TRIBUNWOW.COM - Viral di media sosial sebuah video yang memperlihatkan pemotor membawa jenazah yang ditaruh di atas beronjong di bagian belakang sepeda motor.
Peristiwa tersebut diduga terjadi di jalan raya wilayah Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali.
Dalam video tersebut terdengar suara perempuan yang mempertanyakan benda yang dibawa pemotor.
Baca juga: Kata Polisi soal Viral Pria Ngamuk hingga Rusak Motor Pakai Batu saat Terjaring Operasi Zebra 2020
Baca juga: Kepergok Sering Dikirimi Chat Mesra, Gadis 13 Tahun Mengaku Kerap Diminta Layani Nafsu Ayah Tiri
"Iki gowo opo cobo, kok medeni banget lho, (ini bawa apa coba, menakutkan sekali)," ucapnya.
"Daerah simo gowo opo sih ? (di daerah Simo bawa apa sih)," katanya lagi.
Tak berselang lama perkataan perempuan itu ditimpali suara laki-laki.
"Iki wong opo udu (ini orang apa bukan), astaga," ujarnya.
Kapolsek Banyudono AKP Marjoko membenarkan kejadian pemotor membawa jenazah di atas beronjong yang diletakkan di jok belakang.
Kejadian itu bermula dari Sutejo, warga Dukuh Bantulan RT 03 RW 04 Kelurahan Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali merawat ibu kandungnya, Ginem di rumahnya.
Itu dilakukannya bersama istri dan kedua anaknya.
Ginem kemudian meninggal dunia pukul 08.00 WIB.
"Sutejo membawa jenazah menggunakan sepeda motor dengan memakai beronjong," kata Marjoko kepada TribunSolo.com, Kamis (29/10/2020).
Fakta Sebenarnya
Marjoko mengatakan, pihaknya telah mencari tahu bagaimana fakta sebenarnya asal muasal Sutejo membawa jenazah ibunya.
Dari keterangan Perangkat Desa Jembungan, Suwardi, semula Sutejo bersama istri dan 2 anaknya merawat ibu kandungnya, Ginem, yang sakit di rumah.
Ginem diketahui meninggal dunia Kamis (29/10/2020) pukul 08.00 WIB.
Dari keterangan Sutejo, ia awalnya berencana memakamkan ibunya itu di pekarangan rumah.
Lalu, ia merasa jengkel karena dilarang warga memakamkan ibunya di pekarangan rumah.
Menurut Sutejo, warga beralasan ibunya bukan berasal dari desa tersebut.
Sutejo jengkel, kemudian membawa jenazah Ginem menggunakan sepeda motor dengan memakai bronjong.
Tujuannya, untuk dimakamkan pekarangan rumah keluarga yang berada di Desa Kedung Lengkong, Simo, Boyolali tempat kelahiran ibu Ginem.
Padahal, jarak rumah Sutejo dengan desa ibunya itu cukuo jauh, sekitar 10 kilometer.
Ia membawa jenazah itu di jalan raya di siang bolong.
Jenazah Ginem, ibunda Sutejo, akhirnya dimakamkan di pemakaman umum yang terletak di sana.
Baca juga: Viral Seruan untuk Boikot Produk Prancis karena Presidennya Dianggap Hina Islam terkait Kartun Nabi
Baca juga: Kesaksian Pemulung Temukan Mayat dalam Kondisi Tak Wajar di TPA Batam: Darah di Wajahnya Masih Segar
Bukan Ditolak
Kapolsek Banyudono AKP Marjoko meluruskan pernyataan Sutejo bila tetangga Sutejo di Desa Jembungan menolak rencananya memakamkan ibunya di sana.
Warga bahkan tak mengetahui bila ibu Sutejo meninggal.
Belakangan, warga menyebut bila Sutejo merupakan orang yang sangat tertutup pada warga.
Marjoko juga mengakui Sutejo sangat sulit diajak berkomunikasi.
"Tadi Perangkat Desa Jembungan meluruskan, tidak betul isu di media sosial kalau ada penolakan dari warga. Mereka bahkan tidak tahu kalau ibu Sutejo meninggal, karena Sutejo itu orangnya tertutup dengan tetangga," kata Marjoko. (TribunSolo.com, Adi Surya Samodra)
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Kronologi Pria Boyolali Bawa Jenazah Ibu di Bronjong Jok Motor, Tempuh Jarak 10 Kilometer