Terkini Daerah

Ragukan Dalih NL Sakit Hati sampai Ingin Bunuh Bos Pelayaran Kelapa Gading, Pakar: Biasanya Spontan

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tersangka kasus penembakan pengusaha bos ekspedisi saat akan menaiki mobil tahanan usai rilis di Halaman Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (24/8/2020). Polisi menangkap 12 pelaku penembakan maut di Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang menewaskan pengusaha pelayaran Sugianto (51). Penembakan maut tersebut diotaki oleh karyawati korban bernama Nur Lutfiah (34) akibat sakit hati. Tribunnews/Jeprima

TRIBUNWOW.COM - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri menganalisis motif tersangka otak pembunuhan bos pelayaran Sugiarto (51), yakni wanita berinisial NL (34).

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan saat dihubungi dalam Apa Kabar Indonesia Malam di TvOne, Senin (24/8/2020).

Diketahui NL menjadi otak penembakan Sugiarto, dengan dibantu komplotan berjumlah 11 orang yang memiliki perannya masing-masing.

Pakar psikologi forensik Reza Indragiri menganalisis kasus penembakan bos pelayaran Sugiarto di Kelapa Gading, dalam Apa Kabar Indonesia Malam, Senin (24/8/2020). (Capture YouTube Apa Kabar Indonesia TvOne)

Selain Uang, Ini Alasan Eksekutor Mau Diajak NL Bunuh Bos Pelayaran di Kelapa Gading: Satu Kelompok

"Saya pikir perlu didalami lebih jauh terkait pengakuan si otak ini. Dia katakan ada dua alasan kenapa dia merancang pembunuhan berencana sekaligus pembunuhan bayaran ini," kata Reza Indragiri.

Ia menjelaskan pembunuhan dengan motif sakit hati diakibatkan adanya emosi meluap dari si pelaku.

"Pertama katanya sakit hati. Berarti dalam khazanah psikologi forensik ini disebut emotional aggretion," terangnya.

Sementara itu ada motif kedua yang tidak didasari suasana hati.

Motif ini dapat bertujuan mendapat manfaat tertentu, melarikan diri dari hukum, menutup kejahatan, dan lain-lain.

"Sementara yang kedua adalah ada sangkut-pautnya dengan masalah penggelapan pajak. Dengan kata lain ini diistilahkan sebagai instrumental aggretion," ungkap Reza.

Ia lalu menjelaskan ciri-ciri pembunuhan yang dilatarbelakangi masalah emosional pelaku.

"Lazimnya orang-orang yang melakukan pembunuhan yang dilatarbelakangi oleh sakit hati atau emotional aggretion, orang ini bisa mengklaim dirinya mengalami extreme emotional disturbance, goncangan hati yang sedemikian dahsyat," terangnya.

Polisi Ungkap Ciri 2 Pelaku Penembakan Pengusaha di Kelapa Gading, Diduga Sempat Pantau TKP

Reza menyebutkan biasanya tipe pembunuhan itu terjadi dalam waktu dekat antara munculnya luapan emosi sampai aksi kekerasan.

Selain itu, umumnya pelaku akan menggunakan alat kekerasan seadanya.

"Biasanya suasana hati yang semacam itu dalam waktu dekat akan memunculkan perilaku pembunuhan yang sifatnya spontan, menggunakan alat kejahatan yang seadanya," jelas Reza.

Namun kasus ini menggunakan perencanaan matang dari bulan Maret 2020 lalu.

Maka dari itu, Reza meragukan alasan sakit hati yang dicetuskan NL.

"Sementara dalam kasus ini butuh waktu berbulan-bulan. Patut dipertanyakan kembali motif pertama masalah sakit hati ini benar adanya atau lagu lama ironi viktimisasi," tandasnya.

Lihat videonya mulai menit 6:30

NL Ajak Eksekutor Lain untuk Bunuh Sugiarto

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus menjelaskan awal mula tersangka wanita berinisial NL (34) membunuh bos pelayaran Sugiarto (51).

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan saat dihubungi dalam Apa Kabar Indonesia Malam di TvOne, Senin (24/8/2020).

Diketahui Sugiarto tewas dengan luka tembah di kompleks Ruko Royal Gading Square, Kelapa Gading I, Jakarta Utara, Kamis (13/8/2020) lalu.

• Video Detik-detik Pelaku Penembakan di Kelapa Gading Dibekuk Polisi, Dikejar dan Dihentikan Mobilnya

Yusri menerangkan rencana itu pertama dicetuskan NL kepada RM, yakni suami sirinya.

Tidak hanya itu, NL sudah menyiapkan dana untuk membayar jasa para eksekutor.

"Keluhan dari NL supaya dilakukan eksekusi kepada korban dengan menyiapkan dana Rp200 juta," ungkap Yusri Yunus.

RM lalu mencari komplotan yang dapat diajak bekerja sama di kampung halamannya.

Yusri menyebutkan orang-orang yang diajak ini sudah mengenal RM dan NL sebelumnya, bahkan dapat disebut teman sekampung.

Tersangka eksekutor kasus penembakan pengusaha bos ekspedisi saat akan menaiki mobil tahanan usai rilis di Halaman Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (24/8/2020). Polisi menangkap 12 pelaku penembakan maut di Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang menewaskan pengusaha pelayaran Sugianto (51). Penembakan maut tersebut diotaki oleh karyawati korban bernama Nur Lutfiah (34) akibat sakit hati. (Kolase (Tribunnews/JEPRIMA) dan (WARTAKOTA/Angga Bhagya Nugraha))

Oleh karena itu mereka menerima ajakan RM.

"Setelah itu RM minta kepada teman-temannya yang ada di Lampung, yang kebetulan mereka sama-sama satu kelompok, dalam arti kata sepermainan semuanya," papar Yusri.

"Dulu di bawah naungan orang tua NL sendiri, yaitu inisial R, S, dan AJ," ungkapnya.

Ketiga orang ini juga masih mencari orang lain untuk membantu rencana mereka.

• Polisi Ungkap Ciri 2 Pelaku Penembakan Pengusaha di Kelapa Gading, Diduga Sempat Pantau TKP

"Kemudian berangkat ketiga orang tersebut ke Jakarta dan berhenti di sana di satu hotel di Tangerang," papar Yusri.

"Kemudian membicarakan siapa kira-kira yang bisa melakukan dan bagaimana rencana alternatifnya," lanjut dia.

Diketahui mereka sempat menyusun rencana pembunuhan pertama.

"Pada 8 Agustus berkumpul lagi mereka di Cibubur Mansion, mematangkan lagi rencana pembunuhannya," jelas Yusri.

Awalnya korban akan dihabisi pada 10 Agustus 2020.

Yusri menerangkan komplotan ini sempat berkumpul beberapa kali untuk membicarakan upaya eksekusi tersebut.

"Rencananya akan mengundang si korban ini keluar, satu orang ini menyamar sebagai petugas pajak Kanwil," ungkap Yusri.

Orang yang menyamar sebagai petugas pajak itu adalah R.

"Kemudian pada saat sampai ke mobil akan dilakukan pembunuhan dengan cara mencekik," lanjutnya.

Namun rencana itu gagal sehingga mereka menyusun upaya pembunuhan kedua. (TribunWow.com/Brigitta)