TRIBUNWOW.COM - Keberadaan dari Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) terus mendapatkan penolakan karena dianggap memiliki tujuan terselebung yakni berkaitan dengan politik dan Pilpres 2024.
Kondisi tersebut dibuktikan dengan adanya kericuhan ataupun bentrokan yang dilakukan oleh massa yang menentang acara KAMI.
Terakhir adalah terjadi di Gedung Juang, Surabaya, Senin (28/9/2020) dan Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (30/9/2020).
• KAMI Dinilai Ganggu Stabilitas, Eggi Sudjana Singgung Nama Jokowi: Saya Enggak Nyuruh Mundur
• Diminta Ali Ngabalin Supaya KAMI Segera Bentuk Partai, Eggi Sudjana: Statement yang Kurang Cerdas
Dilansir TribunWow.com, Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) sekaligus deklarator KAMI, Gatot Nurmantyo akhirnya mengakui bahwa pihaknya memang sedang berpolitik.
Hal itu diungkapannya dalam acara Zoom In yang tayang di kanal YouTube Talk Show tvOne, Sabtu (3/10/2020).
"Memang benar bahwa KAMI berpolitik, tidak salah," ujar Gatot.
"Saya ulangi, KAMI benar-benar berpolitik," tegasnya.
Namun yang dimaksud berpolitik oleh Gatot bukanlah seperti berpolitik pada umumnya.
Dirinya menyebut sebagai politik langit yang diartikan sebagai mencari jalan dan ridho dari Allah SWT.
"Tapi politik KAMI adalah politik langit, kita mencari ridho dari Allah SWT dengan melakukan kegiatan-kegiatan ini," jelasnya.
Sedangkan saat disinggung artian tujuan politik secara harafiah, Gatot kembali membantah.
Gatot menegaskan bahwa KAMI maupun dirinya pribadi tidak pernah sama sekali berbicara tentang politik, apalagi tentang gelaran Pilpres 2024 mendatang.
• Acara yang Dihadiri Dapat Penolakan dan Selalu Dikaitkan dengan KAMI, Gatot: Emangnya Saya Teroris?
Dikatakannya bahwa tujuan sebenarnya dari KAMI tidak lain adalah untuk mengawasi dan mengontrol jalannya pemerintah, termasuk membantu kondisi negara yang sulit di tengah pandemi Covid-19.
"Tidak ada agenda politik yang dalam artian politik secara harafiah untuk menuju 2024?" tanya presenter Dwi Anggia.
"Saya selalu berbicara di hadapan KAMI jangan berbicara tentang 2024, tetapi bagaimana menyelamatkan negara dan bangsa ini dalam kondisi ada dua permasalahan, masalah kesehatan dan masalah ekonomi," jawab Gatot.
"Ini yang harus segera kita berupaya agar jangan sampai ekonomi makin buruk kemudian penyakit makin tinggi," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 12.45
Ali Ngabalin Sarankan Supaya KAMI Segera Bentuk Partai
Di sisi lain, sebelumnya, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin menyarankan supaya Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) bisa segera membentuk partai.
Alasannya menurut Ali Ngabalin adalah supaya posisi ataupun keberadaan KAMI itu menjadi jelas.
Hal itu disampaikannya kepada Komisi Hukum dan HAM KAMI, Eggi Sudjana, dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam 'tvOne', Jumat (2/10/2020).
Dilansir TribunWow.com, dalam kesempatan itu, Ali Ngabalin juga mencontohkan nama-nama partai baru, seperti Partai Gelora bentukan dari Fahri Hamzah dan Anis Matta.
Termasuk yang terbaru adalah partai bentukan dari politikus senior Amien Rais, yakni Partai Ummat.
"Sebaiknya memang KAMI itu harus segera jadi partai aja deh, bikin aja partai enggak usah ragu-ragu, supaya lebih enak dan enggak usah malu-malu kucing," ujar Ali Ngabalin.
"Partai Gelora, Partai Ummat juga bisa, kenapa KAMI enggak bisa, supaya jelas, standing posisinya jelas," jelasnya.
Mendengar hal itu, Eggi Sudjana justru tidak membenarkan apa yang disampaikan oleh Ali Ngabalin.
Bahkan menurutnya, statemen tersebut dirasa kurang cerdas.
Dirinya menegaskan bahwa dari awal tidak ada tujuan dari KAMI untuk mengarah menjadi sebuah partai.
• Gatot Nurmantyo Bantah Tudingan Pangdam soal Ziarah di Kalibata Ada Deklarasi KAMI: Itu Bohong Besar
• Tegaskan KAMI Bukan Alat Buat Nyapres, Gatot Nurmantyo: Kalau Jadi Partai Politik, Saya Keluar
"Ini juga statement yang menurut saya kurang cerdas, karena tidak ada urusannya untuk bikin partai baru," tegas Eggi Sudjana.
"Kita ini di KAMI itu sudah banyak yang ikut partai. Saya sendiri punya partai, Partai Pemersatu Bangsa, ketua umum saya," ungkapnya.
Eggi Sudjana lantas menjelaskan tujuan dari dibentuknya KAMI, yakni tidak lain untuk memberikan kontrol dan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan.
Lebih tepatnya menurutnya adalah untuk menjalankan peran yang tidak dimiliki oleh partai politik.
Oleh karenanya, ia meminta supaya keberadaan KAMI tidak malah dianggap atau dijadikan sebagai penentang pemerintah.
"Ada beberapa kekosongan yang tidak bisa dimainkan oleh partai, lalu kita berperan untuk mengingatkan," katanya.
"Ini bangsa kita semua. Jangan kau merasa kau penguasa, kemudian kita rakyat, jadi berhadapan, justru rakyat harus diurus," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke-10.20:
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)