TRIBUNWOW.COM - Ratusan warga Tasikmalaya mengalami keracunan massal seusai menyantap nasi kuning yang dibagikan oleh seorang warga pada Rabu (7/10/2020).
Meskipun belum ditemukan pasti makanan apa yang menyebabkan keracunan, para korban yang dirawat di rumah sakit mengakui bahwa mereka mulai merasakan gejala keracunan seusai menyantap hidangan boks nasi kuning tersebut.
Hingga Senin (12/10/2020), total 215 warga Tasikmalaya menjadi korban keracunan massal, menanggapi fenomena ini, Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman menetapkan kasus keracunan massal sebagai kejadian luar biasa (KLB).
Baca juga: Perkirakan 250 Warga Tasikmalaya Keracunan, Dinkes Berhasil Lacak Penyebab Lewat Aroma Tinja Korban
Dikutip dari Kompas.com, Senin (12/10/2020), sosok yang membagikan boks nasi kuning itu diketahui sebagai seorang pengusaha yang bertempat tinggal di Kampung Cilange.
Budi mengatakan, Pemkot Tasikmalaya kini akan menanggung seluruh biaya perawatan bagi korban keracunan massal.
"Sampai hari ini tercatat sebanyak 215 korban keracunan massal di Mangkubumi," jelas Budi saat meninjau para korban di Puskesmas Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Senin (12/10/2020).
"Pemkot Tasikmalaya sudah menetapkan kejadian ini sebagai KLB. Semua biaya akan ditanggung oleh pemerintah sampai sembuh."
Budi menegaskan kasus keracunan massal sebagai hal yang tak terduga dan tidak diinginkan oleh semua pihak.
Ia mengatakan, pihak keluarga yang membagi-bagikan boks nasi kuning itu bertujuan mengadakan syukuran ulang tahun anak mereka.
Akhirnya pihak keluarga mengirim makanan syukuran ke warga di sekitar Mangkubumi.
Tak hanya tamu undangan, keluarga yang mengadakan acara juga hampir semuanya jatuh sakit keracunan nasi kuning.
"Kita semua fokus dalam penanganan para korban. Apalagi masih ada 44 pasien yang dirawat di puskesmas, 25 di RSUD Soekardjo dan RS swasta lainnya. Kita segenap tim medis berupaya mengobati dan bisa selesai secepatnya musibah ini," tambah Budi.
Budi juga berpesan kepada tim medis dan masyarakat agar senantiasa menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah potensi penyebaran Covid-19.
"Jangan sampai nantinya kalau tak menerapkan protokol kesehatan akan muncul masalah baru Covid-19, setelah menangani pasien keracunan massal. Mari semua kita jaga kesehatan dengan terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS)," ungkap Budi.
Tercatat 171 orang telah sembuh, sedangkan 44 sisanya masih menjalani perawatan di berbagai tempat, mulai dari puskesmas, klinik, rumah sakit, hingga ruang sekolah yang dijadikan ruang perawatan darurat.
Hampir seluruh korban keracunan diketahui berasal dari beberapa kampung yang berada di Kecamatan Mangkubumi, Tasikmalaya.
Baca juga: Kondisi Jasad Bocah 9 Tahun yang Dibunuh saat Menolong Ibunya dari Pemerkosaan, Polisi: Memilukan
Lacak Penyebab Lewat Aroma Tinja
Sebelumnya, diperkirakan ada 250 lebih warga Tasikmalaya menjadi korban keracunan massal.
Tercatat hingga Kamis (8/0/2020), telah ada 142 korban yang mengeluhkan gejala-gejala keracunan, mulai dari sakit perut, muntah, hingga diare.
Kabid Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Titie Suryaningsari menyebut pihaknya telah berhasil melacak sumber penyebab keracunan massal tersebut.
Baca juga: Pesta Pernikahan Berujung Hilangnya Nyawa, Tamu yang Datang Langsung Tikam Bagian Punggung Korban
Dikutip dari TribunJabar.id, Jumat (9/10/2020), berdasarkan keterangan para korban, mereka mengeluhkan mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi nasi kuning.
Seperti yang diketahui, pada Rabu (7/10/2020), tepatnya di Kampung Cilange, ada seorang warga yang merayakan hari ulang tahun dan membagi-bagikan boks nasi kuning kepada warga sekitar.
"Sesuai keterangan pemilik hajatan, mereka menyediakan 120 boks nasi kuning. Jika satu boks dimakan oleh dua sampai empat orang, kemungkinan jumlah korban lebih dari 250 orang," kata Titie.
Titie menjelaskan, pihaknya meyakini yang menjadi sumber penyebab keracunan adalah makanan.
Hal itu berhasil terlacak lewat aroma tinja korban, dan indikator-indikator lainnya.
"Penyebabnya sudah bisa dipastikan yaitu keracunan makanan. Tapi makanan mana yang menjadi sumber penyebabnya, masih dalam proses laboratorium," kata Titie.
Titie mengatakan, Dinkes Kota Tasikmalaya telah mempersiapkan sejumlah obat dan sarana perawatan untuk mengobati para korban.
Ia juga menargetkan para korban akan sembuh dalam waktu dua hingga tiga hari.
"Semuanya mudah-mudahan bisa tertangani dengan baik. Yang sudah bisa berobat jalan, kami suruh pulang sambil terus dipantau perkembangannya," ujar Titie.
Sebelumnya diberitakan, karena membludaknya jumlah pasien, dibentuk sejumlah ruang rawat darurat yang mengambil tempat di sekolah, dan di belakang puskesmas.
"Atas inisiatif kami, digunakan sebagai ruang perawatan darurat," kata Danramil setempat, Mayor Inf Iwan Suwanto.
Anwar seorang warga yang turut menjadi korban keracunan menceritakan gejala keracunan dimulai pada Kamis (8/10/2020).
"Kami tidak tahu dari mana sumber keracunan ini. Namun tiba-tiba secara bersamaan kami terserang pusing, mual, muntah dan diare. Mulainya Kamis dini hari," kata Anwar, warga setempat.
Anwar menduga kuat sumber keracunan berasal dari nasi kuning yang ia konsumsi bersama keluarganya.
"Istri dan anak saya makan cukup banyak, sehingga terserang. Sedangkan saya sempat makan sedikit dan hanya terkena diare," kata Anwar. (TribunWow.com/Anung)
Artikel ini diolah dari tribunjabar.id dengan judul Apa Penyebab Keracunan yang Dialami Ratusan Warga Mangkubumi Tasikmalaya? Ini Kata Dinkes, dan Kompas.com dengan judul "Keracunan Massal di Tasikmalaya Ditetapkan Jadi KLB, Total Korban 215 Orang"