Virus Corona

Fakta Vaksin Covid-19 yang Bakal Tersedia di Indonesia, Mulai dari Sasaran Penerima hingga Harga

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dalam gambar yang diambil pada 29 April 2020, seorang ilmuwan menunjukkan vaksin eksperimental untuk virus corona COVID-19 yang diuji di Laboratorium Kontrol Kualitas di fasilitas Biotek Sinovac di Beijing. Sinovac Biotech, yang melakukan salah satu dari empat uji klinis yang telah disetujui di China, telah mengklaim kemajuan besar dalam penelitiannya dan hasil yang menjanjikan di antara monyet.

TRIBUNWOW.COM - Vaksin Covid-19 dijadwalkan segera terealisasi pada November 2020.

Pemerintah telah memastikan finalisasi pembelian vaksin dari tiga perusahan produsen vaksin Covid-19 luar negeri, yakni Cansino, G42/Sinopharm, dan Sinovac.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Duta Besar RI Djauhari Oratmangun, serta Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir bertemu pimpinan tiga produsen vaksin Covid-19 pada Sabtu (10/10/2020).

Baca juga: Orang Muda yang Sehat Tak akan Dapat Vaksin, WHO Ungkap Prioritas: Harus Menunggu sampai 2022

Sebagaimana dilansir dari siaran pers di laman Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi pada Senin (12/10/2020), hal ini dilakukan di sela kunjungan kerja dan pertemuan bilateral denan Menteri Luar Negeri dan jajaran pemerintah China di Yunan.

Berikut sejumlah fakta terkait Covid-19 yang akan digunakan di Indonesia.

1. 3 kandidat vaksin

Ada tiga perusahaan vaksin Covid-19 yang diajak bekerja sama, yakni Cansino, G42/Sinopharm, dan Sinovac.

Cansino Biologics mengembangkan vaksin Covid-19 yang dinamai Ad5-nCoV.

Ini adalah vaksin rekombinan berbasis adenovirus Ad5.

Dasar vaksin rekombinan adalah bagian atau sepotong protein, bukan virus secara utuh.

Pengembangan Ad5-nCoV saat ini masuk dalam pengujian klinis fase 3, yang telah dimulai sejak bulan Agustus lalu.

Pengujiannya dilakukan di sejumlah negara, termasuk Arab Saudi, Pakistan dan Rusia.

Baca juga: Penjelasan 3 Kandidat Vaksin Covid-19 yang Bakal Tersedia di Indonesia pada November 2020

Di China, vaksin ini sudah mendapat izin sebagai obat yang dibutuhkan secara khusus dan digunakan terbatas di kalangan militer.

Untuk kandidat vaksin Covid-19 yang dibuat Sinopharm belum diumumkan namanya.

Saat ini vaksin itu sudah di tahap uji klinis fase 3. Jika vaksin Ad5-nCoV adalah vaksin rekombinan berbasis adenovirus Ad5, vaksin yang dibuat Sinopharm berisi virus yang telah dilemahkan atau diinaktivasi.

Terakhir, vaskin yang dibuat oleh Sinovac Biotech yang dinamai CoronaVac.

Seperti Sinopharm, vaksin CoronaVac juga berisi virus yang telah dilemahkan atau diinaktivasi.

2. Sudah mendapat emergency use authorization (EUA) dari China

Ketiga vaksin yang diproduksi oleh Cansino, G42/Sinopharm, dan Sinovac telah mendapat emergency use authorization (EUA) atau otorisasi penggunaan darurat.

Ketiganya pun kini sudah masuk pada tahap akhir uji klinis tahap ketiga dan dalam proses mendapatkan EUA di sejumlah negara.

Cansino melakukan uji klinis tahap ketiga di China, Arab Saudi, Rusia, dan Pakistan.

G42/Sinopharm melakukan uji klinis tahap ketiga di China, Uni Emirat Arab (UEA), Peru, Moroko, dan Argentina. Pemerintah UAE ikut memberikan emergency use authorization kepada G42/Sinopharm.

Baca juga: Bio Farma Ungkap Kisaran Harga Vaksin Covid-19 per Dosisnya, Pastikan Tak akan Beratkan Pemerintah

Sementara itu, Sinovac melakukan uji klinis tahap ketiga di China, Indonesia, Brazil, Turki, Banglades, dan Chili.

Untuk diketahui, EUA adalah izin penggunaan metode atau produk medis untuk mendeteksi, mencegah, atau mengobati penyakit dalam kondisi darurat.

Dengan kata lain, EUA adalah alat penting bagi pejabat kesehatan masyarakat dan dokter yang terlibat dalam tanggap darurat kesehatan seperti pada keadaan pandemi saat ini.

Menurut ahli biologi molekuler Profesor Amin Soebandrio beliau mengatakan bahwa "penggunaan vaksin dalam kondisi seperti pandemi saat ini dimungkinkan untuk dilakukan segera," kata Prof Amin saat dihubungi Kompas.com, Senin (12/10/2020).

Namun, dalam hal ini Badan POM dan Kemenkes juga harus sudah memberikan izin.

Karena kewenangan penggunaan vaksin ada di kedua lembaga ini.

Mengingat saat ini banyak sekali pihak yang berharap bahwa vaksin Virus Corona harus segera digunakan untuk mengatasi pandemi Covid-19 saat ini.

3. Sasaran penerima vaksin Covid-19 di Indonesia

Menko Perekonomian yang juga Ketua Komite Penanganan Covid 19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) Airlangga Hartarto mengatakan, total ada 160 juta orang yang akan mejadi sasaran penerima vaksin Covid-19.

Hal itu berdasarkan prioritas sasaran penerima vaksin yang merujuk kepada Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi.

"Jadi total sekitar lebih kurang 160 juta orang," ujar Airlangga sebagaimana dikutip dari siaran pers di laman Kemenko Perekonomian, Selasa (13/10/2020).

Adapun rincian sasaran penerima vaksin tersebut, yakni, pertama, garda terdepan yakni, medis dan paramedis contact tracing, pelayanan publik termasuk TNI/Polri, dan aparat hukum, sebanyak 3,4 juta orang.

Kedua, Masyarakat (tokoh agama/masyarakat), perangkat daerah (Kecamatan, Desa, RT/RW), sebagian pelaku ekonomi sebanyak 5,6 juta orang.

Baca juga: Airlangga Hartarto Ungkap Prioritas Penerima Vaksin Covid-19, Paramedis hingga TNI/Polri

Ketiga, seluruh tenaga pendidik (PAUD/TK, SD, SMP, SMA dan Sederajat Perguruan Tinggi) sebanyak 4,3 juta orang.

Keempat, aparatur Pemerintah (Pusat, Daerah dan Legislatif) sebanyak 2,3 juta orang.

Kelima, peserta BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) sebanyak 86 juta orang.

"Kemudian ditambah masyarakat yang usianya 19-59 tahun sebanyak 57 juta orang," lanjut Airlangga.

4. Dosis vaksin yang disiapkan

Menurut keterangan pemerintah, Cansino menyanggupi 100.000 dosis vaksin (single dose) pada November 2020.

Selanjutnya, 15-20 juta dosis vaksin untuk tahun 2021.

G42/Sinopharm menyanggupi 15 juta dosis vaksin (dual dose) tahun ini.

Dari jumlah itu, sekitar 5 juta dosis akan mulai datang pada November 2020.

Sementara itu, Sinovac menyanggupi 3 juta dosis vaksin hingga akhir Desember 2020, dengan komitmen pengiriman 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) pada minggu pertama November dan 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) lagi pada minggu pertama Desember 2020, ditambah 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk.

Sementara itu, untuk 2021, Sinopharm mengusahakan 50 juta (dual dose), Cansino 20 juta (single dose), dan Sinovac 125 juta (dual dose).

Single dose artinya satu orang hanya membutuhkan satu dosis vaksinasi, sedangkan dual dose membutuhkan dua kali vaksinasi untuk satu orang.

5. Harga vaksin Sinovac kisaran Rp 200 ribu

Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir memastikan harga vaksin Covid-19 dari Sinovac di Indonesia tidak akan memberatkan. Dia memperkirakan harga vaksin berada dikisaran Rp 200.000 per dosisnya.

Hal ini diungkapkan Honesti untuk menanggapi pemberitaan yang menyatakan bahwa Sinovac sudah menandatangani kontrak pengadaan vaksin dengan Brazil yang akan menjualnya dengan harga 1,96 dollar AS per dosis.

“Informasi harga vaksin Covid-19 di Brazil, telah kami klarifikasi ke pihak Sinovac. Mereka sudah mengirimkan surat elektronik resmi ke Bio Farma yang memastikan bahwa informasi dalam pemberitaan tentang kontrak pembelian 46 juta dosis dengan nilai kontrak 90 juta dollar AS dengan pemerintah Brazil tidak tepat, dan mengenai harga 1,96 dollar AS per dosis pun tidak tepat,” ujar Honesti dalam keterangan tertulisnya, Selasa (13/10/2020). (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Fakta Vaksin Covid-19 di Indonesia, dari Sasaran hingga Harga"