TRIBUNWOW.COM - Viral di media sosial seorang ibu diduga dicekik dan dibanting hingga terkapar oleh petugas Satuan Polisi Pamong Praja.
Rupanya kejadian tersebut di Desa Pubabu- Besipae, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Rabu (14/10/2020) siang.
Dilansir TribunWow.com dari Kompas.com Kamis (15/10/2020), Pelaksana Tugas (Plt) Badan Pendapatan dan Aset Daerah NTT Welly Rohi Mone langsung membantah narasi yang beredar di media sosial.
Baca juga: Viral Video di Medsos Ibu Dibanting dan Dicekik Satpol PP, Sejumlah Perempuan Lain Juga Terluka
Welly justru menyebut, warga yang telah menganiaya petugas.
Menurut Welly, Satpol PP datang ke desa Pubabu untuk menyukseskan program tanam jagung panen sapi milik Pemprov NTT.
Ia mengatakan pihaknya juga tidak mengganggu warga terlebih dahulu.
“Kami datang untuk persiapan lahan, karena dekat musim penghujan. Kami juga tidak usik warga setempat yang bolak-balik di depan kami,” ujar dia.
Saat itu Pemprov NTT juga datang dengan Korem 161 Wirasakti Kupang untuk melihat lahan yang dimanfaatka untuk program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPTS).
Sejumlah warga melarang mobil tangki mengisi air.
Sehingga sempat terjadi tarik menarik selang antara warga dan aparat keamanan.
Ia mengatakan, ibu yang viral di media sosial jatuh bukan karena dipukul.
Disebut Welly, ibu tersebut jatuh karena terpeleset akibat ulahnya sendiri.
Welly juga menyebut, petugas sebenarnya hendak menolong.
Baca juga: Viral Wanita Pakai Gaun Pengantin Ajak sang Pacar Nikah saat Itu Juga: Saya Sudah Bawa Pendeta
“Orang belum pegang sudah jatuh. Satu ibu terpeleset, namun hendak ditolong, justru dipukul."
“Jadi anak buah saya yang justru jadi korban dan mengalami memar di bagian belakang atas kepala,” ujar Welly.
Sehingga, Welly kini akan melaporkan kasus ini ke Polsek Amanuban Selatan.
Hasil visum petugas Satpol PP akan dijadikan sebagai barang bukti.
“Ini baru selesai visum. Kami sudah buat laporan, karena staf saya alami penganiayaan,” kata dia.
Dalam kesempatan tersebut, Pemprov NTT juga sempat berniat menanam lamtoro di lahan yang berstatus sengketa itu.
Selain karena masih berstatus sengketa, warga juga menolak kegiatan tersebut karena pandemi Covid-19.
Kata Tokoh Masyarakat Desa
Sementara itu, tokoh masyarakat Desa Pubabu-Besipae, Niko Manoe membenarkan kejadian tersebut.
Ia menyebut Damaris telah dicekik dan dibanting petugas.
Niko mengatakan, masih ada sejumlah perempuan lain yang diduga mendapat perlakuan represif dari petugas.
“Benar, ada kejadian itu, seperti video yang beredar di media sosial. Kejadian bermula sekitar jam 12.00 WITA, siang tadi hingga akhirnya ada tindakan represif dari pihak pemerintah provinsi kepada warga kami,” kata Niko saat dihubungi, Rabu (14/10/2020).
Menurut Niko, kericuhan tak terhindarkan ketika Dinas Peternakan Provinsi NTT dan Satpol PP melakukan pembukaan lahan yang dianggap warga masih berstatus sengketa.
Sehingga, warga mencoba melarangnya dan berbuntut kericuhan.
“Beberapa warga kami perempuan yang terluka. Ada ibu yang dicekik di leher hingga masih ada luka yang membekas,” kata Niko.
Akibat kejadian ini, Niko merasa kecewa dengan tindakan arogan petugas pada warga.
Niko menilai, bentrokan ini seharusnya dapat dihindari jika pemerintah segera menyelesaikan masalah lahan sengketa yang bersangkutan.
(TribunWow.com/Mariah Gipty)
Artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul Bentrok dengan Satpol PP di Lahan Sengketa, Seorang Ibu Dicekik dan Dibanting hingga Terkapar dan Bentrok Masyarakat Pubabu dan Satpol PP, Seorang Ibu dan Remaja Dibanting dan Dipukul