh ini masih terus mendapatkan kepercayaan tinggi dari rakyat untuk bersama mewujudkan sebuah kemajuan.

Sehingga ia mengaku dan meminta kepada setiap kader PDIP supaya bisa terus menjaga amanah dari rakyat tersebut.

"Kalau lihat survei, kita selalu tertinggi. Why, karena orang simpati dengan kita. Merasa punya harapan ke depan bahwa partai ini bisa membawa kita kepada sebuah kemajuan. Gimana kalau mandek, ya ngamuk saya," kata dia. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)

Sebagian artikel diolah dari Kompas.com dengan judul 'Tegaskan Pernyataan, Megawati Kini Bertanya Berapa Banyak Anak Muda Tolong Rakyat'