Pilpres Amerika Serikat 2020

Debat Kedua Capres AS Trump dan Biden Bahas 9 Topik, Mic Dimatikan jika Ada yang Potong Pembicaraan

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Joe Biden saat tampil dalam debat pertama Pilpres AS di Case Western Reserve University, Cleveland, AS, Selasa (29/9/2020) malam. Debat kedua berjalan dinilai lebih baik dan tidak kacau.

TRIBUNWOW.COM - Debat kedua Calon Presiden Amerika Serikat antara Donald Trump melawan Joe Biden baru saja dilaksanakan di Universitas Belmont, Nashville, Tennesse pada Jumat (23/10/2020) waktu setempat.

Debat kali ini dimoderatori koresponden NBC News, Kristen Welker.

Dikutip TribunWow.com dari Telegraph.co.id pada Jumat, perdebatan ini membahas sembilan topik.

Calon Capres Petahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dari Partai Republik Vs Joe Biden, mantan wakil presiden calon presiden dari Partai Demokrat. (AFP? Saul Leob)

Baca juga: Donald Trump Tegur Facebook dan Twitter yang Blokir Artikel soal Pengungkapan Joe Biden di Ukraina

Sembilan topik itu antara lain Covid-19,keluarga, rasisme, perubahan iklim, keamanan nasional, dan kepemimpinan.

Yang menarik dari debat kali ini adalah mikrofon calon presiden bisa dibisukan.

Hal itu dilakukan agar saat lawan debat tengah berbicara tidak terganggu dengan interupsi.

Sedangkan setiap topiknya mereka diberi waktu 15 menit.

Setiap kandidat berhak menyampaikan pendapatnya selama dua menit secara bergantian.

Langkah ini dilakukan setelah debat pertama pada September lalu berlangsung kacau.

Pasalnya, mereka tak berhenti saling menginterupsi bahkan saling menyerang hal personal lawan calon.

Pada debat kali ini Pengamat Politik Ben Riley Smith menyebut debat kedua seperti debat yang seharusnya.

Bukan pertandingan teriakan yang terjadi seperti debat pertama.

Trump dinilai tidak lebih agresif dibanding debat pertama.

Ia juga sedikit memberikan interupsi pada Biden.

Meski demikian, Trump dinilai secara tersirat menyerang Biden.

Pada debat kali ini Trump juga membawa-bawa China. 

Baca juga: Donald Trump Sebut Putranya Positif Covid-19 Sekitar 2 Detik: Saya Pikir Dia Bahkan Tidak Sadar

Sementara itu, pada penutup debat, Biden membuat kalimat persatuan dan berjanji memberikan harapan bagi rakyat Paman Sam tersebut.

"Saya seorang presiden Amerika. Saya mewakili Anda semua apakah Anda memilih saya atau menentang saya."

"Saya akan memberi Anda harapan," ucap Biden dalam dua menit terakhirnya.

Selain itu, ia juga berjanji memperlakukan semua rakyatnya sama.

Semua orang bisa berharap tanpa ada ketakutan.

"Kami akan memilih sains daripada fiksi, harapan daripada ketakutan. Kami akan memilih untuk bergerak maju."

"Setiap orang memiliki peluang yang sama. Anda tidak pernah mendapatkannya selama empat tahun terakhir," lanjut Biden.

Di sisi lain, Trump mengatakan bahwa jika dirinya kembali menjadi presiden, ia menjanjikan kesuksesan bagi Amerika.

Hal itu dia akan berikan bagi semua orang termasuk orang yang tidak mendukungnya pada pemilihan kali in.

"Kesuksesan akan menyatukan kita, kita sedang menuju kesuksesan," ungkap Trump.

Pada kesempatan itu, Trump juga mengklaim peningkatan ekonomi di Amerika Serikat sebelum wabah Covid-19 dari China menyerang.

Baca juga: Cepat Sembuh dari Virus Corona, Ini Obat yang Diberikan ke Donald Trump yang Sempat Kritis

Debat Pertama

Debat perdana Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2020 antara Donald Trump dan Joe Biden berlangsung pada Selasa malam (29/9/2020).

Debat yang digelar selama 1,5 jam ini berlangsung kacau dan penuh emosi.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com pada Rabu (30/9/2020), Donald Trump berulang kali menginterupsi Joe Biden.

Bahkan, Trump juga membully Mantan Wakil Barack Obama itu saat mengkritik sang petahana.

Misalnya ketika Biden mengkritik bahwa kebijakan Trump yang lambat mengenai Covid-19 bisa membuat lebih banyak warga meninggal dunia.

Tak terima, Trump langsung menginterupsi Biden dan menyebut intelektualitas lawannya rendah.

Hal itu diungkapkan Trump terkait Biden mendapat nilai paling buruk di kelasnya saat universitas.

“Jangan Anda memakai kata cerdas dengan saya,” ujarnya.

Berkali-kali pernyataan Biden diinterupsi oleh Trump.

Mantan Wakil Presiden ini hanya memiliki waktu yang sedikit untuk memaparkan janji kampanyenya.

“Di bawah Trump, Amerika semakin lemah, semakin sakit, semakin miskin, semakin terpecah, dan semakin penuh (dengan) kekerasan,” ujar Biden.

• Donald Trump dan Joe Biden Saling Kecam dalam Debat Capres Pertama Pemilu Amerika Serikat

Meski demikian, Biden terlihat masih mengendalikan emosinya.

Ia sempat mengungkapkan sejumlah kekesalannya karena terus disela Trump.

“Bisa diam tidak, Bung?" lanjutnya.

Dalam kesempatan itu Biden juga beberapa kali sempat membalas Trump.

Ia menyebut ayah dari Ivanka Trump tersebut sebagai presiden terburuk sepanjang sejarah.

Trump disebutnya sebagai pembohong dan penipu.

“Dia panik atau dia hanya melihat pasar saham, salah satunya, karena coba tebak, banyak orang mati dan lebih banyak lagi yang akan mati kecuali dia menjadi jauh lebih pintar, jauh lebih cepat,” ujarnya. (TribunWow.com/Mariah Gipty)