Terkini Nasional

Kritiknya ke Puan Maharani Ditertawai Politisi PDIP, Fadli Zon: Memang Ini soal Saya Pribadi?

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdebatan terjadi antara Fadli Zon (kiri) dengan politisi PDIP Zuhairi Misrawi (kanan) terkait pernyataan kontroversial Puan Maharani, dalam Kabar Petang, Kamis (3/9/2020).

TRIBUNWOW.COM - Politisi Partai Gerindra Fadli Zon menanggapi reaksi politisi PDIP Zuhairi Misrawi saat dikritik.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Kabar Petang di TvOne, Kamis (3/9/2020).

Diberitakan sebelumnya Ketua DPR Puan Maharani menyampaikan pernyataan yang mengundang polemik, yakni "Mudah-mudahan Sumatera Barat menjadi provinsi yang memang mendukung negara Pancasila."

Ali Ngabalin Bela Fadli Zon dan Fahri Hamzah yang Diberi Bintang Jokowi: Mereka Kerja Siang Malam

Fadli Zon kemudian menilai pernyataan putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tersebut dapat memicu perpecahan di dalam bangsa.

"Kita justru ingin menyatukan apakah proses politik, apakah pilpres, pemilu, pilkada, jangan diutak-atik lagi persoalan ideologi," jelas Fadli Zon.

Ia menyebutkan tidak perlu menilai seberapa Pancasilaisnya seseorang karena akan menimbulkan perpecahan.

Fadli menambahkan, hal yang lebih penting adalah melihat program yang diajukan setiap calon kepala daerah dalam pilkada mendatang.

"Mari kita berpikir maju, 75 tahun lalu okelah kita bicara seperti itu," tegasnya.

Diketahui Zuhairi Misrawi menyinggung penghargaan yang baru-baru ini diterima Fadli Zon dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurut Zuhairi, kritik Fadli Zon tidak mencerminkan penghargaan tersebut.

"Ini bukan soal saya pribadi, apalagi enggak ada hubungannya dengan Bintang Mahaputra," bantah Fadli Zon.

"Saya kira kalau Jokowi ngasih Bintang Mahaputra, dia tahu dia mengakui demokrasi," lanjutnya.

Zuhairi tertawa saat mendengar argumen Fadli Zon tersebut.

Namun Fadli tidak menanggapi reaksi lawan bicaranya ini.

Kader Senior PDIP Tolak Pasangan Bobby-Aulia di Pilkada Medan: Dia Bukan Kader, KTA Aja Masih Basah

"Publik sudah melihat, publik sudah menilai. Memangnya tidak boleh menilai?" lanjutnya.

Diketahui sebelumnya Zuhairi berdalih pernyataan Puan itu ditujukan untuk kader-kader PDIP yang akan berkontes di Pilkada Sumbar.

Fadli menilai hal ini sebagai alasan semata, karena tidak ada kata-kata yang menyatakan demikian.

Ia menafsirkan ucapan Puan memang ditujukan untuk masyarakat Sumatera Barat secara universal.

"Memang disebut, 'Ini untuk kader partai'? 'Kan tidak. Dan ini publik menyangkut orang-orang Sumatera Barat dan Pancasila," ungkit mantan Wakil Ketua DPR ini.

Fadli mengaku dirinya banyak mendapat masukan terkait pernyataan Puan yang kontroversial tersebut.

"Saya juga sebagai Ketua Umum Ikatan Keluarga Minang se-Indonesia," papar politisi berdarah Minang ini.

"Saya juga banyak masukan dari warga Minang yang ada di perantauan," lanjutnya.

"Memang ini soal saya pribadi? Ini soal warga yang jutaan juga," tandas Fadli.

Lihat videonya mulai menit 9:00

Desak Puan Maharani Minta Maaf ke Warga Minang

Dalam tayangan yang sama, Fadli Zon menilai pernyataan putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tersebut tidak tepat fakta dari faktor sejarah.

Ia menegaskan tidak bermaksud mencari isu dengan membahas pernyataan Puan yang dinilai blunder tersebut.

"Ini bukan menggoreng. Saya kira dari diksinya saja sudah jelas, ada semacam keraguan," komentar Fadli Zon.

"Ini mungkin slip of the tounge, salah ucap atau salah bicara," lanjutnya.

Mantan Wakil Ketua DPR RI ini menilai Puan hanya perlu meminta maaf kepada masyarakat yang tersinggung, atau setidaknya memberi klarifikasi.

"Kalau ada salah ucap atau salah bicara, mudah saja, tinggal diralat. Kalau lebih jauh minta maaf," kata Fadli.

Fadli melanjutkan, argumentasi yang menuai keberatan dari banyak pihak itu justru menjadi blunder bagi sang Ketua DPR.

Apalagi pernyataan Puan menyangkut masyarakat Minang.

"Kalau misalnya mau mempertahankan argumentasi, saya kira itu akan merugikan diri sendiri," komentar politisi berdarah Minang ini.

Ketua DPR RI Puan Maharani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/10/2019) (KOMPAS.com/Haryantipuspasari)

• Refly Harun Hitung-hitungan Kader PDIP yang Maju di Pilpres 2024, Ganjar Pranowo atau Puan Maharani?

"Orang Minang itu dikenal cukup kritis, egaliter, tidak feodal. Orang Minang tidak bisa disuruh apa kata ini harus diikuti," paparnya.

"Kalau salah, ya pasti dikoreksi. Wataknya bukan watak feodal," lanjut Fadli.

Ia membenarkan sikap kritis warga Minang pasti akan menyoroti pernyataan Puan.

"Jadi karena itu pasti akan kritis dalam melihat hal-hal seperti itu," tegasnya.

Fadli melanjutkan, justru ucapan Puan itu terkesan memancing perselisihan di antara masyarakat.

Ia menilai Puan terkesan meragukan sikap nasionalisme warga Sumbar.

"Saran saya justru pernyataan seperti ini yang bisa memicu pemecahbelahan. Bukan komentar seperti itu, tapi pernyataan seperti ini," jelas Fadli.

"Itu jelas sekali kalau diberikan ke pelajaran bahasa Indonesia artinya apa. Apakah ini ada keraguan atau apa?"

"Paling tidak, walaupun maksudnya berbeda atau salah pengucapan, diterimanya sudah berbeda," tambahnya. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)